Dyah Ayu Putri Utami
Yogyakarta State University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Reading Non-Literary Text Distance Learning at Junior High School Level Dyah Ayu Putri Utami; Teguh Setiawan Setiawan
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.76 KB) | DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v10i2.31168

Abstract

This study aimed to describe the design, tools, methods, media, teaching materials, and assessments of reading non-literary text distance learning at junior high school level. The design of this study is qualitative descriptive. The sources of data in this study are Indonesian language teachers, junior high school students, and learning documents. The data in this study are documents of distance learning planning and implementation. The data collection techniques used were observations, interviews, and documentations. Some of the results of this study are: reading non-literary text distance learning was designed in combination and offline form; teacher have made a complete reading non-literary text distance learning lesson plan; the distance learning method used consists of lectures, discussions, and recitations. Permanent teaching materials used in this study were the Indonesian language textbooks for grade VII and VIII published by the Ministry of Education and Culture; the assessment used in reading non-literary text distance learning was a test conducted by using the Google Forms media. Based on the results of the study, PJJ is implemented in a varied way both in terms of planning, implementation and evaluation. All elements of PJJ implementation must improve the quality of PJJ itself. In addition, the use of online and offline learning designs by teachers must be balanced. This interactive, interesting, and innovative learning can successfully happen if all parties work together optimally.
TINJAUAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI DALAM PENELITIAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DI SMP NEGERI 9 YOGYAKARTA Dyah Ayu Putri Utami
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v3i2.22695

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meninjau hasil penelitian Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SMP N 9 Yogyakarta berdasarkan landasan: (1) ontologi, (2) epistemologi, (3) aksiologi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis konten dengan objek hasil penelitian implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SMP N 9 Yogyakarta oleh Ilmiawan (2017). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penafsiran secara deskriptif. Berikut uraian hasil penelitian. Pertama, penelitian tersebut belum memenuhi landasan ontologis secara rinci. Hakikat literasi yang uraikan berupa hakikat literasi dua dekade lalu. Selain itu, hakikat Gerakan Literasi Sekolah dan acuan teori dalam pembahasan belum diuraikan. Kedua, penelitian tersebut secara umum telah memenuhi landasan epistemologi ditunjukkan oleh prosedur ilmiah yang digunakan cukup lengkap dan benar. Akan tetapi, masih perlu ada revisi dan penambahan di beberapa bagian antara lain perumusan tujuan penelitian, reabilitas, dan penyajian pembahasan penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan sudah sesuai dengan langkah-langkah analisis data interaktif. Selain itu, peneliti hendaknya konsiten dalam penggunaan murid atau siswa.  Ketiga, penelitian tersebut telah memenuhi landasan aksiologi. Nilai-nilai yang dapat diambil dari penelitian tersebut meliputi nilai kemandirian, nilai kedisiplinan, nilai kerjasama, nilai rasa ingin tahu, nilai tanggung jawab, nilai kreatif, dan nilai gemar membaca. 
EKSPLORASI FOLKLOR KAMPUNG PITU NGLANGGERAN (KAJIAN SASTRA DENGAN PENDEKATAN PARIWISATA) Dyah Ayu Putri Utami; Ari Kusmiatun
Widyaparwa Vol 49, No 2 (2021)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.804 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v49i2.794

Abstract

 This study includes a qualitative descriptive study that aims to explore the folklore of Kampung Pitu using a tourism literature approach. This approach focuses on the study of the phenomena of literary works, writers, literary festivals, and folklore that make a real contribution to the development of tourism. The data of this research are in the form of sentences in the folklore that developed in Pitu Village. Data collection techniques using interviews and documentation. Data analysis techniques, namely reduction, presentation, and dra-wing conclusions. The results showed that (1) the folklore in Kampung Pitu consists of the legend of the origin of Kampung Pitu, the myth of Telaga Guyangan, and the myth of Rasulan; (2) each story has an appeal in rules/laws, stories, and rituals; (3) developing folklore has the potential to become a tourist area branding. This branding needs to be supported by the metamorphosis of folklore into theatrical performances, ballet, short films, folklore books, or other narrative forms that can be used as promotions.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengeksplorasi cerita rakyat Kampung Pitu menggunakan pendekatan sastra pariwisata. Pendekatan ini memfokuskan kajian pada fenomena karya sastra, sastrawan, festival sastra, dan cerita rakyat yang memberikan sumbangan nyata dalam perkembangan kepariwisataan. Data penelitian ini berupa kalimat dalam cerita rakyat yang berkembang di Kampung Pitu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data, yaitu reduksi, penyajian, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cerita rakyat di Kampung Pitu terdiri atas Legenda asal-usul Kampung Pitu, mite Telaga Guyangan, dan mite Rasulan; (2) masing-masing cerita memiliki daya tarik dalam aturan/hukum, cerita, dan ritual; (3) cerita rakyat yang berkembang berpotensi untuk menjadi branding kawasan wisata. Branding ini perlu didukung oleh metamorfosis cerita rakyat menjadi pertunjukkan teater, sendratari, film pendek, buku cerita rakyat, atau bentuk narasi lain yang dapat digunakan sebagai promosi.