Simpang  tiga tak bersinyal di Kota Lhokseumawe khususnya simpang Selat Malaka saat ini kondisi arus lalu lintas mulai tidak stabil. Hal ini disebabkan ruas jalan mayor (jalan Banda Aceh – Medan) merupakan jalan menuju antar provinsi serta pusat pertokoan dan pemukiman. Penelitian ini dilakukan di simpang tak bersinyal tipe 344M (simpang Selat Malaka : jalan Banda Aceh – Medan dan jalan Merdeka Barat). Survey dilakukan pada jam puncak (peak hour) pagi, jam puncak (off peak hour) siang, jam puncak (peak hour) sore,  pada hari Senin, Rabu dan Minggu. Analisis Kinerja simpang tak bersinyal menggunakan  metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Penelitian ini untuk mengetahui kondisi arus Lalu lintas di simpang  tiga tak bersinyal pada saat ini. Tundaan rata-rata masih berada 15 detik /smp serta peluang antrian lebih besar dari 35% yang di tentukan MKJI. Derajat kejenuhan  yang terjadi 0,94 lebih besar 0.75 nilai yang di tentukan MKJI. Kapasitas simpang Selat Malaka yang terjadi 2.582 smp/jam lebih kecil  dari pada yang di tentukan MKJI 3.200 smp/jam. Dengan demikian kinerja simpang Selat Malaka memenuhi aturan MKJI 1997. Sehingga di simpang Selat Malaka Kota Lhokseumawe saat ini belum memerlukan pemasangan lampu lalu lintas atau Simpang Bersinyal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020