Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot populasi juvenil abalon (Haliotis asinina) pada tiga kelompok. Penelitian dilaksanakan di Hatchery abalon Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara selama 90 hari. Ukuran hewan uji yang digunakan masing-masing kelompok populasi A (31,35-38,31 mm) sebanyak 21 ekor, kelompok populasi B (38,32–45,27 mm) sebanyak 97 ekor dan kelompok populasi C (45,28–52,60 mm) sebanyak 182 ekor. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan melihat perubahan panjang dan bobot tubuh kelompok populasi abalon. Hasil analisis regresi pada tiga kelompok hewan uji menunjukkan persamaan berturut-turut populasi A; Panjang = 27,441+0,972* Berat = Â5,169+0,378* B; Panjang = 35,728+0,445* Berat= Â30,55+1,068*, serta C; Panjang = 42,942+0,245* Berat= -35,05+1,177*. Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa pertambahan panjang cangkang tertinggi yaitu pada populasi A kemudian tertinggi kedua pada populasi B sedangkan pertambahan panjang cangkang terendah pada populasi C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kelompok populasi hewan uji selama penelitian mengalami pertambahan panjang cangkang namun tidak mengalami pertambahan pada bobot tubuh. Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan pakan makro alga jenis Eucheuma spinosum hanya bersifat pakan pengganti pada semua ukuran ataupun umur abalon mulai dari juvenil sampai dewasa. Selanjutnya hasil pengukuran parameter kualitas air memiliki kisaran masing-masing suhu berkisar antara 27–28 oC, salinitas 31-35 ppt, pH 7-8, DO 5,1–6,5 Mg/L, serta amoniak 0,05 Mg/L. Kata Kunci : Abalon (Haliotis asinina), Eucheuma spinosum, IMTA, Hubungan Panjang dan Bobot.
Copyrights © 0000