Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Keanekaragaman dan kepadatan teripang di perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Uni, Wa; Ramli, Muh.; Ishak, Ermayanti
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.907 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keanekaragaman dan Kepadatan Teripang di Perairan Tanjung Tiram. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai Juli 2015. Lokasi pengambilan sampel terdiri atas tiga stasiun masing-masing stasiun terbagi atas tiga kali ulangan. Pengambilan sampel menggunakan bell transek dengan luasan 5 x 20 m2. Terdapat tujuh jenis teripang yang ditemukan di lokasi penelitian yang terdiri dari Holothuria.atra, H.scabra, Bodhacia marmorata, H.grasilis, Sithopus ocelatus dan S.variegates dan B.bivitientis. Nilai indeks keanekaragaman teripang pada bulan terang dan gelap berkisar 0,85-1,43 dan 0,92-1,31. Kepadatan jenis tertinggi pada bulan terang dan gelap terdapat pada spesies H.scabra, dan kepadatan terendah dari spesies S.ocelatus. Pola penyebaran teripang setiap stasiun dan bulan penelitian yaitu berkelompok (Id > 1). Nilai indeks dominansi teripang pada bulan terang dan gelap berkisar 0,28-0,48 dan 0,29-0,45.Kata kunci : Teripang, Keanekaragaman, Kepadatan, Peyebaran, Dominansi
Kepadatan dan distribusi Kerang Bulu (Anadara antiquata L, 1758) di perairan Wangi-wangi Selatan Desa Numana Kabupaten Wakatobi Dayanti, Fitri; Bahtiar, .; Ishak, Ermayanti
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.434 KB)

Abstract

Pulau Wangi-Wangi merupakan salah satu pulau yang terletak di Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi sumber daya laut. Salah satunya adalah sumber daya kerang bulu (Anadara antiquata). Organisme ini dikenal dengan nama lokal “kaindolu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan distribusi kerang bulu (Anadara antiquata L,1758) berdasarkan keberadaan kondisi vegetasi lamun. Pengambilan sampel kerang dilakukan sekali sebulan selama 3 bulan dari bulan Januari–Maret 2016 dengan menggunakan metode transek kuadrat 5x5 m2. Hasil penelitian diperoleh kepadatan kerang bulu berkisar 0,00–0,94 ind/m2. Kepadatan tertinggi ditemukan pada stasiun III berkisar 0,68–0,94 ind/m2, kemudian stasiun II berkisar 0,40–0,46 ind/m2 dan terendah pada stasiun I berkisar 0,04–0,02 ind/m2. Hasil uji Chi-kuadrat menunjukkan pola distribusi yang mengelompok dengan nilai Id >1 yaitu berkisar 1,41–2,70 serta pola distribusi yang seragam yaitu dengan Id < 1 yang berkisar 6–18. Kepadatan lamun selama penelitian berkisar 505.98–749.87 tegakan. Hasil pengukuran parameter lingkungan masih menunjukkan kisaran normal yang menunjang kehidupan kerang bulu (Anadara antiquata L.1758) dengan nilai suhu berkisar 29–320C, salinitas 28–31 ppt, pH air berkisar 6–7, pH substrat berkisar 6–7, bahan organik berkisar 0,56–1,8. Tekstur substrat di lokasi penelitian didominasi pasir halus sampai lumpur.Kata Kunci : Anadara antiquata L,1758., distribusi, Desa Numana, Kepadatan, Wangi-Wangi Selatan
Hubungan panjang berat Teripang di perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan Kaenda, Herman; Ishak, Ermayanti; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.283 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan pada bulan Juni sampai Juli 2015. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan panjang berat teripang kelas Holothuroidea. Pengamatan sampel teripang dilakukan pada malam hari secara acak (random sampling) dengan asumsi dapat mewakili ukuran teripang yang terdapat pada kisaran kedalaman 1–2 m. Frekuensi pengambilan sampel dua kali dalam sebulan yaitu pada fase bulan terang dan fase bulan gelap dengan total sampel sebanyak 158 individu. Pertumbuhan teripang kedalaman 1–2 m menunjukkan pola pertumbuhan alometrik negatif. Nilai b dari hubungan panjang berat kedalaman 1–2 m berkisar 0.985–1.548.Kata Kunci: Hubungan Panjang Berat, Teripang, Tanjung Tiram
Kualitas Pakan Formulasi dengan Binder Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Juvenil Abalon (Haliotis asinina)yang Dipelihara pada Sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Aquaculture) Primaningsih, Devy; Patadjai, Andi B.; Ishak, Ermayanti; Effendy, Irwan J.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.4 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i4.5005

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan jevenil abalon (H. asinina) dengan pemberian pakan formulasi berbeda yang dipelihara pada sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Aquaculture). Penelitian ini dilakukan di PT. Sumber Laut Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara selama 60 hari. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan pakan formulasi dengan binder berbeda dan 3 kelompok berdasarkan ukuran panjang cangkang. Ekstrak agar dan ekstrak karagenan digunakan sebagai perlakuan A dan B, sedangkan tepung sagu dan tepung terigudigunakan sebagai perlakuan C dan D. juvenil abalon yang digunakan berdasarkan ukuran panjang cangkan yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok ukuran , kelompok 1 (2,5-3,0 cm), kelompok 2 (3,1-3,5 cm), dan kelompok 3 (3,6-4,0). Laju pertumbuhan, konsumsi pakan, Feed Conversion Ratio (FCR), sintasan diamati selama penelitian dengan kualitas air yang dipertahankan pada kisaran suhu 28-300C, pH 7-8, salinitas 36-37 ppt, DO 2.9-7,mg/l, amoniak 0.60 mg/l, dan nitrat 0.021 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak berdasarkan panjang cangkang tertinggi diperoleh pada pelakuan A dengan nilai 2.85 cm sedangkan pertumbuhan mutlak berdasarkan bobot tubuh tertinggi diperoleh pada perlakuan C dengan nilai 1.42 g/individu. Akan tetapi, hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata pada laju pertumbuhan, konsumsi pakan, FCR, dan sintasan setiap perlakuan. Kata kunci: Binder, Haliotis asinina, juvenil abalon, pakan formulasi, pertumbuhan.
Hubungan Panjang dan Bobot Populasi Juvenil Abalon (Haliotis asinina) Menggunakan Pakan Eucheuma Spinosum yang Dipelihara pada Sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Aquaculture) Nasrullah, .; Effendy, Irwan J.; Ishak, Ermayanti
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.866 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i3.4288

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot populasi juvenil abalon (Haliotis asinina) pada tiga kelompok. Penelitian dilaksanakan di Hatchery abalon Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara selama 90 hari. Ukuran hewan uji yang digunakan masing-masing kelompok populasi A (31,35-38,31 mm) sebanyak 21 ekor, kelompok populasi B (38,32–45,27 mm) sebanyak 97 ekor dan kelompok populasi C (45,28–52,60 mm) sebanyak 182 ekor. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan melihat perubahan panjang dan bobot tubuh kelompok populasi abalon. Hasil analisis regresi pada tiga kelompok hewan uji menunjukkan persamaan berturut-turut populasi A; Panjang = 27,441+0,972* Berat = ­5,169+0,378* B; Panjang = 35,728+0,445* Berat= ­30,55+1,068*,  serta C; Panjang = 42,942+0,245* Berat= -35,05+1,177*. Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa pertambahan panjang cangkang tertinggi yaitu pada populasi A kemudian tertinggi kedua pada populasi B sedangkan pertambahan panjang cangkang terendah pada populasi C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kelompok populasi hewan uji selama penelitian mengalami pertambahan panjang cangkang namun tidak mengalami pertambahan pada bobot tubuh. Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan pakan makro alga jenis Eucheuma spinosum hanya bersifat pakan pengganti pada semua ukuran ataupun umur abalon mulai dari juvenil sampai dewasa. Selanjutnya hasil pengukuran parameter kualitas air memiliki kisaran masing-masing suhu berkisar antara 27–28 oC, salinitas 31-35 ppt,  pH 7-8,  DO 5,1–6,5 Mg/L,  serta amoniak 0,05 Mg/L. Kata Kunci : Abalon (Haliotis asinina), Eucheuma spinosum, IMTA, Hubungan Panjang dan Bobot.
Konsumsi Pakan dan Kematangan Gonad Induk Abalon (Haliotis asinina) pada Sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) Menggunakan Pakan yang Berbeda Jenis Gracilaria salicornia dan Gracilaria arcuata yang Bersumber dari Alam dan Hasil Budidaya IMTA Eko, Wa; Effendy, Irwan J.; Ishak, Ermayanti
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.438 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i3.4285

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 70 hari pada bulan Juli sampai September 2015 di hatcheryAbalon, PT. Sumber Laut Nusantara.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad (TKG) abalon (H. asinina) menggunakan jenis pakan G. salicornia  dan G. arcuata dari alam dan hasil budidaya IMTA. Menggunakan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsumsi pakan harian tertinggi terdapat pada perlakuan D (G. arcuata hasil budidaya sistem IMTA dengan nilai yaitu 30,0 g/hari) dan persentase TKG III tertinggi abalon Jantan dan Betina terdapat pada perlakuan D (G. arcuata hasil budidaya IMTA) dengan nilai masing-masing yaitu 87,77% dan 93,33%.  Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata terhadap konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad abalon  (P < 0,05). Kata Kunci: Induk abalon (H. asinina), Konsumsi pakan, Tingkatkematangan gonad, Sistem IMTA
Characterization of Kowoe snail and its antioxidant activity Haslianti Haslianti; Mita Gabriella Inthe; Ermayanti Ishak
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 1 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.159 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v20i1.16438

Abstract

Gold snail is called “Kowoe” in Celebes Island. They are  widely utilized by people as food.  This snail also has many properties and benefits.  The aims of this study were to determine the best solvent to extract the bioactive components of snails and measure the antioxidant activity. The  proximate analysis was caried out, then quantitative test of antioxidant activity by DPPH method was measured. The results of morphometric measurements showed the meat yield  11.86%. The  proximate analysis of fresh meat  consisted of water content 65.79%, 18.14% protein, 10.49% ash, 4.14% carbohydrates, and fats 3.44%, while the moisture content of dried meat contained  40/ 04%, 38.06% protein, carbohydrates 10.66%, ash 8.53% and 2.70% fat, respectively. The yield of extraction of the active compound using chloroform (non-polar) was 1.78%, ethyl acetate (semi-polar) was 3.41% and 6.63% methanol (polar).  The  snails kowoe contain more the polar of active compounds. The antioxidant activity of crude extract in methanol solvent (polar) had IC50 values  111.28 ppm (moderate).
Penguatan Kapasitas Kelompok Nelayan Wirausaha Mandiri melalui Transfer Teknologi Tepat Guna Ermayanti Ishak; Roslindah Daeng Siang
MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah Vol. 10 No. 1 (2015): Manajemen IKM
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.61 KB) | DOI: 10.29244/mikm.10.1.9-16

Abstract

Processing of target species do not optimal, especially the processing of the by-catch product. This is caused by the weak capacity of the fishing groups, particularly in the utilization of marine products in the dry season and the acquisition of market information, so it requires increased knowledge and transferal appropriate technology. Purpose of the study: (1) generate a group of fishermen who are skilled, creative and innovative in the processing of marine products; (2) create a group of fishermen who are good entrepreneurs with venture capital is cheap, affordable and sustainable; (3) make the fishing village groups as independent business pioneer advanced and community known as a producer and marketer of processed fish products as one of the typical souvenir of Kendari. Method of determining the sample was done by purposive sampling. This activity involves two groups of partners consisting of fishermen processors groups and fishermen fishing groups each of 20 people. The data were analyzed descriptively of the results of the implementation of the two activities, namely non-physical activities (socialization and education) and physical activity (manufacture plots hygienic drying fish and puffer fish burger-making). Action research results make a positive contribution to the strengthening of the capacity of a group of fishermen in the economic, scientific, cultural and social skills. Another positive contribution is opening insights and ways of thinking to make use of by-catch product into marketable products and process raw materials of marine fish with a hygienic manner that supports the improvement of the quality of the product to be accepted in the market, and create jobs in the village with the ability of a group of fishermen in entrepreneurship independent, which in turn can improve the economics of fishing households and assist the government in the construction of coastal villages.
Pemberdayaan Nelayan melalui Optimalisasi Karamba Tancap Multifungsi untuk Mendukung Wisata Bahari di Desa Pamata Raya, Kendari Ermayanti Ishak; Ratna Diyah Palupi; . Disnawati
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2019): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.5.1.64-70

Abstract

The village of Pamata Raya is a coastal area near from tourism of Bokori Island. This community service in collaboration with students field work practice program of faculty of fisheries and marine science Halu Oleo University aimed to provide knowledge and to empowerment community through the optimize a pen culture activity into a multifunctional facilities, such as for rear of fish, marine tourism, and education. The activity was conducted for July 2017 and consists of two steps, which is technical guidance to making a pilot multifunctional pen culture and training to make various food value added products based on fish. The results of the community service programs have been built multifunctional pen culture (9 m2) which is equipped with gazebos as a tourist spot for fishing, culinary, and education. This pen culture is used to cultivated various species of reef fish (mullet fish, parrotfish, groupers, and lobsters). Furthermore, culinary tourism is carried out by training fish-based food processing by groups of women fishermen, such as of fish meat floss, fish meatballs, and fish nuggets. Successfully this program can be obtained from the increased participation of partner in program implementation, the improvement of the quality of human resources through the transfer of technology, and economically there has been an increase in fish production and fishermen’s income especially for the target groups. This multifunctional pen culture can be an alternative fishermen livelihood during high wave season. The presence of multifunctional pen culture indirectly increase the number of visitors in Bokori Island which was also beneficial to the local community.
Density and Composition of Species Clam (Tridacna sp.) Based on Coral Cover Conditions in Wawosunggu Waters, Konawe Regency Ridwan Iskandar; Ermayanti Ishak; Dedy Oetama
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i2.4834

Abstract

Kima is one of the protected marine resources. It has an ecological role as a water bio-filter and a symbiotic mutualism with coral reef ecosystems. The purpose of the research was to find out of species density and composition of clams (Tridacna sp.) based on the coral coverage on the waters island of Wawosunggu, South Konawe. The study was conducted in September 2022. Sampling was carried out at 3 observation stations based on habitat characteristics. The observing method used a transect belt/swept area. Data in the form of density, relative abundance of clams, and percentage of coral cover analyze by using MS software. Excel 2010. The number of clams obtained was 155 individuals consisting of 3 types, namely Tridacna maxima, T. squamosa, and T. crocea. The totally density (totals from species and locations) was 0.10 individuals/m2. The composition of all types of clams ranges from 25-56%. The percentage of coral cover obtained was grouped into 4 categories, namely fleshy seaweed/algae, hard coral, abiotic, and other biotic. The percentage of coral cover at all stations was dominated by the hard coral category (Acropora sp. and non Acropora sp.) with water quality conditions that supported the presence of clams and coral reefs.