Kota Yogyakarta terkenal dengan jenis wisata yang khas, yaitu jenis wisata budaya sebagai cagar budaya Jawa. Dewasa ini para wisatawan mulai menggemari tempat wisata yang tidak hanya sekedar menyajikan keindahan alamnya saja tetapi lebih kepada interaksi masyarakat. Oleh karena itu mulai berkembang jenis wisata minat khusus, yaitu wisata alternatif yang disebut desa wisata. Desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman berkembang sangat dinamis dan mampu menggerakkan sektor pariwisata di Kabupaten Sleman. Desa wisata Gamplong termasuk dalam sektor ekonomi kreatif bidang kerajinan (handycraft), sedangkan Desa Wisata Pulesari mengusung konsep Go Green and Back to Nature dengan permainan interaktifnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat sosial ekonomi Desa Wisata Gamplong dan Desa Wisata Pulesari sebagai acuan desa wisata lain mengembangkan potensi yang dimiliki dari segi ekonomi kreatif yang berbeda. Metode yang digunakan yaitu komparatif deksriptif dengan jumlah sampel 226 kepala keluarga di Desa Wisata Gamplong dan 77 kepala keluarga di Desa Wisata Pulesari dengan teknik analisis data Man Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pendapatan pokok dan sampingan antara Desa Wisata Pulesari dan Desa Wisata Gamplong dikarenakan sebagian besar masyarakat Desa Wisata Pulesari memiliki pendapatan sampingan dari pekerjaan sebagai pemandu sedangkan pada masyarakat Desa Wisata Gamplong mengandalkan pekerjaan utama mereka yang sebagian besar sebagai buruh kerajinan. Terdapat perbedaan kepemilikan barang bangunan, tingkat pengeluaran makanan pokok, sayur dan buah, makanan kering, dan listrik antara Desa Wisata Pulesari dan Desa Wisata Gamplong.
Copyrights © 2023