Jurnal Sains Dirgantara
Vol 19, No 2 (2022)

Frekuensi Tumbukan Populasi Asteroid dekat-Bumi Berukuran Kecil dengan Planet-Planet Kebumian

Judhistira Aria Utama (Program Studi Fisika Departemen Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA Universitas Pendidikan Indonesia)
Wahyudin - Wahyudin (Program Studi Fisika Departemen Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA Universitas Pendidikan Indonesia)
Nanang Dwi Ardi (Program Studi Fisika Departemen Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA Universitas Pendidikan Indonesia)
Taufiq - Hidayat (Kelompok Keilmuan Astronomi, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung)
Lala Septem Riza (Departemen Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan MIPA Universitas Pendidikan Indonesia)



Article Info

Publish Date
29 Jul 2022

Abstract

Peristiwa papasan dekat antara populasi asteroid dekat-Bumi (ADB) dengan planet-planet kebumian sering kali terjadi dan menyebabkan orbit ADB mudah sekali berubah. Salah satu akibat dari perubahan orbit ini adalah terjadinya peristiwa tumbukan antara asteroid dengan planet-planet kebumian. Penelitian ini memanfaatkan 2387 sampel ADB nyata berukuran kecil (36 m <= D < 1 km, dalam rentang 17,90 < H < 24,97) dengan orbit yang telah dikenal sangat baik (U = 0), yang dibagi ke dalam 13 kelompok ukuran. Perhitungan orbit selama  tahun ke masa depan dilakukan dengan menggunakan paket integrator orbit Swift_RMVS4 hasil modifikasi sehingga dapat memperhitungkan gaya termal Yarkovsky. Langkah waktu perhitungan orbit dibuat sebesar 1/1000 tahun. Pada akhir komputasi orbit diperoleh fluks masuk sampel ADB ke zona pembuangan sebesar ~161 hingga ~335.330 asteroid per juta tahun. Probabilitas tumbukan intrinsik, Pi­, terkecil dimiliki oleh planet Mars, yaitu 7,42x10^-18  tahun-1 km-2 dan yang terbesar dimiliki oleh Bulan, yaitu 1,08x10^-16 tahun-1 km-2. Waktu antartumbukan paling singkat dimiliki oleh Bumi, dengan terjadinya satu tumbukan setiap 1374 tahun/1277 tahun yang melibatkan asteroid berdiameter D >= 36 m. Hal berlawanan berlaku untuk Mars, yang memiliki selang waktu antartumbukan terpanjang, yaitu 4709 tahun/4376 tahun. Survei terhadap populasi objek berdiameter dalam orde ratusan meter perlu dilakukan karena frekuensi tumbukan yang relatif lebih tinggi dengan potensi dampak kerusakan lokal hingga regional.

Copyrights © 2022