Proklawati, Desy
Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REPRESENTASI BUDAYA DALAM NOVEL BIDADARI- BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE Desy Proklawati
BASINDO : jurnal kajian bahasa, sastra Indonesia, dan pembelajarannya Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.448 KB)

Abstract

Artikel ini merupakan bentuk penelitian representasi budayadalam novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye sekaligusmengkaji bagaimana fungsi dan peran budaya masyarakatSumatera yang ditemukan di dalamnya. Data menggunakanmetode kualitatif. Hasil penelitian ini terdapat 3 unsur budayayang meliputi (1) unsur mata pencaharian hidup dan sistemekonomi, (2) unsur sistem kemasyarakatan, (3) religi /sistemkepercayaan.Kata kunci: representasi, budaya, novelThis article is a research of cultural representations of BidadariBidadari Surga novel by Tere Liye while at the same timeexamining the cultural functions and roles of Sumatran peoplefound in them. Data uses qualitative methods. The results of thisstudy there are 3 elements of culture which include: (1) livelihoodelements and economic systems, (2) social system elements, (3)religion / belief system.Keywords: representation, culture, novels
Pengembangan Bahan Ajar BIPA: Membaca untuk Pemula Bermuatan Budaya Jawa Timur Desy Proklawati; Roekhan Roekhan; Gatut Susanto
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 6, No 1: JANUARI 2021
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v6i1.14372

Abstract

Abstract: This research was conducted with the aim of (1) Producing BIPA teaching materials: reading for beginners (A1) containing East Javanese culture. This study uses a research design using the Research and Development (R & D) development model which refers to the ADDIE development model consisting of 5 main steps, namely: Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Based on the research results, it was concluded (1) the results of the validation of the material experts obtained a validity value of 91% and were included in the valid and suitable criteria for learning, (2) the results of the design expert validation obtained a validity value of 96% and entered into valid criteria and suitable for learning (3) validation results Overall, the validity value is 94% and is included in the valid and suitable criteria for learning, (4) Practitioners' responses obtained a value of 94.00% and were declared feasible and accepted  as teaching materials.Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan bahan ajar BIPA membaca untuk pemula (A1) bermuatan budaya Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian menggunakan model pengembangan Research and Development (R&D) yang merujuk pada model pengembangan ADDIE ini terdiri dari lima langkah utama, yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan (1) hasil validasi ahli materi diperoleh nilai kevalidan mencapai 91% dan masuk dalam kriteria valid dan layak digunakan untuk pembelajaran, (2) hasil validasi ahli desain diperoleh nilai kevalidan mencapai 96% dan masuk dalam kriteria valid dan layak digunakan untuk pembelajaran, (3) hasil validasi secara keseluruhan diperoleh nilai kevalidan mencapai 94% dan masuk dalam kriteria valid dan layak digunakan untuk pembelajaran, dan (4) tanggapan praktisi diperoleh nilai 94,00% dan dinyatakan layak dan diterima sebagai bahan ajar.
Etika Jawa Kurmat pada Karakter Tokoh Ranggalawe dalam Novel Ranggalawe: Sang Penakluk Mongol (Kajian Sosiologi Sastra) Desy Proklawati
Journal on Education Vol 5 No 4 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 4 Mei-Agustus 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v2i4.2730

Abstract

Ranggalawe figures are often used as figures in literary works. The character has an ethic that is loaded with Javanese ethics and can be exemplified from his stories. This study aims to describe the honorable character Ranggalawe in the novel Ranggalawe: the Mongol Conqueror by Makinudin. This research uses a qualitative approach with the type of literary sociology research. The research data is in the form of sentences in the novel with the data source in the form of a novel. "Ranggalawe: The Conqueror of the Mongols" by Makinudin. Based on data analysis, there are two types of respectful characters found in Ranggalawe's character: (1) respect for family and (2) respect for others. Respect for the family is shown by respect for the father and wife. Respect to others (respect shown by respecting guests and friends).
VISUALISASI KISAH ANUSAPATI DALAM PEMENTASAN DRAMA BERJUDUL TIRTA AMERTHA SEBAGAI PELESTARIAN NILAI LUHUR BUDAYA DENGAN KAJIAN MEMORY CULTURE Esa Kharisma Muhammad; Desy Proklawati; Dwi Pangestutik
Jurnal ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2023): Vol. 2 No. 2 Edisi Agustus 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/adam.v2i2.1426

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah menghasilkan kisah Anusapati berdasarkan sastra lisan yang berkembang di masyarakat, khususnya di wilayah malang raya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan memory culture (budaya ingatan). Penelitian ini disuguhkan melalui visualisasi pementasan drama di Museum Singhasari. Keseluruhan pembahasan mengenai kisah Anusapati dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dalam mengembangkan dan melestarikan kisah-kisah dari tokoh bersejarah yang lain.
Medan Makna Konsep Aktivitas Inderawi (Penglihatan, Pendengaran, Penciuman, Peraba, Perasa) Bahasa Lamboya, Pulau Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur Suwignyo, Hanum Lintang Siwi; Proklawati, Desy; Ledi, Andreas Wuraka; Ngura, Serlin Peda
Jurnal Iswara : Jurnal Kajian Bahasa, Budaya, dan Sastra Indonesia Vol 3 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.iswara.2023.3.1.8922

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian semantik yang bertujuan untuk merevitalisasi bahasa Lamboya dengan mendeskripsikan leksem-leksem yang mengacu pada aktivitas inderawi yang dilakukan oleh indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa dalam bahasa Lamboya. Data dalam tulisan ini diinventaris dengan metode cakap sejajar dengan wawancara kepada penutur jati bahasa Lamboya yang dianalisis dengan metode analisis komponensial dengan; 1) mengidentifikasi dimensi pembeda dan dimensi yang sama pada leksem-leksem yang ada, 2) membuat matriks analisis, 3) menjabarkan stuatus fitur-fitur semantik di dalam matriks (-, 0, +), 4) menguraikan komponen makna yang dimiliki setiap leksem, dan 5) menyimpulkan definisi dari setiap leksem. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam merujuk suatu aktivitas yang sama dalam bahasa Lamboya, jumlah leksem yang sama, lebih sedikit daripada jumlah leksem yang berbeda. Ditemukan beberapa memiliki leksem yang berbeda dengan kondisi leksem yang mengalami penambahan fonem serta korespondensi fonemis. 25 definisi leksem yang mengacu pada aktivitas inderawi dalam bahasa Lamboya, yakni definisi dari leksem dengan 1) indera penglihatan; torowe-etawe, kejele-gilaka, toro, tambrage-tamra, toro kabunyi, haangu-angudi, kabula-hawula, kamatarage-tamratorodage, toro-hamatara-kapida-hapid dakanan matana, kaworoi-kabat deka, kapidi-kapit daka, hakeleng, 2) indera pendengaran; harange, tabararange-hato, hangada-hatonage, 3) indera penciuman; hangahana-hangaha, ngahayi-hangaha, kanutra, kabaina-kadananage, 4) indera perasa; jalnani-hajali, huge lamana-pohuge lamana, tangrayanage-kabadi, mamanani-kajaka, dan 5) indera perasa; karigta-kalika. Perbedaan leksem yang merujuk pada aktivitas yang sama tersebut, menunjukkan bahwa bahasa Lamboya yang digunakan oleh suku-suku yang berbeda di desa-desa yang berbeda pada wilayah yang sama, tidak memunculkan leksem yang sama. Kemunculan leksem yang sama, ada dengan hubungan kontra; leksem yang bermakna paling umum atau justru leksem yang bermakna paling khusus. Kata kunci: medan makna, aktivitas inderawi, bahasa Lamboya, analisis komponensia, revitalisasi bahasa