ANALISIS PRODUKTIVITAS SERASAH HUTAN MANGROVE DI DESA TUTUWOTO KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA

Farid SM (Program Studi Konservasi Hutan Fakultas Maritim Perikanan dan Kehutanan, Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo, Jl. Tribrata, Kelurahan Ipilo, Kota Timur, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, 96112)
Siti Amalia Gobel (Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo, Jl. Jendral Sudirman, Limba U1, Kota Selatan, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, 96135)

Jambura Edu Biosfer Journal
Vol 5, No 2 (2023): Jambura Edu Biosfer Journal

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas serasah di kawasan mangrove Tutuwoto Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Pengambilan data dilakukan dengan metode survey menggunakan penampung serasah (litter trap) berukuran 1meter x 1meter. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan perbedaan produktivitas serasah untuk masing-masing jenis. Rhizophora mucronata memiliki produktivitas serasah tertinggi yakni 3,92 gram berat kering/m2/hari (gbk/m2/hr), Rhizophora apiculata 3,89 gbk/m2/hr, Ceriops decandra 2,87 gbk/m2/hr dan Bruguiera gymnorrhiza 1,98 gbk/m2/hr. Serasah daun memberikan kontribusi yang besar di perairan mangrove yakni daun menyumbang 53%—75%; ranting 15%-25%, serta organ bunga dan buah 4%-32%. Mangrove pada strata pohon menghasilkan produktivitas tertinggi dibandingkan dengan mangrove strata pancang. Mangrove strata pohon menghasilkan serasah 1,97—3,92 gbk/m2/hr, dan pancang 1,09—1,58 gbk/m2/hr. Produktivitas serasah di lokasi penelitian dipengaruhi oleh perbedaan spesies, perbedaan strata, dan perbedaan tingkat kerapatan jenis.