Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana otoritas parewa sara’ pra dan pasca terjadinya rumpa’na tana Bone. Kajian ini dibagi menjadi 3 rumusan masalah: (1) Bagaimana sejarah parewa sara’ pra peristiwa rumpa’na tana Bone, (2) Bagaimana kontribusi parewa sara’ ketika berlangsungnya peristiwa rumpa’na tana Bone, (3) Bagaimana kedudukan parewa sara’ pasca peristiwa rumpa’na tana Bone. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research. Pendekatan yang digunakan yaitu: (1) Pendekatan Sejarah, (2) Pendekatan Budaya, (3) Pendekatan Etnografi. Sumber data ada dua macam yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, sedangkan langkah-langkah penelitian yakni: (1) Heuristik (pengumpulan sumber), (2) Kritik Sumber, (3) Interpretasi, (4) dan Historiografi. Hasil penelitian ini berupaya mengungkap otoritas Parewa Sara’ pra dan pasca peristiwa Rumpa’na Tana Bone dalam kurun waktu 1824-1931. Pengungkapan pertama: struktur pemerintahan Kerajaan Bone sebelum dan setelah Islam sebagai agama resmi kerajaan. Kedua, peranan Parewa Sara’ yang memiliki otoritas dalam memandang peristiwa yang akan dihadapi Kerajaan Bone ketika berhadapan dengan Hindia Belanda. Pandangan ini terlihat setelah Hindia Belanda melakukan penyerangan guna menguasai pelabuhan yang ada di Bone. Pukulan mundur yang terus dilakukan Belanda membuat lasykar-lasykar Bone kewalahan sehingga peristiwa ini diistilahkan Rumpa’na Tana Bone. Dan ketiga, akibat kemenangan Belanda dalam perang yang telah berlangsung membuat sisyem pemerintahan Kerajaan Bone diambil alih oleh pihak Belanda dan Parewa Sara’ yang tadinya memiliki kedudukan dalam pemerintahan Kerajaan Bone sudah jarang dijumpai dalam pengungkapan perannya dalam pemerintahan.
Copyrights © 2023