Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementation of Smart Co-Housing Concept in Middle-Aged Adult Community in Indonesia Try Ramadhan; Dindha Nirmalasari; Mutiara Ningrum; Beatricia Beatricia; Heince Andre Maahury
Indonesian Journal of Built Environmental and Sustainability Vol 1, No 2 (2019): Indonesian Journal of Built Environmental and Sustainability
Publisher : Universitas Kebangsaan Republik Indonesia [UKRI]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/ijobes.v1i2.360

Abstract

ABSTRACT : The population of productive age will reach 70% in 2020-2030, while the remaining 30% is unproductive population (under 15 years and above 65 years). The increasing number of population will affect on increasing housing needs, whereas if viewed from the availability of land, it will be difficult to realize a private housing that will required land is large enough for each family. When faced with other phenomena, the productive age composition is filled by a year old aged of 35-60 years and dominated by a millennials generation. This generation is very open and accustomed to the use of technology in daily life. The proximity of millennial generation with technology will revolutionize the way of human life, especially how to settle to influence the growth of housing and urban in indonesia. Therefore, with regard to the problem of increasing housing needs due to the explosion of population in Indonesia, if faced with demands of technological demand as a lifestyle of millennials, the concept of ' smart co-housing ' which is the concept of a decent and integrated residential housing that can consist of several families. Smart co-housing contains two concepts of house concept, which are smart house and shared house. Smart house is a concept of houses that apply technology application and directed into the eco-friendly housing because there is control of energy consumption. Meanwhile, house sharing is a residential concept combining of multiple families with the sharing of private and public spaces as a communal spaces. This research uses a descriptive method that examines the concept of smart co-housing to make a description of the concept systematically later compared to similar phenomena that have occurred in other countries (comparative study) to determine the potential and challenge of the implications of this housing concept in Indonesia. The results of this study indicate that the smart co-housing concept can be applied in Indonesia as a solution of increasing housing needs for millennials in middle adulthood, in terms of economic, social, and environmental aspects.Keywords : Demographic bonuses, co-housing, middle-aged adult, smart housing
BUDAYA KAFE DALAM DINAMIKA PERKEMBANGAN RUANG KOTA Heince Andre Maahury
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v2i1.5103

Abstract

Tulisan ini membahas secara umum tentang bagaimana fenomena budaya Kafe dari masyarakat konsumtif dapat mempengaruhi perkembangan dan perubahan ruang-ruang kota. Dengan berkembangnya generasi dari masyarakat konsumtif maka bertambah juga jumlah Kafe-Kafe baru baik di lingkaran urban maupun di pinggiran. Pertambahan kontestan dalam bisnis ini telah menjadi pemicu atas berubahnya dinamika perkembangan suatu kota.Dalam tulisan ini teori yang digunakan meliputi Teori tentang Kafe untuk mengetahui sejauh mana perubahan paradigma dari fasilitas ini, Teori ruang kota untuk mengetahui bagaimana pembentukan ruang ditinjau dari kapitalisme, Teori citra kota yaitu untuk mengukur perubahan serta dampak dari perubahan tersebut, serta teori tentang Masyarakat konsumtif untuk mengukur atribut-atribut pelayanan dari sebuah industri bisnis.
PERILAKU TERITORIAL PADA PEMANFAATAN RUANG PUBLIK SELASAR GRAHA SABHA PRAMANA UGM Andi Andre Pratama Putra; Heince Andre Maahury; Desty Rara Retna Kalude
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.22336

Abstract

Masyarakat dalam memenuhi aktifitas sosialnya membutuhkan adanya ruang publik. Perkembangan budaya masyarakat selalu terkait dengan space dan places dimana perilaku budaya senantiasa muncul dan terwujud dengan berbagai pola aktivitas pelakunya dalam sebuah seting ruang. Bagi sebagian masyarakat Kota Yogyakarta, ruang publik kota seperti Selasar GSP UGM merupakan alternatif untuk melakukan aktivitas sosial, khususnya untuk kegiatan yang sifatnyanya berkelompok. Penelitian pada Selasar GSP UGM ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengguna berkelompok ini dalam upayanya membentuk teritori pada ruang terbuka yang sifatnya publik serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam membentuk teritori tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deduktif-kualitatif dengan menggunkan pendekatan applied research untuk mengamati perilaku teritorialitas pada objek amatan.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kegiatan, attributes, setting fisik dan budaya berpengaruh terhadap teritori yang terbentuk di Selasar GSP UGM, sehingga pengguna merasa nyaman dalam melakukan ativitasnya. Terdapat pula beberapa perbedaan oleh kelompok ektrakurikuler dan kelompok diskusi dalam upayanya untuk mengontrol teritorialnya.