Abstrak. Pemeriksaan suhu tubuh banyak ditemui di berbagai tempat keramaian seperti mal, stasiun, bandara, sekolah, kampus hingga beberapa pintu masuk kantor. Suhu tubuh normal berkisar antar 36,5⁰C - 37,5⁰C dan bila melebihi 38,5⁰C maka ada indikasi terinfeksi Covid-19. Sebelum pandemic, pemeriksaan suhu tubuh menggunakan termometer air raksa dan termometer digital. Sistem pengukuran termometer jenis analog dan digital membutuhkan kontak lansung dengan pasien. Pada masa pandemic, termometer jenis ini tidak cocok untuk digunakan karena dapat menyebabkan penularan Covid-19. Selain itu, tidak memenuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Jenis termometer lainnya adalah thermogun. Pengecekan suhu secara non-kontak dapat dilakukan menggunakan thermogun. Keterbatasan thermogun adalah jarak baca yang terbatas, umumnya maksimum 10 cm mengakibatkan masih rentan terhadap terpaparnya virus ini. Hal ini dikarenakan terjadinya interaksi antara operator dengan pengunjung yang cukup dekat sehingga tidak terlaksana physical distancing saat pengukuran suhu tubuh. Hasil pengujian pengukuran suhu tubuh dengan 5 sampel dan setiap sampel melakukan 5 kali perulangan pengukuran untuk mengetahui keakuratan dari sensor suhu dilihat dari nilai yang berbeda-beda, namun perbedaannya tidak terlalu jauh. Berdasarkan hasil pengukuran kelima objek tersebut mendapatkan nilai yang berbeda-beda, pada objek pertama dengan rata-rata 29.93º C, objek kedua dengan rata-rata 27.13º C, objek ketiga dengan rata-rata 28.93º C, objek keempat 29.79º C, dan objek kelima 32.05º C. Kelima sampel tersebut memiliki suhu yang rendah karena suhunya dibawah suhu 36.5º C. Sedangkan sensor MLX90614 hanya dapat mendeteksi suhu secara akurat dengan jarak maksimal 5 cm.Kata Kunci: Pandemi Covid 19, IoT, Sensor Suhu
Copyrights © 2021