Masyarakat dalam memenuhi aktifitas sosialnya membutuhkan adanya ruang publik. Perkembangan budaya masyarakat selalu terkait dengan space dan places dimana perilaku budaya senantiasa muncul dan terwujud dengan berbagai pola aktivitas pelakunya dalam sebuah seting ruang. Bagi sebagian masyarakat Kota Yogyakarta, ruang publik kota seperti Selasar GSP UGM merupakan alternatif untuk melakukan aktivitas sosial, khususnya untuk kegiatan yang sifatnyanya berkelompok. Penelitian pada Selasar GSP UGM ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengguna berkelompok ini dalam upayanya membentuk teritori pada ruang terbuka yang sifatnya publik serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam membentuk teritori tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deduktif-kualitatif dengan menggunkan pendekatan applied research untuk mengamati perilaku teritorialitas pada objek amatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kegiatan, attributes, setting fisik dan budaya berpengaruh terhadap teritori yang terbentuk di Selasar GSP UGM, sehingga pengguna merasa nyaman dalam melakukan ativitasnya. Terdapat pula beberapa perbedaan oleh kelompok ektrakurikuler dan kelompok diskusi dalam upayanya untuk mengontrol teritorialnya.
Copyrights © 2023