Topografi Desa Panggungduwet berupa daratan sedang dengan ketinggian sekitar 274 m di atas permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata mencapai 240 mm dan curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember mencapai 405,04 mm. Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Panggungduwet dapatteridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Pertanian yang dilakukan adalah penanaman tanaman berkayu dan akan dipanen setelah berumur 10-15 tahun tergantung pada jenis kayunya. Akibat pola pertanian demikian kondisi desa menjadi kering dan terkesan gersang. Sementara pekarangan rumah belum banyak dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman hias dan anggrek. Tanaman anggrek mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tidak membutuhkan lahan yang luas terlebih untuk kegiatan produksi bibit namun membutuhkan penguasaan teknologi in vitro untuk menghasilkan bibit anggrekdalam jumlah banyak, cepat dan seragam. Tujuan kegiatan pengabdian adalah mengembangkan usaha pembibitan anggrek melalui teknik in vitro pada Kelompok Wanita Tani Barokah dan Kelompok Karang Taruna Toegoe Hijaoe Desa Panggungduwet. Metode yang dilakukan adalah 1). mengenalkan tanaman anggrek dan prospeknya melalaui kegiatan diskusi, kunjungan ke sentra anggrek, 2). Melatih ketrampilan perbanyakan bibit anggrek secara in vitro, 3). Mengembangkan Laboratorium in vitro anggrek di Desa Panggungduwet. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian ini adalah anggota kelompok tani Wanita dan Anggota KarangTaruna berhasil membudidayakan anggrek aklimatisasi dan membuat enkas untuk subkultur anggrek.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019