Widyaparwa
Vol 49, No 2 (2021)

EKSPLORASI FOLKLOR KAMPUNG PITU NGLANGGERAN (KAJIAN SASTRA DENGAN PENDEKATAN PARIWISATA)

Dyah Ayu Putri Utami (Yogyakarta State University)
Ari Kusmiatun (Unknown)



Article Info

Publish Date
31 Dec 2021

Abstract

 This study includes a qualitative descriptive study that aims to explore the folklore of Kampung Pitu using a tourism literature approach. This approach focuses on the study of the phenomena of literary works, writers, literary festivals, and folklore that make a real contribution to the development of tourism. The data of this research are in the form of sentences in the folklore that developed in Pitu Village. Data collection techniques using interviews and documentation. Data analysis techniques, namely reduction, presentation, and dra-wing conclusions. The results showed that (1) the folklore in Kampung Pitu consists of the legend of the origin of Kampung Pitu, the myth of Telaga Guyangan, and the myth of Rasulan; (2) each story has an appeal in rules/laws, stories, and rituals; (3) developing folklore has the potential to become a tourist area branding. This branding needs to be supported by the metamorphosis of folklore into theatrical performances, ballet, short films, folklore books, or other narrative forms that can be used as promotions.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengeksplorasi cerita rakyat Kampung Pitu menggunakan pendekatan sastra pariwisata. Pendekatan ini memfokuskan kajian pada fenomena karya sastra, sastrawan, festival sastra, dan cerita rakyat yang memberikan sumbangan nyata dalam perkembangan kepariwisataan. Data penelitian ini berupa kalimat dalam cerita rakyat yang berkembang di Kampung Pitu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data, yaitu reduksi, penyajian, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cerita rakyat di Kampung Pitu terdiri atas Legenda asal-usul Kampung Pitu, mite Telaga Guyangan, dan mite Rasulan; (2) masing-masing cerita memiliki daya tarik dalam aturan/hukum, cerita, dan ritual; (3) cerita rakyat yang berkembang berpotensi untuk menjadi branding kawasan wisata. Branding ini perlu didukung oleh metamorfosis cerita rakyat menjadi pertunjukkan teater, sendratari, film pendek, buku cerita rakyat, atau bentuk narasi lain yang dapat digunakan sebagai promosi.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

widyaparwa

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Jurnal Widyaparwa memublikasi artikel hasil penelitian, juga gagasan ilmiah penelitian (prapenelitian) yang terkait dengan isu-isu di bidang kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan ...