ABSTRAK Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2021 melaporkan tentang perkembangan HIV-AIDS dan penyakit infeksi menular seksual sebanyak 498 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia yang melaporkan kasus HIV-AIDS. Lapas narkotika kelas II A Bandar Lampung berpenghuni 890 orang, terdapat penderita HIV sebanyak 2 orang (0,2%) dan penyakit menular seksual (Sifilis) sejumlah 7 orang (0,7%). Meskipun angka penderita di Lapas sangat kecil namun edukasi tentang penyakit IMS dan HIV-AIDS penting dilakukan agar warga Lapas memahami konsep tersebut dan angka kesakitan IMS dan HIV AIDS tidak bertambah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Infeksi Menular Seksual dan HIV AIDS. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan pembelajaran orang dewasa, diawali dengan perkenalan, menjelaskan tujuan, memberikan pre test, penyajian materi, diskusi, diselingi ice breaking, selanjutnya post test. Data pre dan post tes dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji t tes dependent. Jumlah warga yang mendapat edukasi sebanyak 80 orang. Nilai pre test sebelum diberikan edukasi didapatkan nilai rata-rata 3.93 dengan standar deviasi 1.820, dan nilai post test sesudah diberikan edukasi didapatkan nilai rata rata 6.50, standar deviasi 1.526 dengan p-value 0,000. Didapatkan nilai p-value 0.000 (p-value < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi IMS dan HIV AIDS dengan tingkat pengetahuan perilaku seksual sehat penghuni lapas narkotika kelas II A Bandar Lampung. Kata kunci: IMS, HIV AIDS, Perilaku Seksual ABSTRACT The Ministry of Health of the Republic of Indonesia (Kemenkes RI) in 2021 reported on the development of HIV-AIDS and sexually transmitted infections as many as 498 out of 514 districts/cities in Indonesia that reported cases of HIV-AIDS. Class II A narcotics prison Bandar Lampung has 890 residents, 2 people (0.2%) have HIV and 7 people (0.7%) have sexually transmitted diseases (syphilis). Even though the number of sufferers in prison is very small, education about STIs and HIV-AIDS is important so that prison residents understand the concept and the morbidity rate for STIs and HIV AIDS does not increase. Purpose this community service activity is to increase knowledge about sexually transmitted infections and HIV AIDS. Community service is carried out with adult learning, starting with introductions, explaining objectives, giving pre tests, presenting material, discussions, interspersed with ice breaking, then post tests. Pre and post test data were analyzed univariately and bivariately with the dependent t test. The number of residents who received education was 80 people. The pre-test value before being given education obtained an average value of 3.93 with a standard deviation of 1.820, and the post-test value after being given education obtained an average value of 6.50, a standard deviation of 1.526 with a p-value of 0.000. Obtained a p-value of 0.000 (p-value <0.05), it can be concluded that there is an influence of STI and HIV AIDS education on the level of knowledge of healthy sexual behavior in class II A narcotics prison in Bandar Lampung. Keywords: STI, HIV AIDS, Sexual Behavior
Copyrights © 2023