Model pembelajaran SAVI (Somatis, Visual, Auditori dan Intelektual) adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktifitas intelektual serta penggunaan semua indera dalam proses pembelajaran. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsep pembelajaran rangka dengan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) dan untuk mengetahui relevansi model pembelajaran SAVI dengan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak berpusat pada siswa. Pada saat guru melakukan evaluasi sebagaian siswa tidak dapat menjawab soal evaluasi sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada kegiatan belajar khususnya IPA di sekolah dasar, diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat agar konsep yang disampaikan dapat tercapai. Siswa aktif mencari pengetahuan baru dan fasilitator atau mediator dalam pembelajaran. Guru harus terampil merancang aktivitas yang beragam dan memungkinkan siswa terlibat secara penuh dalam pembelajaran. Guru dengan teliti memilih model pembelajaran sebagai kerangka dasar pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Metode Penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif karena menggambarkan upaya yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran gaya dan gerak dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD 179 Sarijadi di Kota Bandung yang berjumlah 25 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia bagi siswa kelas IIV semester II SDN 179 Sarijadi. Persentase peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV semester II  pada prasiklus hanya 4 siswa atau sebesar 16%, siklus I sebanyak 12 siswa atau sebesar 48%, siklus II sebanyak 20 siswa atau sebesar 80% dan siklus III sebanyak 23 siswa atau sebesar 92%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA sebanyak 19 siswa atau sebesar 76%.  Pendekatan SAVI dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi rangka manusia. Dapat dilihat dari rata-rata pra siklus 44,4, siklus I sebesar 61,4, siklus II sebesar  73,4, dan siklus III sebesar 84,6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan SAIVI dapat melampaui KKM sebesar 65. Dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut menunjukkan penerapan pendekatan SAVI telah mencapai tujuan penelitian. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021