Perceraian orangtua dapat berdampak pada emosi anak, termasuk kematangan emosi anak yang seharusnya sudah dimiliki anak remaja akhir agar dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mengatasi permasalahannya. Sehingga penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kematangan emosi pada remaja akhir dari keluarga bercerai (hidup). Penelitian ini melibatkan dua remaja akhir yang memiliki orangtua yang bercerai. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik penggalian data penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan analisis tematik dengan theory drive dalam pengkodean data dan untuk teknik pemantapan kredibilitas sendiri peneliti menggunakan membercheck. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak remaja akhir yang orangtuanya bercerai (hidup) belum sepenuhnya memiliki kematangan emosi. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak terpenuhinya 1 dari 3 aspek kematangan emosi. Yaitu belum mampu mengontrol emosinya dengan baik. Namun kedua anak remaja akhir mampu menerima kenyataan dan mampu memahami cara mengatasi emosi serta permasalahan yang dihadapi. Kemampuan tersebut dibantu oleh faktor dukungan orang-orang terdekat.
Copyrights © 2022