Anak tunagrahita merupakan sebagai kemampuan anak tunagrahita yang memiliki IQ sama atau lebih rendah dari 70, memiliki keterbatasan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, tidak memikirkan hal yang abstrak dan berbelit-belit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penanganan anak tunagrahita dalam bentuk terapi okupasi/bina diri. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha mendeskripsikan suatu latar, objek atau peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas pengumpulan dan analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu lokasi penelitian di Sekolah SLB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi okupasi/bina diri merupakan salah satu bentuk penanganan yang efektif untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita. Terapi okupasi/bina diri dapat membantu anak tunagrahita untuk mengembangkan keterampilan dalam merawat diri, mengelola diri, tumbuh secara pribadi, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Terapi okupasi/bina diri juga salah satu bentuk penanganan yang penting untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita. Terapi ini dapat membantu anak tunagrahita untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk hidup mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat.
Copyrights © 2023