Masalah global yang sedang dihadapi pada negara berkembang maupun negara maju, salah satunya adalah efek samping antibiotik, oleh karena itu dibutuhkan beberapa tindakan untuk mengurangi masalah ini. Penyebab infeksi masih merupakan masalah kesehatan dunia, terutama negara berkembang. Infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit. Penyebaran infeksi ini dapat melalui berbagai perantara yang dikenal sebagai vektor. Tingkat resistensi Staphylococcus aureus terhadap antibiotik yang sering digunakan sebesar 2-70%. Kulit kayu manis diketahui memiliki kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, tannin, dan minyak atsiri yang mengandung sinnamaldehid. Maka alternatif yang dilakukan adalah dengan cara menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu dengan memanfaatkan ekstrak kulit kayu manis (Cinnamomum Burmannii Blume). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran daya hambat ekstrak kulit kayu manis (Cinnamomum Burmannii Blume) terhadap bakteri Staphycoccus aureus. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium, dengan lima perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali dengan variasi kosentrasi 60%, 50%, 40% dan kontrol positif menggunakan antibiotik ciprofloaxin serta aquades sebagai kontrol negatif. Analisa data dengan melihat rata-rata sensitivitas. Hasil: Pada konsentrasi 60% sebesar 11.2 mm, 50% sebesar 9.4 mm, 40% sebesar 8,2 mm, kontrol positif sebesar 31.6 mm serta kontrol negatif sebesar 0 mm. Dapat diketahui bahwa ektrak kulit kayu manis (Cinnamomum Burmannii Blume) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus disekitar cakram. Kesimpulan: Semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin besar tingkat efektivitas ekstrak kulit kayu manis sebagai antibakteri Staphylococcus aureus, dengan konsentrasi paling efektif yaitu 60%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023