Maria Chyntia Panjaitan
Universitas Negeri Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penanganan Anak Tunagrahita dalam Bentuk Terapi Okupasi Bina Diri Rafael Lisinus Ginting; Carenina Z Y T; Fadhilah Amanda Putri; Indri Yosela Siagian; Irene Dian Pratiwi; Lidya Feronika Nababan; Maria Chyntia Panjaitan; Putri Domianda; Triani Ananta Br Sembiring
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Juli - Desember 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v3i2.350

Abstract

Anak tunagrahita merupakan sebagai kemampuan anak tunagrahita yang memiliki IQ sama atau lebih rendah dari 70, memiliki keterbatasan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, tidak memikirkan hal yang abstrak dan berbelit-belit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penanganan anak tunagrahita dalam bentuk terapi okupasi/bina diri. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha mendeskripsikan suatu latar, objek atau peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas pengumpulan dan analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu lokasi penelitian di Sekolah SLB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi okupasi/bina diri merupakan salah satu bentuk penanganan yang efektif untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita. Terapi okupasi/bina diri dapat membantu anak tunagrahita untuk mengembangkan keterampilan dalam merawat diri, mengelola diri, tumbuh secara pribadi, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Terapi okupasi/bina diri juga salah satu bentuk penanganan yang penting untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita. Terapi ini dapat membantu anak tunagrahita untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk hidup mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat.
ANALISIS HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 35 MEDAN DARI PERSPEKTIF GENDER Carenina Z Y T; Elviani Van Gracella Sinaga; Maria Chyntia Panjaitan; Natasha Lousiana Tamba; Syairal Fahmy Dalimunthe
Afeksi: Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 2 (2024): Afeksi: Jurnal Psikologi
Publisher : Afeksi: Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/afeksi.v3i2.1830

Abstract

Dari sudut pandang teoritis, konsep interaksi sosial berakar pada konstruktivisme sosial, yang menyatakan bahwa individu membangun pemahamannya sendiri tentang realitas melalui interaksi sosial. Teori gender menyatakan bahwa peran dan harapan gender dapat mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial. Gender merupakan faktor penting yang membentuk interaksi dan hubungan sosial. Penelitian tentang ``hubungan interaksi sosial di kalangan pelajar'' ini bertujuan untuk memperdalam analisis fenomena ini dari perspektif gender. Studi ini mengkaji bagaimana perbedaan gender mempengaruhi kualitas dan kuantitas interaksi sosial antar siswa, apakah terdapat perbedaan sifat interaksi antara siswa laki-laki dan perempuan, dan apakah interaksi tersebut berdampak pada akademik dan akademik. Mereka menginginkan jawaban atas pertanyaan seperti bagaimana dampaknya pengalaman sekolah mereka? Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode kausal komparatif yang dapat mendukung adanya hubungan sebab akibat antara kedua variabel dalam penelitian. Penelitian ini mengkaji dua variabel penelitian yaitu variabel gender sebagai variabel independen dan variabel interaksi sosial sebagai variabel dependen. Peneliti menggunakan kuesioner sosiometri. Survei sosiometri nominasi adalah jenis survei yang menggunakan serangkaian pertanyaan yang menanyakan siswa tentang teman favorit dan tidak disukai selama kegiatan sekolah, dimulai dari yang paling populer. Analisis data menggunakan angket sosiometri bernama menunjukkan bahwa siswa dengan nomor absensi 3, 4, dan 19 adalah yang paling populer. Dan ketiganya adalah siswa laki-laki. Siswa yang dikarantina saat ini adalah siswa dengan nomor absensi 2, 18, 20, 26, 28, dan 29 Ini termasuk empat pria dan dua wanita. Hal ini terjadi dengan munculnya teori hukum feminis atau feminist legal theory. Teori ini menegaskan bahwa undang-undang yang dibuat didasarkan pada nilai-nilai maskulin dan hukum yang ditegakkan didasarkan pada nilai-nilai sosial yang menindas.