Triase menjadi aspek yang sangat esensial pada layanan gawat darurat khususnya intrahospital. Triase dalam teknis pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang pertama kali bertemu pasien di IGD. Tenaga kesehatan yang bertugas dalam memprioritaskan pasien menggunakan triase, yang setidaknya harus memuat interpretasi dari riwayat klinis dan pengkajian fisiologis, memberikan label, serta menempatkan pasien pada area yang sesuai. Triase yang cepat dan tepat merupakan kunci kesuksesan performa dalam memberikan layanan gawat darurat. Adanya penilaian terhadap prioritas pasien yang tidak tepat dengan kondisinya memiliki resiko peningkatan angka kesakitan, berpengaruh terhadap hasil perawatan, atau luaran yang akan ditetapkan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui korelasi karakteristik dengan pengetahuan petugas kesehatan mengenai triase ATS di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian korelatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD Wangaya Kota Denpasar dalam kurun waktu 1 bulan pada November 2022. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari 24 perawat dan 7 dokter. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling. Uji Gamma digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel. Hasil menunjukkan dari karakteristik tenaga kesehatan, hanya riwayat pelatihan triase yang secara statistik memiliki hubungan dengan pengetahuan triase ATS dengan p-value 0,021. Tidak ditemukan adanya hubungan secara statistik antara usia, jenis kelamin, riwayat pendidikan, riwayat pelatihan BTCLS, pelatihan PPGD, dan riwayat lama pekerjaan dengan pengetahuan triase ATS. Pelatihan triase secara berkala dapat dilakukan dengan metode roleplay maupun video untuk dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai triase ATS.
Copyrights © 2023