Telah dilakukan penelitian tentang peningkatan yield biodisel dari minyak biji nyamplung melalui transesterifikasi dua tahap. Transesterifikasi dua tahap digunakan untuk menggeser reaksi ke arah kanan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan yield biodisel. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh rasio molar metanol-minyak, pengaruh suhu dan pengaruh konsentrasi katalis terhadap yield biodisel dari minyak nyamplung. Perlakuan pendahuluan untuk pemurnian bahan baku yang dilakukan meliputi proses degumming, esterifikasi dan netralisasi. Transesterifikasi dua tahap dilakukan dengan menggunakan variasi rasio molar metanol-minyak (6:1; 7:1; 8:1; 9:1; 10:1), suhu (30 oC, 40 oC, 50 oC, 60 oC, 70 oC) dan konsentrasi katalis KOH (1 %, 1,25 %, 1,5 %, 1,75 %, 2,0 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio molar metanol-minyak, suhu dan konsentrasi katalis berpengaruh terhadap yield biodisel. Pada rasio molar metanol-minyak 8:1, suhu 60 oC dan konsentrasi katalis KOH 1,25 % memberikan yield biodisel maksimal sebesar 92,98 %. Sebagian besar parameter biodisel dari kondisi terbaik yang diuji telah memenuhi standar SNI 04-7182-2006. Transesterifikasi dua tahap dapat meningkatkan yield biodisel dari minyak nyamplung, walaupun tidak begitu besar.Kata kunci : yield biodisel, nyamplung (Callophyllum inophyllum), transesterifikasi dua tahap
Copyrights © 2013