Dunia pemikiran pendidikan Islam Indonesia mengenal adanya sosok Fazlur Rahman dan Azyumardi Azra yang menawarkan pembaruan pendidikan Islam melalui pengintegrasian sains dan keislaman berikut strategi implementasinya dalam pendidikan baik sebagai system maupun kelembagaan. Melalui studi kepustakatan, komparasi antara pemikiran Rahman dan Azra mendapatkan kesimpulan bahwa; 1) Rahman maupun Azra menempatkan dikotomi ilmu-ilmu agama dan sains sebagai akar kemunduran pendidikan Islam dengan konsep pengintegrasian sebagai solusinya, serta peserta didik dan pendidik harus dimobilisasi untuk melakukan riset ilmiah berikut publikasinya; 2) Rahman mensyaratkan perekrutan peserta didik secara ketat berdasar bakat dan kemampuan, sebaliknya Azra menawarkan konsep ekspansi kuantitas (perekrutan sebanyak-banyaknya) dengan konsep diversifikasi penjurusan. Rahman juga mengedepankan pendidik alumni doktoral universitas Barat sebaliknya Azra memilih memproduksi ilmuwan melalui dukungan kebijakan, fasilitas dan finansial dibandingkan mendatangkan ilmuwan (pendidik) dari luar; 3) konsep pemikiran pendidikan Rahman identic dengan upaya pengadopsian seluas-luasnya terhadap system pendidikan Barat dalam pendidikan Islam sementara Azra dengan konsep integrasi, modernisasi dan demokratisasi pendidikan lebih bersifat pengadopsian terbatas (adabtasi) system pendidikan Barat dalam pendidikan Islam khususnya Indonesia; 4) Konsep pembaruan yang diajukan Azra lebih komprehensif dan sistematis dibandingkan konsep Rahman meskipun dalam hal ini keduanya sama-sama belum memiliki tawaran yang baku terkait kurikulum pendidikan yang mencerminkan adanya pengintegrasian sains dalam pendidikan Islam.
Copyrights © 2022