Inflamasi atau radang didefinisikan sebagai respon lokal jaringan mamalia yang mengalami luka akibat agen merugikan seperti bakteri, virus, trauma mekanik, keracunan organik, anorganik serta benda asing lainnya. Tanda peradangan meliputi kemerahan, nyeri serta kehilangan fungsi. Sedangkan nyeri merupakan suatu gejala penyakit yang timbul karena disebabkan oleh rangsangan mekanis, termal, kimia, atau listrik yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dengan pembebasan mediator nyeri seperti bradikinin dan prostaglandin, kemudian prostaglandin tersebut menimbulkan hiperalgesia, sehingga mediator nyeri seperti bradikinin dan histamin menimbulkan rasa nyeri. Daun dan batang inggu mengandung minyak atsiri yang terdiri dari metil nonilketon mencapai 90%, pinen. Dari hasil uji kualitatif skrining fitokimia daun inggu (Ruta angustifolia) terdapat kandungan senyawa kimia yaitu flavonoid, steroid, alkaloid, saponin, tanin, kuinon dan triterpenoid. Uji efek antiinflamasi dilakukan dengan metode edema kaki tikus dengan menginduksikan ?-karagenan 0,8 % sebanyak 0,2 ml. Metode induksi karagenan ini merupakan salah satu metode pengujian aktivitas antiinflamasi. daya aktivitas analgesik pada sediaan uji ditunjukkan dengan persentase hambatan nyeri yang diberikan lebih besar atau sama dengan 50% dari kelompok kontrol negatif, maka dianggap efektif sebagai analgesik. Hasil uji statistik menunjukkan persentase hambatan nyeri terdistribusi normal dengan nilai signifikan 0,651(>0,05) dan homogen dengan nilai signifikan 0,152(>0,05) Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun inggu dosis 10 mg dan 20 mg / 200 g BB berbeda bermakna dengan kontrol negatif CMC Na, sehingga membuktikan bahwa pada ekstrak daun inggu mempunyai efek sebagai analgesik
Copyrights © 2024