Pemotongan atau penggalian pada bukit mengakibatkan perubahan kondisi lahan dengan terbentuknya lereng. Permasalahan yang timbul aktivitas penggalian dapat menyebabkan ketidakstabilan lereng sehingga menyebabkan gerakan massa batuan. Gerakan massa batuan umumnya dapat terjadi pada daerah yang memiliki lereng terjal dan menyebabkan ketidakstabilan. Kalurahan Selo Timur memiliki permasalahan yang terdampak dari perubahan kondisi lahan dengan meninggal lereng yang sangat kritas dan berdekatan dengan pemukiman warga. Diperlukannya evaluasi terkait kestabilan lereng berdasarkan nilai faktor keamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan lereng pada bekas galian berdasarkan nilai faktor keamanan dan penentuan arahan pengelolaan yang sesuai. Metode yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, survei, pemetaan lapangan serta uji laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan pengambilan sampel pada lereng. Yang sudah mengalami gerakan massa batuan. Metode analisis nilai faktor keamanan menggunakan metode Janbu yang berdasarkan Klasifikas Bowles, 1989. Hasil pengujian laboratorium untuk pengujian sifat fisik massa jenis batuan sebesar 10,7 kN/m3. Pengujian sifat mekanika batuan dengan melakukan uji kuat geser, nilai kohesi batuan sebesar 0,4412 kg/cm2 dan sudut gesek dalam 28,81o. Kondisi eksisting dilapangan didaptkan ketinggian lereng 10 meter dengan kemiringan lereng 84o. Hasil perhitungan nilai faktor keamanan 0,542 termasuk dalam kategori lereng tidak stabil. Arahan pengelolaan yang dilakukan dengan melakukan perubahan geomteri lereng, pemasangan bronjong, pembuatan saluran drainase, pendekatan sosial dan institusi.
Copyrights © 2023