Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENDAMPINGAN KADER POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN HADIMULYO BARAT METRO giri udani; dwi agustanti
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v2i2.77

Abstract

Umur harapan hidup lansia di propinsi Lampung yang terus meningkat akan memberikan konsekuensi tertentu, dimana dengan kondisi degeneratif yang terjadi bila tidak diantisipasi akan menimbulkan berbagai permasalahan, tidak hanya masalah fisik, tetapi juga masalah psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual. Pemerintah sudah berusaha mengantisipasi hal ini dengan adanya program kesehatan lansia berupa Posyandu lansia, namun dalam pemanfaataannya masih rendah karena kemampuan kader dalam melaksanakan pelayanan kesehatan lansia masih rendah. Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatan pengetahuan kader, kemampuan dalam pemeriksaan kesehatan lansia dan pencatatan kegiatan poyandu. Metode yang digunakan adalah pendampingan kader berupa penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan pencatatan laporan pada 20 orang kader lansia. Hasil kegiatan di dapat pengetahuan kader tentang penyakit lansia berupa Hipertensi, Diabetes Mellitus dan Asam Urat meningkat 25%, 60% kader dapat melakukan pengukuran TD, pengecekan gula darah dan asam urat serta 50% kader dapat melakukan pencatatan kegiatan posyandu.
Pengaruh Massase pada Penderita Hipertensi di UPTD Panti Tresna Werdha Lampung Selatan Giri Udani
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 3 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.722 KB) | DOI: 10.26630/jk.v7i3.236

Abstract

Hipertensi merupakan 5 penyakit terbesar yang ditemukan di UPTD Panti Tresna Werdha. Berdasarkan keterangan dari penderita hipertensi di Panti Tresna Werdha bahwa belum pernah dilakukan tindakan massase untuk menurunkan tekanan darah. Massase refleksi adalah pijat dengan melakukan penekanan pada suatu titik untuk memberikan rangsangan bio-elektrik pada organ tubuh tertentu yang dapat memberikan perasaan rileks dan segar karena aliran darah dalam tubuh menjadi lebih lancar. Tujuan penelitian ini diketahui pengaruh massase pada penderita hipertensi di UPTD Panti Tresna Werdha, Lampung Selatan. Desain penelitian ini comparative. Populasi Panti Tresna Werdha sebanyak 33 orang dengan menggunakan teknik accidental sampling, didapatkan sampel sebanyak 10 orang sesuai dengan kriteria yaitu Lansia yang menderita penyakit hipertensi dan berumur 60-75 tahun. Hasil penelitian bahwa rata-rata penurunan tekanan sistole sebelum dan setelah massase  mean=10, SD=12,472,  sedang rata-rata penurunan tekanan diastole sebelum dan setelah massase  mean=6, SD=6.902. Analisis uji T-independent  didapatkan nilai sistole  p-value=0.032 dan diastole p-value=0.024. Kesimpulan Ada pengaruh massase pada penderita hipertensi di UPTD Panti Tresna Werdha,  sehingga diharapkan bagi Tenaga kesehatan di UPTD Panti Tresna Werdha dapat mengaplikasikan terapi massase sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Selain tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi penderita hipertensi, terapi massase juga lebih bersifat ekonomis dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
KUALITAS TIDUR DAN DISTRESS PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Ririn Sri Handayani; Giri Udani
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.71 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i1.352

Abstract

Insiden kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk. Terapi kanker dapat dilakukan dengan cara bedah, kemoterapi, radioterapi ataupun  kombinasinya. Kemoterapi seringkali menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan oleh pasien seperti rambut rontok, kulit kehitaman, mual, muntah, gangguan sel darah, kesemutan, kebas serta gangguan saraf tepi lainnya,  Efek samping ini seringkali  mengganggu  pola  istirahat  tidur  pasien. Frekuensi pemberian kemoterapi dapat menimbulkan beberapa efek yang dapat memperburuk status fungsional pasien. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui hubungan kualitas tidur dengan tanda dan gejala distress pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUDAM Provinsi Lampung Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUDAM Provinsi Lampung pada bulan Juli-Agustus 2015. Populasi yang diambil adalah semua pasien kanker yang menjalani kemoterapi  di RSUDAM Provinsi Lampung berjumlah 68 pasien. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Pengumpulan dilakukan dengan survey menggunakan instrumen Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) untuk meneliti kualitas tidur dan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) untuk meneliti distress. Analisis Bivariat dilakukan menggunakan Uji statistik Chi Square dengan  menetapkan nilai Alpha 0,05 dan 95% CI. Hasil penelitian menyimpulkan tidak ada hubungan kualitas tidur dengan tanda dan gejala distress pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUDAM Provinsi Lampung tahun 2015. Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian faktor lain yang berhubungan dengan tanda dan gejala distress pada pasien yang menjalani kemoterapi. 
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Peppermint Inhalasi terhadap Mual Muntah pada Pasien Post Operasi dengan Anestesi Umum Tori Rihiantoro; Candra Oktavia; Giri Udani
Jurnal Keperawatan Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.418 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v14i1.1000

Abstract

Penggunaan anestesi umum dapat menyebabkan pasien mengalami mual, muntah (sering dikenal dengan istilah PONV). InsidensiPONV mencapai 30% dari 100 juta lebih pasien bedah di seluruh dunia. Di Indonesia insiden terjadinya PONV belum tercatat jelas. Penanganan PONV dapat menggunakan terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu terapi non farmalkologi yaitu pemberian aromaterapi peppermint secara inhalasi. Tujuan penelitian ini adalah  untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi peppermint inhalasi terhadap mual muntah pada pasien post operasi dengan anestesi umum.Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan Non Equivalent Control Group. Populasi pada penelitian ini adalah pasien post operasi dengan anestesi umum dengan jumlah sampel 20 orang. Hasil penelitian menyimpulkan adaperbedaan skor rata-rata PONV sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi peppermint inhalasi pada kelompok eksperimen yaitu 11.10 (p value=0.005), ada perbedaan skor rata-rata PONVpada pengukuran pertama dan pengukuran kedua pada kelompok controlyaitu 2.20 (p value=0.006), selanjutnya juga ada perbedaan selisih skor rata-rata PONV pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yaitu 10.00 (p value+0.000). Hasil ini menunjukkan bahwa aromaterapi peppermintmemberikan pengaruh dalam menurunkan skor rata-rata PONVpada pasien post operasi dengan anastesi umum. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan untuk penerapan terapi aromatikpeppermintpada pasien post operasi yang mengalami  keluhan mual muntah.
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA STROKE NON HEMORAGI DENGAN TERAPI MUSIK Arini Rukmana; Giri Udani
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.522 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i2.298

Abstract

Terapi musik diyakini memiliki potensi untuk penyembuhan diri yang dimiliki oleh klien sebagai individu dan adanya efek terapeutik yang memungkinkan memperoleh kekuatan yang disalurkan secara eksternal melalui terapi. Musik dapat menstimulus tubuh untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO). molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah yang dapat mengurangi tekanan darah. Tujuan  penelitian  adalah diketahuinya perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik. Desain penelitian ini  quasi experimen   menggunakan uji analisis t-test dependen untuk menemukan  perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah diberikan terapi musik pada penderita stroke non hemoragik di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Hasil analisis terapi musik terhadap tekanan darah, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik. Perbedaan yang bermakna ini mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 12 poin. Menggunakan analisa bivariat didapatkan p-value 0,004 dengan derajat kesalahan 5%, disimpulkan p-value ≤ nilai  (0,05) maka terdapat perbedaan antara terapi musik terhadap tekanan darah pada penderita stroke non hemoragik, sedangkan pada tekanan darah diastolik terjadi penurunan tekanan darah sebanyak 8 poin. Menggunakan analisa bivariat didapatkan p-value 0,263 dengan derajat kesalahan 5%,  disimpulkan nilai p-value > nilai  maka tidak terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik pada penderita stroke non hemoragik di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Disarankan kepada pelayanan kesehatan agar menjadikan terapi musik menjadi alternativ kombinasi pengobatan di masa yang akan datang untuk penggunaan musik sebagai terapi kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar magnesium darah pada lansia Lendawati Lendawati; Giri Udani; Mimi Sugiarti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 7 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i7.8271

Abstract

Background: When a person ages to the level of old age which is a period of life marked by a change or decrease in bodily functions. Health problems in the elderly, one of which is often found, include digestive disorders which result in a deficiency of several nutrients such as protein, lack of vitamins, and a lack of some electrolytes so this can cause disease in the elderly, both acute and chronic. Magnesium is the fourth most abundant cation in the body and plays an important physiological role in many of its functions. Magnesium balance is maintained by the regulation of magnesium reabsorption by the kidney. Magnesium deficiency is a common problem in hospital patients, with a prevalence of around 10 percent.Purpose: Identify the factors correlated with serum magnesium levels among elderlyMethod: A descriptive study with a cross-sectional design. The sample in this study amounted to 50 elderly who were taken using the total sampling method based on inclusion criteria.Results: The analysis showed that 50 samples had an average magnesium level of 1,615 mg/dl which was low with a standard error of 0.175, where the lowest magnesium level was 0.030 and the highest magnesium level was 5,400. The median also has a value of 1,490 which is also below the normal magnesium level.Conclusion: There is no significant effect between food intake and physical activity on blood magnesium levels with a p-value > 0.05. There is a significant effect between drugs, disease, and gastrointestinal factors with blood magnesium levels with a p-value <0.05.Keywords: Serum magnesium; Food intake; Physical activity; ElderlyPendahuluan: Ketika seseorang bertambah umur ke tingkat usia lanjut yang merupakan suatu periode kehidupan dengan ditandai adanya perubahan atau penurunan fungsi tubuh. Masalah kesehatan pada usia lanjut, salah satunya yang sering dijumpai diantaranya gangguan pencernaan yang mengakibatkan kekurangan beberapa zat nutrisi seperti protein, kekurangan vitamin dan kekurangan beberapa elektrolit, sehingga hal ini dapat menimbulkan penyakit pada usia lanjut baik akut maupun kronis. Magnesium adalah kation paling melimpah keempat di tubuh dan memainkan peran fisiologis penting dalam banyak fungsinya. Keseimbangan magnesium dipertahankan oleh regulasi reabsorpsi magnesium oleh ginjal. Kekurangan magnesium merupakan masalah umum pada pasien rumah sakit, dengan prevalensi sekitar 10 persen.Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada kadar serum magnesium pada lanjut usiaMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampelnya berjumlah 50 orang yang diambil menggunakan metode total sampling berdasarkan kriteria inklusi.Hasil: Analisis menunjukkan dari 50 sampel memiliki rata-rata kadar magnesium lansia 1.615 mg/dl yang tergolong rendah dengan standar error nya 0.175, dimana kadar magnesium paling rendah adalah 0.030 dan kadar magnesium tertinggi 5.400. Median juga mempunyai nilai 1.490 yang juga dibawah nilai kadar magnesium normal.Simpulan: Tidak ada pengaruh secara signifikan antara asupan makanan dan aktivitas fisik terhadap kadar magnesium darah dengan hasil p-value > 0.05. Ada pengaruh yang signifikan antara obat, penyakit dan faktor gastrointestinal dengan kadar magnesium darah dengan hasil p-value < 0.05.
Cegah Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV - AIDS dengan Pengetahuan Perilaku Seksual Sehat: Absent, Be Faintful, Condom, Drugs, dan Education Anita Anita; Purwati Purwati; Giri Udani; Erick Hardhanto
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 7 (2023): Volume 6 No 7 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i7.10293

Abstract

ABSTRAK Kementerian  Kesehatan  Republik  Indonesia  (Kemenkes  RI)  tahun  2021  melaporkan tentang perkembangan HIV-AIDS dan penyakit infeksi menular seksual sebanyak 498 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia yang  melaporkan  kasus  HIV-AIDS. Lapas narkotika kelas II A Bandar Lampung berpenghuni 890 orang, terdapat penderita HIV sebanyak 2 orang (0,2%) dan penyakit menular seksual (Sifilis) sejumlah 7 orang (0,7%). Meskipun angka penderita di Lapas sangat kecil namun edukasi tentang penyakit IMS dan HIV-AIDS penting dilakukan agar warga Lapas memahami konsep tersebut dan angka kesakitan IMS dan HIV AIDS tidak bertambah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Infeksi Menular Seksual dan HIV AIDS. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan pembelajaran orang dewasa, diawali dengan perkenalan, menjelaskan tujuan, memberikan pre test, penyajian materi, diskusi, diselingi ice breaking, selanjutnya post test. Data pre dan post tes dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji t tes dependent. Jumlah warga yang mendapat edukasi sebanyak 80 orang. Nilai pre test sebelum diberikan edukasi didapatkan nilai rata-rata 3.93 dengan standar deviasi 1.820, dan nilai post test sesudah diberikan edukasi didapatkan nilai rata rata 6.50, standar deviasi 1.526 dengan p-value 0,000. Didapatkan nilai p-value 0.000 (p-value < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi IMS dan HIV AIDS dengan tingkat pengetahuan perilaku seksual sehat penghuni lapas narkotika kelas II A Bandar Lampung. Kata kunci: IMS, HIV AIDS, Perilaku Seksual ABSTRACT The Ministry of Health of the Republic of Indonesia (Kemenkes RI) in 2021 reported on the development of HIV-AIDS and sexually transmitted infections as many as 498 out of 514 districts/cities in Indonesia that reported cases of HIV-AIDS. Class II A narcotics prison Bandar Lampung has 890 residents, 2 people (0.2%) have HIV and 7 people (0.7%) have sexually transmitted diseases (syphilis). Even though the number of sufferers in prison is very small, education about STIs and HIV-AIDS is important so that prison residents understand the concept and the morbidity rate for STIs and HIV AIDS does not increase. Purpose this community service activity is to increase knowledge about sexually transmitted infections and HIV AIDS. Community service is carried out with adult learning, starting with introductions, explaining objectives, giving pre tests, presenting material, discussions, interspersed with ice breaking, then post tests. Pre and post test data were analyzed univariately and bivariately with the dependent t test. The number of residents who received education was 80 people. The pre-test value before being given education obtained an average value of 3.93 with a standard deviation of 1.820, and the post-test value after being given education obtained an average value of 6.50, a standard deviation of 1.526 with a p-value of 0.000. Obtained a p-value of 0.000 (p-value <0.05), it can be concluded that there is an influence of STI and HIV AIDS education on the level of knowledge of healthy sexual behavior in class II A narcotics prison in Bandar Lampung. Keywords: STI, HIV AIDS, Sexual Behavior
Mengendalikan Hipertensi dan Mencegah Terjadinya Stroke dengan CERDIK dan “PATUH” Anita Anita; Purwati Purwati; Giri Udani; Erick Hardhanto
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 7 (2023): Volume 6 No 7 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i7.10294

Abstract

ABSTRAK Hipertensi merupakan masalah dalam kesehatan yang dicirikan dengan peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hipertensi bertanggung jawab atas  51% kematian karena stroke. Data dari Lepas Narkotika Kelas II A Bandar Lampung, penderita hipertensi sebanyak 25. orang dan 5 orang menderita stroke, dari sebanyak 890 penghuni. Upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi yaitu meningkatkan promosi kesehatan melalui KIE dengan perilaku CERDIK dan PATUH, meningkatkan pencegahan dan pengendalian hipertensi berbasis gerakan masyarakat untuk self awareness melalui pengukuran tekanan darah rutin dan penguatan pelayanan pada penderita hipertensi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat  ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh edukasi pengendalian dan pencegahan hipertensi dan stroke dengan CERDIK dan PATUH terhadap tingkat pengetahuan penghuni Lapas. Pemberian edukasi  dengan menggunakan evaluasi pre dan post test. Sasaran peserta sejumlah 100 penghuni. Dilakukan analisis univariat berupa distribusi frekuensi dan prosentase, analisis bivariat dengan uji t dependen. Hasil nilai pre test sebelum diberikan edukasi terkait masalah kesehatan hipertensi dan stroke didapatkan nilai rata-rata 84.60 dengan standar deviasi 11.466, dan pada post test sesudah diberikan edukasi didapatkan nilai rata rata 88.80, standar deviasi 5.938 dengan p-value 0,000.  Didapatkan hasil analisis uji t dependen nilai p-value 0.000 (p-value < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi upaya pengendalian dan pencegahan hipertensi dan stroke dengan CERDIK dan PATUH terhadap tingkat pengetahuan penghuni Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Bandar Lampung Tahun 2023. Kata Kunci: Hipertensi, Stroke, Edukasi, CERDIK, PATUH ABSTRACT Hypertension is a health problem characterized by an increase in blood pressure ≥ 140/90 mmHg. Hypertension is a risk factor for stroke. Hypertension is responsible for 51% of stroke deaths. Data from Narcotics Release Class II A Bandar Lampung, there were 25 people with hypertension and 5 people suffering from strokes, out of 890 residents. Efforts to prevent and control hypertension, namely increasing health promotion through IEC with CERDIK and PATUH behavior, increasing prevention and control of hypertension based on community movements for self-awareness through routine blood pressure measurements and strengthening services for people with hypertension. This community service activity was carried out to determine the effect of education on controlling and preventing hypertension and stroke by being CERDIK and PATUH on the level of knowledge of prison inmates. Providing education using pre and post test evaluations. The target number of participants is 100 residents. Univariate analysis was carried out in the form of frequency and percentage distributions, bivariate analysis with the dependent t test. The results of the pre-test before being given education related to hypertension and stroke health problems obtained an average value of 84.60 with a standard deviation of 11,466, and in the post-test after being given education, the average value was 88.80, a standard deviation of 5,938 with a p-value of 0.000.  The results of the analysis of the dependent t test were obtained with a p-value of 0.000 (p-value <0.05), so it can be concluded that there is an educational influence on efforts to control and prevent hypertension and stroke with CERDIK and PATUH on the level of knowledge of class II Narcotics Penitentiary residents A Bandar Lampung in 2023. Keywords: Hypertension, Stroke, Education, CERDIK, PATUH
HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO TAHUN 2011 Giri Udani; Kodri Kodri
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol 4, No 2 (2011): JURNAL KESEHATAN METRO SAI WAWAI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkm.v4i2.1164

Abstract

. Remaja sebagai generasi muda merupakan aset nasional yang sangat penting karena pada pundaknya terletak tanggung jawab kelangsungan hidup bangsa. Masa remaja seringkali merupakan masa yang kritis dimana mereka dihadapkan pada berbagai masalah. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, mencium bibir, memegang buah dada diatas ataupun didalam baju, memegang alat kelamin diatas maupun didalam baju, hingga melakukan senggama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pendidikan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja di SMA Negeri 2 Kota Metro.Desain penelitian  ini adalah desain korelasi dengan rancangan pendekatan cross sectional dilakukan bulan Juni 2011 sampai dengan Nopember 2011, yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI, XII yang berjumlah 943 orang, yang terdiri dari 410 siswa kelas XI, dan 416 siswa kelas XII. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 85 orang dengan tekhnik pengambilan sample  stratifed random sampling. analisa yang digunakan  menggunakan uji Chi-square (χ²)Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja di SMA Negeri 2 Kota Metro, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk menambah studi kepustakaan tentang pendidikan kesehatan reproduksi, serta melakukan kerjasama dengan instansi-instansi terkait dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan terhadap remaja tentang pendidikan kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat mengendalikan perilaku seksual remaja, dan kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku seks pada remaja dapat dicegah. Sedangkan bagi peneliti lainnya kiranya dapat melanjutkan melakukan penelitian yang terkait dengan permasalahan remaja