Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN DENGAN AFEK POSITIF DAN AFEK NEGATIF PADA LANSIA Urbayatun, Siti
HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia) Vol 3, No 1 (2006): Vol 3 No 1 Januari 2006
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.641 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini untuk menguji apakah ada hubungan antara pemenuhan kebutuhan danafek lansia. Uji analisis kuantitatif  dilakukan menggunakan perangkat lunak LISREL8.03. Jumlah subyek dalam penelitian ini ada 40 orang lansia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Model tentang hubungan antara pemenuhankebutuhan dan afek lansia merupakan model yang fit setelah 8 faktor dalam variabel pemenuhankebutuhan direduksi menjadi 4 faktor. (2) Uji hubungan antar konstrak di dalam modelmenunjukkan adanya hubungan langsung antara konstrak-konstrak yang dihipotesiskan,misalnya terbuktinya peranan kebutuhan dalam mendukung munculnya afek positif ((=2.85;p<0.01) dan peranan kebutuhan dalam mengurangi munculnya afek negatif ((= -1.50;p<0.01).Key words: pemenuhan kebutuhan, afek positif, afek negatif
DUKUNGAN SOCIAL DAN KECENDERUNGAN DEPRESI POST PARTUM PADA IBU PRIMIPARA DI DAERAH GEMPA BANTUL Urbayatun, Siti
HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia) Vol 7, No 2: Agustus 2010
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.641 KB)

Abstract

This research examined a correlation between Social Support and Post Partum Depression. Quantitatif analytical test was done by application of SPSS 15.00 for Windows software. The subject of this research were 60 primipara mother at RB Bina Sehat and RSKIA Ummi Khasanah, Bantul, Yogyakarta. The result of this research indicates that: There was significantly negative correlation between Social Support and Post Partum Depression. (r = -0.545, p= 0.00, p<0.00). The contribution of Social Support for Post Partum Depression was 29,7 %.
STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM Anggarwati, Dwi Putri; Urbayatun, Siti
EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi Vol 1, No 2 (2013): Volume 1 no 2, Desember 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.601 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk dari indera keenam dan strategi koping pada orang yang memiliki indera keenam yang berhubungan dengan permasalahan dari indera keenam yang dimilikinya dan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Subjek yang menjadi informan berjumlah satu orang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode  kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi  Dalam menganalisis data dari hasil wawancara menggunakan analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk-bentuk dari indera keenam yang dimiliki oleh informan adalah clairvoyance, clairaudience dan psikokinesis. Strategi koping  yang digunakan oleh informan adalah seeking social support, positive reappraisal dan planful problem solving serta dibantu dengan kemampuan indera keenam yang dimilikinya. Pada permasalahan yang muncul dari bentuk indera keenam yang dimilikinya strategi koping yang digunakan yaitu seeking social support dan positive reappraisal sedangkan pada permasalahan sehari-hari menggunakan strategi koping planful problem solving. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk dari indera keenam yang dimiliki oleh informan adalah clairvoyance, clairaudience dan psikokinesis. Strategi koping yang digunakan untuk masalah secara internal, dalam hal ini masalah dengan indera keenam yang dimilikinya, informan cenderung menggunakan emotional focused coping. Pada masalah eksternal atau masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, informan cenderung menggunakan problem focused coping dalam menghadapi masalah.Kata Kunci : indra keenam, strategi koping
STRES PADA PENYINTAS GEMPA YANG MENGALAMI CACAT FISIK Urbayatun, Siti
Indigenous Vol. 13, No.1, Mei 2015
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah stress pada penyintas  yang mengalami cacat fisik. Subyek penelitian ini adalah dua penyintas gempa yang mengalamicacat fisik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yakni menggunakan pendekatan fenomenologis dengan thematic analysis. Sebagai pelengkap, data diuji lagi dengan triangulasi melalui FGD dengan kelompok penderita cacat.  FGD dilakukan 1 kali dengan 7 responden. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan FGD ditemukan beberapa stresor yang sekarang dihadapi penyandang cacat adalah: a) masalah fisik, antara lain badan masih sakit dan nyeri; b) masalah psikologis, seperti sedih, jengkel; c) mobilitas yang terganggu akibat kecacatannya; d) masalah pekerjaan, yakni terputusnya subyek dengan pekerjaan sebelumnya; dan e) kurangnya modal untuk kelanjutan hidup mereka.
STRES PADA PENYINTAS GEMPA YANG MENGALAMI CACAT FISIK Urbayatun, Siti
Indigenous Vol. 13, No.1, Mei 2015
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah stress pada penyintas  yang mengalami cacat fisik. Subyek penelitian ini adalah dua penyintas gempa yang mengalamicacat fisik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yakni menggunakan pendekatan fenomenologis dengan thematic analysis. Sebagai pelengkap, data diuji lagi dengan triangulasi melalui FGD dengan kelompok penderita cacat.  FGD dilakukan 1 kali dengan 7 responden. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan FGD ditemukan beberapa stresor yang sekarang dihadapi penyandang cacat adalah: a) masalah fisik, antara lain badan masih sakit dan nyeri; b) masalah psikologis, seperti sedih, jengkel; c) mobilitas yang terganggu akibat kecacatannya; d) masalah pekerjaan, yakni terputusnya subyek dengan pekerjaan sebelumnya; dan e) kurangnya modal untuk kelanjutan hidup mereka.
STRES PADA PENYINTAS GEMPA YANG MENGALAMI CACAT FISIK Urbayatun, Siti
Indigenous Vol. 13, No.1, Mei 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v13i1.2329

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah stress pada penyintas  yang mengalami cacat fisik. Subyek penelitian ini adalah dua penyintas gempa yang mengalamicacat fisik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yakni menggunakan pendekatan fenomenologis dengan thematic analysis. Sebagai pelengkap, data diuji lagi dengan triangulasi melalui FGD dengan kelompok penderita cacat.  FGD dilakukan 1 kali dengan 7 responden. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan FGD ditemukan beberapa stresor yang sekarang dihadapi penyandang cacat adalah: a) masalah fisik, antara lain badan masih sakit dan nyeri; b) masalah psikologis, seperti sedih, jengkel; c) mobilitas yang terganggu akibat kecacatannya; d) masalah pekerjaan, yakni terputusnya subyek dengan pekerjaan sebelumnya; dan e) kurangnya modal untuk kelanjutan hidup mereka.
STRES PADA PENYINTAS GEMPA YANG MENGALAMI CACAT FISIK Urbayatun, Siti
Indigenous Vol. 13, No.1, Mei 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v13i1.2328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah stress pada penyintas  yang mengalami cacat fisik. Subyek penelitian ini adalah dua penyintas gempa yang mengalami cacat fisik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yakni menggunakan pendekatan fenomenologis dengan thematic analysis. Sebagai pelengkap, data diuji lagi dengan triangulasi melalui FGD dengan kelompok penderita cacat.  FGD dilakukan 1 kali dengan 7 responden. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan FGD ditemukan beberapa stresor yang sekarang dihadapi penyandang cacat adalah: a) masalah fisik, antara lain badan masih sakit dan nyeri; b) masalah psikologis, seperti sedih, jengkel; c) mobilitas yang terganggu akibat kecacatannya; d) masalah pekerjaan, yakni terputusnya subyek dengan pekerjaan sebelumnya; dan e) kurangnya modal untuk kelanjutan hidup mereka.
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk Meningkatkan Kualitas Hidup pada Wanita yang Mengalami Bencana Tanah Longsor Aftrinanto, Zuhdan; Hayati, Elli Nur Nur; Urbayatun, Siti
Jurnal Studia Insania Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Humanities

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.55 KB) | DOI: 10.18592/jsi.v6i1.2006

Abstract

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) is engineering the merger of the energy system of the body and spirituality therapy using the method of tapping on certain points on the body. The purpose of this study was to determine the influence of Spiritual Emotional Freedom Technique in improving the quality of life in women who experienced landslide disaster in Purworejo. This study uses a quasi-experimental design with one group pretest-posttest design research model. The subjects of this study were six women in Purworejo with criteria aged 20 to 40 years, experienced landslide disaster, and having a low quality of life based on WHOQOL-BREF scale categorization. The experimental group was treated using the Spiritual Emotional Freedom Technique therapy. Quantitative data analysis techniques using Wilcoxon Signed Rank Test analysis. Qualitative data analysis is obtained from the observation, interview, worksheet, and evaluation sheet. The results showed that there was a significant increase in quality of life, both in each domain and overall between before and after being treated by SEFT. Based on that results, it can be concluded that the SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) can improve the quality of life of women who experienced a landslide disaster in Purworejo. 
Evaluation of Adherence, Distress and Quality of Life For Type 2 Diabetes Melitus Patients In Puskesmas Wedarijaksa I and Puskesmas Trangkil Kabupaten Pati Perwitasari, Dyah Aryani; Urbayatun, Siti; Wilisa, Oni Yulianta
Pharmaciana Vol 8, No 2 (2018): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.61 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v8i2.10573

Abstract

Diabetes mellitus is chronic disease that needs the complex and a long term medical treatment. Patient adherence and level  of distress can  affect patient quality of life.  The purposes of this study is to examine patients adherence, distress, and quality of life patients type 2 diabetes mellitus in KabupatenPati.This study used cross sectional design and data patients collection techniques were conducted prospective data. The subjects of research were patients with Type 2 diabetes amounted to 126 people. Instruments used in this research is Medication Adherence Respon Scale (MARS) questionnaire to measure patients adherence, Diabetes Distress Scale (DDS) to measure distress, and EQ-5D-5L questionnaire to measure quality of life. Data analysis statistic used Mann Whiney test, and regresi linier.        This study was dominated by female patients 78.6%. The mean age of DMT2 patients was 54.49 ± 6.19 years. The average value of adherence (MARS) was 21.33 ± 2.90 including in moderate adherence. The mean total of  DDS score was 1,56±0,42  including not distress level and the highest is the emotional burden domain. The mean value of  EQ5D5L index was 0.729 ± 0.161. The results showed a significant association (p <0.05) between patient characteristics age and duration of sick with adherence. There were  significant association (p <0.05) between age to physician distress, gender with emotional, marital status with emotional and interpersonal distress, duration of sick to physician distress and management teraphy distress. Marital status and income had  significant relationship  to quality of life. Emotional burden domain had significant relationship to quality of life. Multivariate analysis showed that the relationship of adherence and distress by the emotional burden to quality of life. This study concluded  the significant relationship between adherence, distress and quality of life.
Pelatihan Pengasuhan untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kualitas Pengasuhan Orang Tua Anak GPP/H Setiyani, Ratna Yunita; Gamayanti, Indria Laksmi; Urbayatun, Siti
HUMANITAS Vol 11, No 1: Januari 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.309 KB) | DOI: 10.26555/humanitas.v11i1.2327

Abstract

ABSTRACTThis research was aimed to verify whether parenting training could improve the understanding about ADHD and quality care on parents of preschool children with ADHD. The research design was quasi experimental with non-randomized pretest-posttest control group design. The participants on this study were six people that were parents of preschool children with ADHD. This study tookplace in Jogja Citra preschool-kindergarten-day care, Pleret, Bantul. This research used Wilcoxon Mann Whitney and Kruskal Wallis as statistical analysis. The findings indicate that parenting training could improve parents understanding on ADHD and also improving the quality care of parents towards preschool children with ADHD. The data processing shows 0.039 < 0.05 for significance level of the understanding towards ADHD and 0.039 < 0.05 for quality care. The significance level of Kruskal Wallis hypothetical test is 0.020 < 0.05.Keywords: parenting training, understanding on ADHD, quality care