Anisometropia merupakan gangguan penglihatan yang ditandai dengan perbedaan refraksi lensa sferis atau silinder antara mata kanan dan kiri lebih dari 1 dioptri. Prevalensi anisometropia pada populasi sebesar 2-4% dan kondisi ini lebih sering menjadi penyebab gangguan penglihatan unilateral pada orang dewasa di bawah 60 tahun. Berdasarkan penyebabnya, anisometropia dibagi menjadi dua yaitu anisometropia aksial dan anisometropia refraktif sedangkan berdasarkan kekuatan refraksi anisometropia dibagi menjadi dua yaitu anisometropia absolut dan anisometropia relatif. Deteksi dini anisometropia memberikan dokter kesempatan untuk mengintervensi lebih awal, mungkin memperlambat, bahkan mencegah perkembangan penyakit. Retinoskopi sikloplegik terbukti sebagai metode yang paling tepat dan akurat untuk penentuan kesalahan refraksi selama pemeriksaan mata secara komprehensif. Malnutrisi, pemakaian media komunikasi elektronik seperti telepon genggan dan televisi, sampai kelalaian orang tua memerhatikan anaknya merupakan beberapa faktor risiko kelainan refraksi. Hampir seluruh anisometropia dapat menyebabkan kelainan ambliopia. Perawatan konvensional dengan kacamata, lensa penambalan, atau atropin 1% efektif pemakaiannya pada mata dalam mencegah memburuknya kasus ambliopia anisometropik. Artikel ini menggunakan metode literature review dari berbagai rujukan jurnal nasional dan internasional dengan kata kunci pencarian berikut: anisometropia, etiologi, klasifikasi, dan komplikasi.
Copyrights © 2023