Peningkatan kemampuan resiliensi pada masyarakat rawan terkena bencana alam bertujuan supaya masyarakat dapat segera bangkit dan menata kembali kehidupan pasca bencana alam. Individu atau masyarakat yang tingkat resiliensinya rendah, maka tidak hanya rentan terhadap dampak psikologis tetapi juga lambat dalam melakukan pemulihan dan menyesuaikan diri setelah bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi pada penyintas bencana gempa bumi Lombok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan In-Depth Interview. Teknik analisis data menggunakan thematic analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini merupakan resilien. Aspek-aspek resiliensi yang muncul dari subjek penelitian adalah regulasi emosi, pengendalian impuls, mampu menganlisis masalah, efikasi diri, optimis, empati, dan pencapaian. Para subjek penelitian juga memiliki sumber resiliensi seperti: dukungan sosial, rasa syukur, religiusitas yang tinggi, serta faktor budaya. Faktor budaya yang muncul pada para penyintas adalah dalam setiap kejadian buruk pasti mengatakan “Aget Bae” (untung saja). Empat sumber resiliensi tersebut menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam proses resiliensi para subjek.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023