Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan masyarakat yang masih kuat terkait tradisi bersih desa, sehingga tradisi bersih desa ini masih dipertahankan keberadaannya hingga saat ini. Masyarakat memiliki anggapan bahwa dengan mengadakan tradisi bersih desa dapat memberikan keselamatan, kesejahteraan bagi desa mereka, apabila sampai tidak melaksanakan tradisi bersih desa maka akan membawa bencana. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan datanya enggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan beberapa hal yaitu : proses pelaksanaan tradisi bersih desa dimulai dari kegiatan musyawarah, satu minggu sebelum tradisi bersih desa berlangsung terdapat kegiatan kerja bakti dan selamatan di 5 makam para leluhur desa, adapun 5 makam tersebut meliputi : makam Mbah Potro Kusumo, makam Mbah Malang, makam Kedungwatu, makam Mbah Tugu di Pijitelu dan Makam Mbah Tugu di Brangkal. Satu hari sebelumnya terdapat jamasan pusaka yang dilakukan oleh sesepuh dan menyembelih kambing. Pusaka-pusaka yang dijamasi berupa demung, kecer, dan bonang. Keesokan harinya waktu pelaksanaan bersih desa pusaka-pusaka yang dijamasi digendong oleh kepala desa, sesepuh, dan perangkat, kemudian ditayubkan dengan diiringi gendhing ilir-ilir dan kinanthi. Terdapat makna yang terkandung dalam tradisi bersih desa di Desa Sumberdadi yaitu memberikan keselamatan, membawa kesejahteraan, dan melestarikan budaya. upaya yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi tradisi bersih desa sebagai warisan budaya leluhur yaitu membacakan riwayat tradisi bersih desa yang dilakukan ketika tradisi bersih desa berlangsung, adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah desa, mengadakan tradisi bersih desa setiap tahunnya.
Copyrights © 2021