Telah dilakukan penelitian biofaom menggunakan biopolimer alam berupa pati singkong, selulosa dari serat jagung, dan polivinil Alkohol (PVA). Pembuatan biofoam tersebut dicetak menggunakan metode thermopressing dengan T=150 OC dan ditekan t = 3 menit. Untuk meningkatkan kualitas produk, ditambahkanlah bahan aditif berupa ion Ag+ yang dapat memberikan sifat antibakteri biofoam. Ion Ag+ diproduksi dengan menggunakan metode elektrolisis dari batang AgBr menggunakan tegangan listrik 15 Volt. Kemudian, larutan yang mengandung ion Ag+ hasil elektrolisis divarisasikan konsentrasi (12 ppm, 17 ppm, 22 ppm, 27 ppm). Ion tersebut kemudian dilapiskan ke dalam produk biofoam menggunakan metode dip coating, lalu dikeringkan pada suhu ruangan. Berdasarkan hasil karakterisasi FTIR, gugus fungsi O-H dan N-H bending diduga tempat menempelnya ion Ag+ pada biofoam. Hal ini dikarenakan tingginya afinitas gugus tersebut serta perbedaan nilai keelektronegatifan pada atom O dan N. Berdasarkan hasil uji antibakteri bakteri Bacillus sp didapatkanlah nilai diameter zona hambat pengujian pada keempat sampel berturut-turut 1,88 mm, 2,88 mm, 5,55 mm, dan 7,44 mm. Namun, hasil berbeda didapatkan pada pengujian bakteri Escherchia coli dengan tidak munculnya zona hambat yang dihasilkan. Kemudian, penambahan ion Ag+ pada biofoam tidak mempengaruhi pengujian daya serap air karena nilai pengujian cendrung tetap dengan rata-rata pengujian daya serap air mecapai 18,37%.
Copyrights © 2021