Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISA KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE TRANSYT 14 (Studi Kasus Simpang Empat & Simpang BPD Kota Lhokseumawe) Zulfhazli Abdullah
TERAS JURNAL Vol 6, No 1 (2016): Volume 6 Nomor 1 (2016), Teras Jurnal, Vol 6 No 1, Maret 2016
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.224 KB) | DOI: 10.29103/tj.v6i1.77

Abstract

Koordinasi antar simpang secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan  suatu  jaringan  jalan,  mengurangi  waktu  tunda  dan  waktu  berhenti  kendaraan. Setelah melakukan antrian waktu merah pada salah satu persimpangan, kendaraan diharapkan akan memperoleh waktu hijau pada persimpangan berikutnya. Sistem koordinasi demikian belum diterapkan di  Jalan  Merdeka Kota  Lhokseumawe. Sebagai jalan  utama  pada  pada lintasan tersebut ada dua persimpangan bersinyal yaitu, Simpang Empat dan Simpang BPD. Akibat belum adanya koordinasi antar persimpangan tersebut, sering kendaraan yang baru lolos dari Simpang Empat harus berhenti dan menunggu fase hijau lagi pada Simpang BPD dan begitu juga arah sebaliknya. Sehingga antrian, waktu tundaan dan waktu berhenti yang panjang terutama pada jam puncak tidak dapat dihindari. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), sementara untuk koordinasi lampu antar simpang menggunakan bantuan perangkat lunak Transyt 14 berpedoman pada metode Transport and Road Research Laboratory (TRRL) Inggris. Transyt 14 digunakan untuk mengevaluasi kinerja persimpangan pada kondisi eksisting serta membuat beberapa alternatif koordinasi dengan performance index (PI) sebagai kriteria utama. Hasil penelitian untuk alternatif terbaik dibandingkan kondisi eksisting diperoleh waktu siklus 100 detik, degree of saturation turun 17,07%, antrian berkurang 14,15%, waktu tunda berkurang 57,38%, jumlah henti turun 20,57%, dan tingkat pelayanan dapat ditingkatkan dari C menjadi B. Kata kunci : Koordinasi, Simpang Bersinyal, Transyt 14, level of servise
ANALISIS PENGARUH KINERJA LALU-LINTAS TERHADAP PEMASANGAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG TIGA (STUDI KASUS SIMPANG KKA) Zulfhazli Zulfhazli; Hamzani Hamzani; Lili Anggraini
TERAS JURNAL Vol 5, No 2 (2015): TERAS JURNAL Vol.5, No.2, September 2015
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.329 KB) | DOI: 10.29103/tj.v5i2.12

Abstract

Persimpangan merupakan jalinan jalan yang memiliki posisi penting dalam mengatur arus lalu lintas, tidak praktis dan tidak optimalnya pengaturan simpang akan menimbulkan permasalahan seperti kesemrautan dan kecelakaan. Persimpangan Simpang Tiga KKA telah dilakukan perubahan pengaturan dari simpang tidak bersinyal menjadi simpang bersinyal. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kinerja lalu-lintas terhadap pemasangan traffic light dengan menganalisa kapasitas, derajat kenuhan, tundaan serta tingkat pelayanan simpang, metode yang digunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Langkah pelaksanaan penelitian yaitu survey langsung di lapangan dengan pengambilan data volume lalu-lintas, ukuran geometrik dan waktu sinyal. Hasil diperoleh untuk erajat kejenuhan pada pendekat A (Medan-Banda Aceh) sebesar 0,74, pendekat B (Sp. KKA-Keluar) 0,32 dan pendekat C (Banda Aceh-Medan) 0,72 yaitu tergolong dalam kondisi stabil, artinya kapasitas simpang masih sanggup menampung arus maksimum yang melewati persimpangan tersebut, untuk nilai tundaan rata-rata seluruh simpang diperoleh hasil 7,60 det/smp sesuai dengan tabel tundaan simpang rata-rata (LOS) maka tingkat pelayanan yang diperoleh adalah B (Baik). Dengan begitu pengaturan lampu lalu-lintas pada persimpang tersebut masih belum layak dan dapat dipertahankan tanpa menggunakan traffic light.Kata Kunci: Simpang Bersinyal, Kapasitas, Derajat Kejenuhan
EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Polantas Cunda dan Simpang Selat Malaka Kota Lhokseumawe) Zulfhazli Zulfhazli
TERAS JURNAL Vol 4, No 1 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.1, MARET 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.671 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i1.29

Abstract

Bertambahnya pertumbuhan kendaraan berimbas pada jumlah volume lalu lintas yang melebihi kapasitas ruas jalan yang ada, dampaknya adalah terjadinya konflik lalu lintas pada suatu jaringan jalan. Simpang Polantas Cunda dan Simpang Selat Malaka merupakan simpang tak bersinyal berlengan tiga dengan bundaran ditengahnya dan simpang tiga tak bersinyal tanpa bundaran. Kedua simpang ini merupakan titik bertemunya ruas jalan Banda Aceh - Medan dan Lhokseumawe, pintu keluar dan masuk lalu lintas dari dan menuju Lhokseumawe. Untuk menyelesaikan permasalahan konflik lalu lintas diperlukan suatu pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung, terutama peningkatan jaringan jalan, perencanaan persimpangan serta manajemen lalu lintas. Data Volume lalu lintas diambil selama 3 hari pada jam sibuk pagi, sibuk siang dan sibuk sore. Hasil analisa kinerja Simpang Polantas Cunda, Pendekat A berada pada LOS E, nilai v/c sebesar 2.89 (nilai error), Pendekat B berada pada LOS A, nilai v/c sebesar 0,29 dan Pendekat C berada pada LOS E, nilai v/c sebesar 0,95; hal ini mengidikasikan Pendekat B aliran lalu lintas terjadi tampa hambatan dengan volume rendah dan tampa ada gangguan dari kendaraan lain, sedangkan Pendekat A dan Pendekat C aliran lalu lintas tidak stabil dan kendaraan mulai terhenti akibat padatnya lalu lintas. Sedangkan kinerja Simpang Selat Malaka berada pada LOS A, nilai v/c sebesar 0,46 dan delay sebesar 7,1 detik, hal ini mengindikasikan aliran lalu lintas berjalan relatif tidak terganggu dengan volume tinggi dengan arus terbagi lurus dan belok kiri ataupun belok kanan.Kata Kunci : Volume, Kapasitas, Antrian, Delay, Level of Service
Utilizing Crushed Clinker Brick Waste as Coarse Aggregate to Produce Concrete With Compressive Strengths Up to 40 Mpa by Adjusting The Gradation Curve Yulius Rief Alkhaly; Khairullah Khairullah; zulfhazli zulfhazli; Ainun Mardiah; Deddy Ariska
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Department of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v3i1.437

Abstract

Aggregate gradation is measured by determining the percentage of various particle sizes in an aggregate sample using a standard sieve arrangement. Gradation is usually expressed as a curve showing the percentage of each particle size on a logarithmic scale. This curve can then be used to determine the optimum mix design for a given concrete grade. The purpose of this research is to determine the effect of adjusting the gradation of the coarse aggregate of crushed clinker bricks on the strength of concrete. Clinkers bricks are bricks that have been burned at temperatures that are excessively high. The coarse aggregate grading is adjusted according to aggregate grading limits based on SNI 7656-2012, which are divided into three types of grading limits, namely upper, middle, and lower limits. A total of 60 cylindrical 150mm x 300mm concrete specimens were used for the compressive strength tests. The findings showed that adjusting the lower limit gradation produced optimum compressive strengths of 29.09 MPa, 35.08 MPa, 39.96 MPa, and 38.82 MPa, respectively, for the specified target concrete strengths of 20 MPa, 25 MPa, 30 MPa, and 35 MPa, which were higher than those of the middle and upper limit gradations. The compressive strength and density of the concrete can be significantly improved by modification of the coarse aggregate grading of the clinker bricks
Analysis of Model-Free Reinforcement Learning Algorithm for Target Tracking Muhammad Fikry; Rizal Tjut Adek; Zulfhazli Zulfhazli; Subhan Hartanto; Taufiqurrahman Taufiqurrahman; Dyah Ika Rinawati
Journal of Computer Engineering, Electronics and Information Technology Vol 1, No 1 (2022): COELITE: Volume 1, Issue 1, 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.106 KB) | DOI: 10.17509/coelite.v1i1.43795

Abstract

Target tracking is a process that can find points in different domains. In tracking, some places contain prizes (positive or negative values) that the agent does not know at first. Therefore, the agent, which is a system, must learn to get the maximum value with various learning rates. Reinforcement learning is a machine learning technique in which agents learn through interaction with the environment using reward functions and probabilistic dynamics to allow agents to explore and learn about the environment through various iterations. Thus, for each action taken, the agent receives a reward from the environment, which determines positive or negative behavior. The agent's goal is to maximize the total reward received during the interaction. In this case, the agent will study three different modules, namely sidewalk, obstacle, and product, using the Q-learning algorithm. Each module will be training with various learning rates and rewards. Q-learning can work effectively with the highest final reward at a learning rate of 0.8 for 500 rounds with an epsilon of 0.9.
Pengaruh Kecepatan Kendaraan Akibat Pemasangan Speed Bump: Model Greenberg Faradilla, Cut Meutia; Abdullah, Zulfhazli; Mukhlis, Mukhlis; Usrina, Nura; Fithra, Herman; Fikry, Muhammad
VOCATECH: Vocational Education and Technology Journal Vol 6, No 2 (2025): April
Publisher : Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38038/vocatech.v6i2.198

Abstract

AbstractA speed bump is a traffic engineering tool designed to control vehicle speed, particularly in residential areas, to enhance the safety of pedestrians and cyclists. This study employs the Enter and Stepwise methods using SPSS to analyze the impact of speed bumps on vehicle speed and related variables. The study results indicate that the relationship between installation distance (X4) and vehicle speed in area 3 (Y) for motorcycles is given by Y = 5.647 + 0.264 X4 with R² = 0.887. In contrast, for light vehicles, it is Y = 3.381 - 0.253 X4 with R² = 0.920. Among the five locations studied, location 2 exhibited the strongest correlation between speed, volume, and density, with a coefficient of determination (R²) greater than 0.5. In area 2, the relationship between volume and speed when crossing a speed bump has R² = 0.512. Meanwhile, in area 3, between speed bumps, the relationship between volume and density shows R² = 0.904, and the relationship between speed and density is R² = 0.804. These findings indicate that speed bumps' height and installation distance significantly impact vehicle speed patterns. Additionally, the relationship between volume, speed, and density is notably strong at several research locations. AbstrakAlat pengendali kecepatan atau Speed bump merupakan alat rekayasa lalulintas yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan kendaraan yang melintas disuatu ruas jalan, terutama di permukiman penduduk guna melindungi pejalan kaki dan pengendara sepeda. Penelitian ini menggunakan metode Enter dan Stepwise menggunakan software SPSS untuk mengenalisis speed bump terhadap kecepatan dan variabel terkait. Hasil penelitian didapatkan bahwa hubungan jarak pemasangan (X4) dengan kecepatan kendaraan pada area 3 (Y) untuk sepeda motor diperoleh Y=5.647 + 0.264 X4 dengan R2 =0.887, dan kendaraan ringan Y=3.381 - 0.253 X4 dengan R2=0.920. Dari lima lokasi yang diteliti, hubungan antara kecepatan, volume, dan kerapatan menunjukkan korelasi terkuat di lokasi 2, dengan nilai koefisien determinasi (R²) 0,5. Pada area 2, hubungan antara volume dan kecepatan saat melintasi speed bump memiliki R² = 0,512. Sementara itu, hubungan antara volume dan kerapatan di area 3, yaitu di antara speed bump, menunjukkan R² = 0,904. Hubungan antara kecepatan dan kerapatan di area yang sama (area 3) memiliki R² = 0,804. Hal ini mengindikasikan bahwa tinggi dan jarak pemasangan speed bump memiliki dampak yang signifikan terhadap pola kecepatan kendaraan, serta hubungan antara volume, kecepatan, dan kepadatan memiliki keterkaitan yang kuat di beberapa lokasi penelitian. 
EVALUASI KINERJA MEKANIK DAN ENERGI DISIPASI CAMPURAN PERKERASAN SEMI FLEKSIBEL AKIBAT SUBSTITUSI ZIOLIT PADA MORTAR SEMEN Hamzani, Hamzani; Zulfhazli, Zulfhazli; Fauzan, M.; Ridwan, T. M; Widari, Lis Ayu
Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0 Vol 6 No 2 (2025): Jurnal Teknologi Terapan & Sains
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tts.v6i2.23914

Abstract

This study evaluates the effect of substituting natural zeolite as a partial replacement for cement in mortar for semi-flexible pavement (SFP) systems, focusing on the mechanical performance and energy dissipation capacity of the mixture. SFP is a composite system that combines a porous asphalt layer with cement mortar to produce a strong, deformation-resistant filled-porous structure. However, the brittle nature of conventional mortar can reduce resistance to cracking under repeated loading. Zeolite, as a natural pozzolanic material, has the potential to improve the mortar’s microstructure and adjust stiffness, thereby enhancing deformation capacity and energy damping. In this study, mortars with various zeolite substitution levels (0%, 5%, 10%, and 15%) were tested for compressive strength and modulus of elasticity. The resulting SFP mixtures were then tested using a fatigue loading method to evaluate energy dissipation. The results show that zeolite substitution at an optimum level can improve the balance between structural stiffness and flexibility, as well as increase energy dissipation capacity. These findings contribute to the development of sustainable pavement materials based on local, environmentally friendly resources. **Keywords:** cement mortar, natural zeolite, cement mortar, compressive strength, energy dissipation
ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA LENGAN PERSIMPANGAN TERHADAP ALIRAN ARUS LALULINTAS Abdullah, Zulfhazli Zulfhazli
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2016): Volume 6 Nomor 2, September 2016
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.588 KB) | DOI: 10.29103/tj.v6i2.94

Abstract

Gelombang kejut terjadi karena adanya pergantian nyala lampu lalu lintas berwarna merah, kendaraan akan berhenti, kepadatan lengan sebelum lampu merah akan meningkat, kecepatan menurun, dan akhirnya terjadi antrian. Gerakan arus lalu lintas yang terjadi pada saat kondisi lampu merah inilah yang disebut dengan gelombang kejut. Perhitungan ukuran kinerja dan kapasitas jalan Indonesia mengaju pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga pada tahun 1997. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lalu lintas, nilai gelombang kejut serta panjang antrian yang di analisa sesuai teori gelombang kejut. Penelitian dilakukan pada lengan persimpang bersinyal. Hasil analisa diperoleh hasil volume lalu lintas paling padat terjadi pada hari Senin pagi dengan volume 9281,2 smp/jam dengan kerapatan 630,04 smp/km, arus maksimum (Vmak)  didapat dengan menggunakan model Greenshield terjadi pada pagi hari senin dengan nilai arus 303,58 Smp/Jam, nilai gelombang kejut terbesar dan panjang antrian terpanjang terjadi pada hari rabu dengan nilai gelombang kejut 21,48 km/jam dan panjang antrian 197,5 meter. Hal ini menandakan semakin besar nilai gelombang kejut maka semakin besar pula nilai panjang antrian yang didapat.
PENGGUNAAN ABU BATU BARA SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC Abdullah, Zulfhazli Zulfhazli; Wesli, Wesli; Akbar, Said Jalalul
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2016): Volume 6 Nomor 2, September 2016
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.174 KB) | DOI: 10.29103/tj.v6i2.95

Abstract

Abu batu bara terdiri dari partikel-partikel halus, gradasi dan kehalusan abu batu bara dapat memenuhi persyaratan gradasi untuk mineral filler. Penggunaa filler pada campuran aspal beton adalah untuk mengisi rongga dalam campuran, untuk mengikatkan daya ikat aspal beton, dapat meningkatkan stabilitas dari campuran aspal beton. Tujuannya dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan nilai Parameter Marshall akibat pengaruh penggunaan abu batu bara sebagai pengganti filler dengan beberapa variasi campuran. Metode penelitian menggunakan Metode Marshall dengan rujukan Spesifikasi Bina Marga tahun 2010 Revisi 2. Hasil penelitian didapat nilai Flow pada campuran aspal mengalami peningkatan pada kadar 25% abu batu bara nilai sebesar 3,30 mm dan kemudian meningkat sebesar 0,91% menjadi 3,33 mm pada kadar 50% abu batu bara,  kemudian terus meningkat seiring bertambahnya kadar abu batu bara seiring bertambahnya kadar abu batu bara dalam camputran,hal ini disebabkan nilai VIM dapat menerima kadar abu batu bara bertambah dan rongga dalam campuran bertambah licin.Sedangkan nilai stabilitas pada campuran aspal mengalami penurunan dimulai pada kadar 25% abu batu bara nilai stabilitas sebesar 1431 kg kemudian menurun sebesar 70,79% pada kadar 50% abu batu bara sebesar 1418 kg nilai stabilitas mengalami penurunan seiring bertambahnya kadar abu batu bara dalam campuran. Hal ini disebabkan oleh menurunnya penggunaan butiran abu batu yang mengakibatkan film aspal menjadi tebal, sehingga fungsi aspal sebagai pengikat berubah menjadi pelicin dan akan menurunya nilai stabilitas.  
PERENCANAAN ULANG SISTEM MANAJEMEN LALU LINTAS DARI TIGA FASE MENJADI EMPAT FASE Akbar, Said Jalalul; Zulfhazli, Zulfhazli; Sinulingga, Andi Syahputra
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2017): Vol 7 No 1 Maret 2017
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.092 KB) | DOI: 10.29103/tj.v7i1.128

Abstract

Untuk meningkatkan pelayanan suatu jaringan jalan, mengurangi potensi konflik, pengurangan panjang antrian serta peningkatkan kapasitas simpang perlu dilakukan sebuah perencanaan ulang sistem manajemen lalu lintas yang baik dan terpadu. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menentukan sistem bersinyal untuk mengurangi potensi konflik lalu lintas yang terjadi. Analisis menggunakan Metode (MKJI) 1997 dengan bantuan program Sidra Intersection 5.1. Data primer terdiri dari volume lalu lintas, sedangkan data sekunder terdiri dari kondisi lingkungan, termasuk ukuran kota dan jumlah penduduk. Hasil pada kondisi eksisting didapatkan nilai derajat kenjenuhan 0.60, panjang antrian 61 m, tundan 31.5 detik, dan level of service (LOS)  C dimana arus lalu lintas pada persimpang tersebut masih stabil, tetapi kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak dipengaruhi oleh besarnya volume lalu lintas, sehingga pengemudi tidak dapat lagi memilih kecepatan yang diinginkan. Sedangkan hasil yang didapatkan setelah dilakukan perubahan fase dari 3 (tiga) fase ke 4 (empat) fase didapatkan nilai DS 0,87, panjang antrian 135 m, tundan 53,3 detik, dan LOS D, artinya arus lalu lintas mulai tidak stabil, perubahan volume lalu lintas sangat berpengaruh terhadap besarnya kecepatan perjalanan, hal ini menunjukkan perubahan Sistem Manajemen Lalu Lintas pada Simpang Empat Baiturrahim Kota Lhokseumawe belum tepat dilakukan perubahan jumlah fase dari 3 (tiga) fase ke 4 (empat) fase