Ni Made Ayu Sukma Widyandari
Faculty Of Health, Institute Of Technology And Health Bintang Persada, Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN SAUDARA KANDUNG DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA ANAK AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR Ni Made Ayu Sukma Widyandari; Luh Mira Puspita; Ida Arimurti Sanjiwani
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 10 No 6 (2022): Desember 2022
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2022.v10.i06.p11

Abstract

Gangguan komunikasi interpersonal merupakan salah satu masalah yang dialami oleh anak autis. Hal ini disebabkan karena kurangnya perkembangan kemampuan berbahasa sehingga anak autis mengalami kesulitan menyampaikan dan menerima pesan dari orang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan komunikasi pada anak autis adalah dukungan dari saudara kandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan saudara kandung dengan komunikasi interpersonal pada anak autis di Pusat Layanan Autis Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 38 anak yang dipilih dengan teknik total sampling berdasarkan kriteria populasi terjangkau. Pengumpulan data menggunakan kuesioner sibling support dan kuesioner Interpersonal Communication Inventory (ICI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata dukungan saudara pada anak autis adalah 22,76 dan rata-rata komunikasi interpersonal pada anak autis adalah 18,18. Data yang diuji dengan Spearman Rank (rho) diperoleh nilai signifikansi 0,00 (? = 0,05) dengan nilai korelasi 0,794 dan korelasi berarah positif. Hal ini menunjukkan korelasi yang kuat dengan arah positif yang artinya semakin baik dukungan saudara kandung maka semakin baik pula komunikasi interpersonal pada anak autis.
The Effectiveness of Leaflet and Video Educational Media Through Whatsapp toward the Knowledge of Type 2 DM Patients I Made Rai Mahardika; Ni Made Ayu Sukma Widyandari
Babali Nursing Research Vol 4 No 1 (2023): January
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2023.41140

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease with characteristics of hyperglycemia that occurs due to abnormalities in the secretion of insulin, the action of insulin or both. Diabetes is known as a silent killer because when it is known that complications have occurred. Complications can be prevented through a good understanding and knowledge of diabetes. Knowledge of DM patients can be improved through the provision of Education. There are various ways of providing education such as the type of media used and how education is given. The purpose of the study was to determine the effectiveness of leaflet education media and video education media through Whatsapp application to the knowledge of Type 2 DM patients. The research design used is quasi experimental design using pre-test and post-test with control group design. The sample consisted of 112 people divided into two groups, 56 people in the control group (leaflet media) and 56 people in the intervention group (video media). Sampling technique by purposive sampling. The results showed that health education provided with leaflets and video media via Whatsapp had an effect on improving the knowledge of Type 2 DM patients (p-value 0.000). The results of Independent T-Test showed the mean value on the leaflet media 12.10 and the mean on the video media 13.28 with a p-value of 0.019. Conclusion: the provision of health education using video media via Whatsapp is more effective in improving knowledge in Type 2 DM patients than using leaflet media via Whatsapp.
Key Point of Covid-19 Pandemic Management as Global Disaster in Nursing Perspective: A Scooping Review Ni Made Ayu Sukma Widyandari; I Wayan Edi Sanjana
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.714 KB)

Abstract

Secara global, COVID-19 memberikan dampak besar di berbagai sektor. Hantaman kematian dan kesulitan untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan menjadi momok menakutkan di berbagai negara yang terdampak. Banyak intervensi penanganan pandemi yang berdampak positif dan langsung berperan dalam menekan dan mencegah penyebaran virus. Studi ini bertujuan untuk mengetahui poin utama yang dapat dilakukan dalam mengatasi pandemi COVID-19 yang ditetapkan sebagai bencana global dilihat dari pandangan keperawatan. Penelitian ini merupakan telaah literatur pada beberapa database elektronik diantaranya EbscoHost, Sciencedirect, Proquest, PubMed dengan mencari artikel dalam rentang tahun 2019-2022 . 21 artikel dipilih untuk dilakukan analisis. Artikel yang dipilih terdiri atas 13 artikel original dan 8 artikel review. Penanganan pandemi COVID-19 dikelompokan menjadi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tindakan yang kurang efektif dalam membatasi penularan penyakit adalah skrining termal yang diimplementasikan sebagai bagian dari gabungan tindakan skrining. Hasil telaah artikel penelitian menunjukkan bahwa belum ditemukan adanya data yang menunjukkan negara di dunia yang dapat memperkirakan akan adanya pandemi yang disebabkan oleh virus corona, sehingga keempat jenis tindakan layanan berbasis komunitas tersebut dimulai sebagai respon tanggap bencana.
KOMPRES HANGAT JAHE MERAH SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER DALAM MENGELOLA NYERI GOUT ARTHRITIS Ni Made Ayu Sukma Widyandari; I Made Rai Mahardika
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL Vol. 1 No. 1 (2022): Simposium Kesehatan Nasional
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.902 KB)

Abstract

Gout Arthritis adalah penyakit yang disebabkan karena penimbunan kristal monosodium urat dalam tubuh dengan gejala paling lazimnya adalah nyeri. Salah satu tindakan manajemen nyeri non farmakologis adalah memberikan kompres hangat. Tujuan literatur review ini adalah untuk mengetahui efektifitas kompres hangat jahe merah dalam mengelola nyeri pasien Gout Arthritis. Pencarian artikel dilakukan pada database Google Scholar dengan rentang waktu publikasi tahun 2017-2022. Terdapat 5 artikel yang dipilih untuk dilakukan analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kompres hangat jahe merah efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien Gout Arthritis.
KORELASI KARAKTERISTIK DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT MENGENAI AUSTRALIAN TRIAGE SCALE I Kadek Astika; I Wayan Edi Sanjana; Ni Made Ayu Sukma Widyandari
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 11 No 2 (2023): April 2023
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2023.v11.i02.p11

Abstract

Triase menjadi aspek yang sangat esensial pada layanan gawat darurat khususnya intrahospital. Triase dalam teknis pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang pertama kali bertemu pasien di IGD. Tenaga kesehatan yang bertugas dalam memprioritaskan pasien menggunakan triase, yang setidaknya harus memuat interpretasi dari riwayat klinis dan pengkajian fisiologis, memberikan label, serta menempatkan pasien pada area yang sesuai. Triase yang cepat dan tepat merupakan kunci kesuksesan performa dalam memberikan layanan gawat darurat. Adanya penilaian terhadap prioritas pasien yang tidak tepat dengan kondisinya memiliki resiko peningkatan angka kesakitan, berpengaruh terhadap hasil perawatan, atau luaran yang akan ditetapkan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui korelasi karakteristik dengan pengetahuan petugas kesehatan mengenai triase ATS di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian korelatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD Wangaya Kota Denpasar dalam kurun waktu 1 bulan pada November 2022. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari 24 perawat dan 7 dokter. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling. Uji Gamma digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel. Hasil menunjukkan dari karakteristik tenaga kesehatan, hanya riwayat pelatihan triase yang secara statistik memiliki hubungan dengan pengetahuan triase ATS dengan p-value 0,021. Tidak ditemukan adanya hubungan secara statistik antara usia, jenis kelamin, riwayat pendidikan, riwayat pelatihan BTCLS, pelatihan PPGD, dan riwayat lama pekerjaan dengan pengetahuan triase ATS. Pelatihan triase secara berkala dapat dilakukan dengan metode roleplay maupun video untuk dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai triase ATS.
Literatur Review: Penggunaan Terapi Non-farmakologi dalam Mengatasi Keluhan Nyeri di Unit Gawat Darurat Sanjana, I Wayan; Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari; Wahyunadi, Ni Made Dewi; Maha Putra, I Nyoman Arya; Megayanti, Sri Dewi; Widyandari, Ni Made Ayu Sukma; Damayanti, Ida Ayu Manik
Adi Husada Nursing Journal Vol 10 No 1 (2024): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKES Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37036/ahnj.v10i1.533

Abstract

Pain management in the Emergency Department (ED) is crucial for humanitarian reasons and is associated with significant morbidity. Previously, pharmacologic therapies like acetaminophen, opioids, and NSAIDs were used, but they carry risks of side effects. Non-pharmacological interventions are often used in conjunction with pharmaceutical therapies to improve pain management and reduce opioid use. This study's purpose was to describe the non-pharmacological interventions that nurses can provide in addressing pain experienced by patients in the ED. This is a literature study from several databases such as Science Direct, ProQuest, SpringerLink, and PubMed using keywords combined with Boolean. The study's selection process involved searching 769 articles using keywords, excluding 27 duplicates and 712 articles not meeting research objectives. After a full-text review of 30 selected articles, 19 were excluded, and 11 were selected for inclusion. Acupuncture therapy is the most commonly used non-pharmacological therapy, followed by warm/cold compresses, distraction, and deep breath relaxation. Non-pharmacological therapies can be given to manage pain in patients in the ED. Combining pharmacological and non-pharmacological therapies can provide more analgesia for severe pain.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKURASI LABEL TRIASE INTRARUMAH SAKIT DI INDONESIA: TINJAUAN LITERATUR Sanjana, I Wayan Edi; Widyandari, Ni Made Ayu Sukma; Megayanti, Sri Dewi; Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 11 No 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2023.v11.i05.p01

Abstract

Instalasi Gawat Darurat (IGD) menjadi pintu gerbang utama pelayanan pasien di rumah sakit. Petugas kesehatan yang bertemu pertama kali dengan pasien memiliki tugas untuk melakukan kategorisasi pada kondisi kegawatdaruratan pasien yang dikenal dengan istilah triase. Triase memiliki mekanisme yang berbeda sesuai dengan kondisi yang ditemukan. Apabila label triase yang diberikan pada pasien tidak tepat akan mengakibatkan tidak optimalnya layanan di IGD. Petugas kesehatan yang melakukan triase harus memiliki pengetahuan dalam menentukan ketepatan label pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mereview faktor yang berhubungan dengan ketepatan label triase di Indonesia. Penelitian ini merupakan telaah literatur pada beberapa database diantaranya Science Direct, Proquest, dan Google Scholar. Artikel dicari dengan beberapa kata kunci dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang dikombinasikan dengan Boolean. Artikel dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil menunjukkan total terdapat 1012 dari ketiga database yang selanjutnya dipilih 11 artikel untuk dilakukan analisis. Faktor yang berhubungan dengan ketepatan label triase digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi karakteristik (usia, pengalaman kerja, pengalaman pelatihan kegawatdaruratan, lama bekerja), pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi petugas kesehatan. Faktor eksternal meliputi kondisi overcrowded IGD, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, alur pasien masuk IGD. Pengetahuan menjadi faktor yang paling sering ditemukan berhubungan dengan ketepatan label triase pasien. Adanya pelatihan secara berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan ketepatan label triase.
Impact of Social Interaction and FOMO on Adolescent Mental Health in the Digital Age Diwyami, Ni Putu; Widyandari, Ni Made Ayu Sukma; Narlianti, Ni Putu Veny
Babali Nursing Research Vol. 6 No. 4 (2025): October
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2025.64528

Abstract

Background: Social interaction in the digital era shapes adolescents' mental well-being. While online platforms promote social connection, they also increase exposure to cyberbullying, social pressure, and Fear of Missing Out (FOMO), which may lead to psychological distress. This study investigated how social interaction and FOMO simultaneously affect adolescents' mental health in Bali. Methods: This cross-sectional study examined the relationship between social interaction, FOMO, and adolescent mental health among 345 adolescents aged 10–18 in Bali Province. Participants were active social media users recruited through consecutive sampling. Data were collected using a validated 106-item Likert-scale questionnaire (Cronbach's α = 0.968) and analyzed using logistic regression with a significance level of p < 0.05. Results: Multivariate analysis showed that poor face-to-face interaction (AOR = 9.75; 95% CI: 4.99–19.03; p = 0.036), high online interaction (AOR = 17.10; 95% CI: 8.51–33.99; p = 0.001), and identified FOMO status (AOR = 6.13; 95% CI: 3.36–11.16; p = 0.018) were significantly associated with higher psychological distress among adolescents. Conclusion: A combination of reduced in-person social interaction, excessive online engagement, and FOMO substantially increases the risk of mental health problems in adolescents. Limited offline interaction restricts emotional support and social validation, while high online activity and FOMO contribute to anxiety, social comparison, and feelings of exclusion. These findings highlight the importance of promoting balanced social interaction and digital literacy in the digital age to support adolescent mental health.
Care and Technology Collaboration for Health: Upgrading Prevention of Chronic Complications through Family Empowerment (CATCH-UP) Widyandari, Ni Made Ayu Sukma; Udayani, Ni Wayan; Wardana, Ida Ayu Fla Aganta; Sa'diyah, Isty Nur Khalimatus
Babali Nursing Research Vol. 6 No. 4 (2025): October
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2025.64529

Abstract

Introduction: Chronic diseases such as chronic kidney disease (CKD), diabetes mellitus, and hypertension are major contributors to morbidity and mortality worldwide, particularly in Indonesia, where they impose significant healthcare burdens. Suboptimal patient self-care, often due to limited digital literacy and inadequate family support, exacerbates disease progression and complications. This study aimed to evaluate the effectiveness of a family-centered, technology-assisted empowerment program in improving digital health literacy, self-care behaviors, and family empowerment among CKD patients undergoing hemodialysis. Methods: A quasi-experimental design involving 60 families allocated into intervention and control groups was employed. Data were collected at two time points—baseline and after the 4-week intervention—using standardized questionnaires for digital literacy (eHEALS), self-care behaviors (SDSCA-CKD), and family empowerment (FES). Baseline data were collected during an initial face-to-face enrollment session, while post-intervention data were collected using secure digital forms. Statistical analyses included paired and independent t-tests and Pearson correlation. Results: The intervention group showed significant improvements in digital health literacy (mean increase = 8.21; p < 0.001), self-care behaviors (mean increase = 16.65; p < 0.001), and family empowerment (mean increase = 1.79; p < 0.001), with strong positive correlations between between family empowerment and self-care (r = 0.257; p = 0.047) and between digital literacy and family empowerment (r = 0.455; p < 0.001). Conclusion: The CATCH-UP model is an effective approach to enhancing self-care and preventing complications in chronic disease management through empowered family engagement and digital literacy enhancement.
Kompetensi yang Dibutuhkan Perawat Saat Bekerja di Ambulans Pra-Rumah Sakit: Scoping Review Sanjana, I Wayan Edi; Widyandari, Ni Made Ayu Sukma; Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 21 No 2 (2023): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol21.Iss2.960

Abstract

Prehospital care has historically provided medical care with the aim of saving lives and preventing disability. Prehospital services that are accommodated by ambulances have complex and unpredictable care arrangements, so ambulance personnel, namely nurses, must prepare themselves to deal with all situations and conditions. This study aims to describe the competencies possessed by nurses while on duty in prehospital ambulances. This research is a literature study from several databases, and we obtained 20 articles for analysis. The results of the article analysis show that nurses who work in prehospital ambulances must have the competence to be able to save patients' lives, which is formed from knowledge, attitudes, and skills. Knowledge that must be possessed by ambulance nurses includes assessment, triage, and situation analysis. The positive attitudes of ambulance nurses include decision-making, communication, collaboration, caring, ethics, and culture. The skills possessed by ambulance nurses are BHD, intubation, examination of vital signs, interpretation of supporting examinations, and drug management. Ambulance nurses can improve their emergency care competencies through continuous education and training.