JANE (Jurnal Administrasi Negara)
Vol 14, No 2 (2023): JANE (Jurnal Administrasi Negara)-Februari 2023

KOLABORASI DALAM PENGELOLAAN WANA WISATA GUNUNG GALUNGGUNG DI KABUPATEN TASIKMALAYA

Iva Khopifatu S (Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia)
Rita Myrna (Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia)
Candradewini Candradewini (Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia)



Article Info

Publish Date
06 Feb 2023

Abstract

Tourism as a multidimensional sector that must be managed well by the government, private sector, community or collaborate together. Because this sector if managed properly has the potential to increase regional income as well as state foreign exchange, create jobs, improve the socio-economic level of the community, and is useful for increasing public awareness in an effort to preserve, protect and manage natural and cultural resources. Tasikmalaya Regency has unique and diverse natural characteristics that make it many natural tourist destinations such as Mount Galunggung. Mount Galunggung Tourism is one of the most favorite tourist destinations in Tasikmalaya Regency. The management of Mount Galunggung tourism is carried out by Perum Perhutani with the help of the surrounding community which are called Koparga (Koperasi Pariwisata Cipanas Galunggung). Its management has been done for a long time, but its development is still relatively slow. This study aims to determine and analyze how management through collaborative relationships is carried out between Perum Perhutani and Koparga by using collaboration process theory through systems analysis platform according to Vigoda & Gilboa (2002). In the process of this research using qualitative methods by going through the interview process with informants using purposive sampling technique, field observations and supported by research supporting documents. The results of this study explain that the management of Mount Galunggung tourism through collaborative relationships shows good results, but there are still some things that are not done as in the PKS (Perjanjian Kerjasama) such as Koparga's goal to help Perum Perhutani increase revenue, but the realization has never reached the annual target that has been determined and mutually agreed upon, In addition, the goal of Perum Perhutani in community empowerment is still not maximized, because there are still many Koparga members who do not understand their rights and obligations. Mount Galunggung tourism area is a destination that has the potential to become a better tourist destination in the future. With a note that management can be improved, especially in the collaboration process between Perum Perhutani and Koparga. Pariwisata sebagai sektor multidimensi yang mesti di kelola dengan baik oleh pemerintah, swasta, masyarakat maupun dengan cara kolaborasi bersama-sama dengan pihak lain. Jika sektor pariwisata dikelola dengan baik memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan daerah sekaligus devisa negara, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan taraf sosio-ekonomi masyarakat, serta bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya melestarikan, melindugi dan mengelola sumberdaya alam maupun budaya sekitar. Kabupaten Tasikmalaya memiliki karakteristik alam yang unik dan beragam sehingga menjadikannya banyak destinasi wisata alam seperti Gunung Galunggung. Wisata Gunung Galunggung merupakan salah satu destinasi wisata terfavorit di Kabupaten Tasikmalaya. Pengelolaan wisata Gunung Galunggung dilakukan oleh Perum Perhutani dengan bantuan dari masyarakat sekitar yang di berada dalam suatu wadah yang di sebut Koparga (Koperasi Pariwisata Cipanas Galunggung). Dalam pengelolaannya sudah dilakukan sejak lama, namun dalam perkembangannya masih relatif lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengelolaan melalui hubungan kolaborasi yang dilaksanakan antara Perum Perhutani dan Koparga dengan menggunakan teori proses kolaborasi melalui platform analisis sistem yang dikemukakan oleh Vigoda & Gilboa (2002). Dalam proses penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan melalui proses wawancara dengan informan menggunakan teknik purposive sampling, observasi lapangan dan didukung dokumen pendukung penelitian. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pengelolaan wana wisata Gunung Galunggung melalui hubungan kolaborasi menunjukan hasil yang cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa hal yang tidak dilakukan sebagaimana dalam PKS (Perjanjian Kerjasama) seperti tujuan Koparga untuk membantu Perum Perhutani dalam meningkatkan pendapatan, tetapi realisasinya tidak pernah mencapai target tahunan yang sudah di tentukan dan disepakati bersama. Selain itu, tujuan Perum Perhutani dalam pemberdayaan masyarakat masih belum maksimal, dikarenakan masih banyaknya anggota Koparga yang tidak memahami hak dan kewajibannya. Wana wisata Gunung Galunggung merupakan destinasi yang sangat memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata yang lebih baik kedepannya. Dengan catatan dalam pengelolaannya bisa lebih dibenahi dan diperbaiki, terutama dalam proses kolaborasi antara Perum Perhutani dan Koparga.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

jane

Publisher

Subject

Social Sciences

Description

JANE (Jurnal Administrasi Negara) telah meninjau dan menilai praktik administrasi publik di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional yang diarahkan untuk mengelola proses pembangunan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hal ini memberikan perhatian khusus pada penyelidikan ...