Jurnal Iswara : Jurnal Kajian Bahasa, Budaya, dan Sastra Indonesia
Vol 3 No 1 (2023): Juni 2023

Medan Makna Konsep Aktivitas Inderawi (Penglihatan, Pendengaran, Penciuman, Peraba, Perasa) Bahasa Lamboya, Pulau Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur

Suwignyo, Hanum Lintang Siwi (Unknown)
Proklawati, Desy (Unknown)
Ledi, Andreas Wuraka (Unknown)
Ngura, Serlin Peda (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2023

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian semantik yang bertujuan untuk merevitalisasi bahasa Lamboya dengan mendeskripsikan leksem-leksem yang mengacu pada aktivitas inderawi yang dilakukan oleh indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa dalam bahasa Lamboya. Data dalam tulisan ini diinventaris dengan metode cakap sejajar dengan wawancara kepada penutur jati bahasa Lamboya yang dianalisis dengan metode analisis komponensial dengan; 1) mengidentifikasi dimensi pembeda dan dimensi yang sama pada leksem-leksem yang ada, 2) membuat matriks analisis, 3) menjabarkan stuatus fitur-fitur semantik di dalam matriks (-, 0, +), 4) menguraikan komponen makna yang dimiliki setiap leksem, dan 5) menyimpulkan definisi dari setiap leksem. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam merujuk suatu aktivitas yang sama dalam bahasa Lamboya, jumlah leksem yang sama, lebih sedikit daripada jumlah leksem yang berbeda. Ditemukan beberapa memiliki leksem yang berbeda dengan kondisi leksem yang mengalami penambahan fonem serta korespondensi fonemis. 25 definisi leksem yang mengacu pada aktivitas inderawi dalam bahasa Lamboya, yakni definisi dari leksem dengan 1) indera penglihatan; torowe-etawe, kejele-gilaka, toro, tambrage-tamra, toro kabunyi, haangu-angudi, kabula-hawula, kamatarage-tamratorodage, toro-hamatara-kapida-hapid dakanan matana, kaworoi-kabat deka, kapidi-kapit daka, hakeleng, 2) indera pendengaran; harange, tabararange-hato, hangada-hatonage, 3) indera penciuman; hangahana-hangaha, ngahayi-hangaha, kanutra, kabaina-kadananage, 4) indera perasa; jalnani-hajali, huge lamana-pohuge lamana, tangrayanage-kabadi, mamanani-kajaka, dan 5) indera perasa; karigta-kalika. Perbedaan leksem yang merujuk pada aktivitas yang sama tersebut, menunjukkan bahwa bahasa Lamboya yang digunakan oleh suku-suku yang berbeda di desa-desa yang berbeda pada wilayah yang sama, tidak memunculkan leksem yang sama. Kemunculan leksem yang sama, ada dengan hubungan kontra; leksem yang bermakna paling umum atau justru leksem yang bermakna paling khusus. Kata kunci: medan makna, aktivitas inderawi, bahasa Lamboya, analisis komponensia, revitalisasi bahasa

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

iswara

Publisher

Subject

Arts Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

Jurnal Iswara: Jurnal Kajian Bahasa, Budaya, dan Sastra Indonesia which is published twice a year (every June and December), is a double blind peer-reviewed publication consists of research-based and review articles, fresh ideas about Indonesian language, literature, cultural studies, which have ...