Nandra Eko Nugroho
Unknown Affiliation

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Evaluasi Kualitas Air Sungai terhadap Air Lindi (Leachate) dari TPA Sampah Mojorejo di Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo Dzulfiqar Izzatur Rahman; Rr. Dina Asrifah; Nandra Eko Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1704.235 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8881

Abstract

TPA Sampah Mojorejo di Kabupaten Sukoharjo menghasilkan limbah cair yang disebut dengan air lindi (leachate), akan tetapi proses pengolahan lindi di dalamnya belum difungsikan secara optimal. Hal tersebut ditandai dengan tampilan fisik air lindi yang masih berwarna coklat kehitaman dan berbau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air lindi yang dihasilkan dari TPA sampah dan mengevaluasi kualitas air sungai setelah masuknya air buangan tersebut, menggunakan evaluasi standar stream. Metode yang dipakai dalam penelitian yaitu purposive sampling, analisis matematis dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air lindi dari TPA Sampah Mojorejo melebihi baku mutu pada parameter BOD, COD, TSS dan TDS. Kondisi kualitas air sungai pun semakin buruk setelah adanya outlet buangan lindi, akan tetapi kualitas air sungai pada hulu aliran sebelum outlet buangan lindi juga telah tercemar. Kondisi tersebut memberikan indikasi bahwa air lindi bukan merupakan satu-satunya sumber pencemar bagi kualitas air sungai. Perhitungan evaluasi standar stream menunjukkan nilai konsentrasi campuran yang masih melebihi baku mutu pada parameter BOD, COD, dan TSS. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, perlu adanya proses pengolahan air lindi sebelum dibuang menuju ke sungai, supaya tidak memperburuk kualitas air sungai.Kata Kunci: TPA sampah; Air lindi; Evaluasi Standar Stream
Analisis Tingkat Bahaya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sembung Gede di Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali Alya Alfiah Rachmi; Ika Wahyuning Widiarti; Nandra Eko Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.65 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8887

Abstract

TPA Sembung Gede telah beroperasi sejak tahun 1995. Sistem Controlled Landfill yang semula direncanakankini tergantikan dengan sistem penimbunan terbuka. Disamping itu, keterbatasan lahan dan infrastrukturmembuat TPA Sembung Gede berisiko membahayakan lingkungan seiring dengan kompleksnya permasalahanyang timbul, seperti produksi lindi, bau, hingga kebakaran. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis tingkatbahaya dari kegiatan operasional TPA Sembung Gede guna mengetahui arahan pengelolaan yang dibutuhkan.Penelitian dilakukan dengan metode survey dan pemetaan, wawancara, uji laboratorium, serta pembobotanberdasarkan penilaian indeks risiko lingkungan, mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RepublikIndonesia Nomor 3 Tahun 2013. Terdapat 3 kategori dengan 27 parameter penilaian, diantaranya adalah kriterialokasi TPA Sampah (20 parameter), karakteristik sampah (4 parameter) dan karakteristik lindi (3 parameter).Hasil penelitian menunjukkan bahwa, TPA Sembung Gede memiliki tingkat bahaya sedang dengan nilai indeksrisiko lingkungan sebesar 510,4. Berdasarkan nilai tersebut, operasional TPA masih dapat diteruskan dandirehabilitasi menjadi lahan urug terkendali secara bertahap. Adapun 5 dari keseluruhan parameter teridentifikasimemiliki nilai indeks sensitivitas 1, sehingga perlu menjadi perhatian lebih untuk ditangani agar tingkat bahayaTPA tidak semakin bertambah.Kata Kunci: Indeks Risiko Lingkungan; Rehabilitasi TPA; Sampah; Tempat Pemrosesan Akhir; Tingkat BahayaTPA
Evaluasi TPA Temesi Berdasarkan Penilaian Indeks Risiko Lingkungan di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali Putri Febri Pratiwi; Ika Wahyuning Widiarti; Nandra Eko Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.257 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8894

Abstract

TPA Temesi telah beroperasi selama 28 tahun yang awalnya direncanakan dengan metode lahan urug saniter,tetapi kegiatan di TPA sempat menggunakan metode lahan urug terkendali selama beberapa tahun kemudianberalih menggunakan metode penimbunan terbuka. TPA Temesi memiliki luas 4,5 hektar dengan sampah yangmasuk sebanyak 420 ton/hari. Semakin meningkatnya timbulan sampah yang tidak dibarengi oleh penyediaansarana dan prasarana yang memadai dan hanya mengandalkan sistem penimbunan terbuka, mengakibatkan bebansampah menumpuk di TPA. Kurang baiknya pengelolaan sampah di TPA Temesi dapat menimbulkan risikobahaya terhadap lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi tingkat bahaya TPATemesi berdasarkan penilaian Indeks Risiko Lingkungan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metodesurvey dan pemetaan, metode uji laboratorium, metode wawancara, dan metode pembobotan. Metodepembobotan mengacu pada penilaian Indeks Risiko Lingkungan berdasarkan Peraturan Menteri PekerjaanUmum RI Nomor 03 Tahun 2013. Hasil penelitian TPA Temesi didapatkan nilai indeks risiko lingkungan sebesar550,945 yang termasuk dalam kategori tingkat bahaya sedang dengan tindakan yang disarankan TPA diteruskandan direhabilitasi menjadi lahan urug terkendali secara bertahap.Kata Kunci: TPA Temesi; Rehabilitasi; Indeks Risiko Lingkungan; Controlled Landfill; Sampah
Pengaruh Kemiringan Lereng terhadap Nilai Laju Erosi di PT Darma Henwa Bengalon Coal Project Roseva Rahmawati Maha; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho; Herwin Lukito; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.558 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8832

Abstract

PT Darma Henwa melakukan kegiatan reklamasi pada lahan bekas tambang sebagai salah satupenanggulangannya, namun tidak menutup kemungkinan tetap terjadi erosi pada lahan reklamasi. Tujuan daripenelitian untuk mengetahui besar laju erosi berdasarkan kemiringan lereng datar, miring, dan curam,mengetahui faktor pengaruh dari curah hujan dan vegetasi terhadap erosi. Metode untuk penentuan titikpengukuran erosi dan pengambilan sampel tanah adalah purposive sampling. Pengukuran erosi menggunakanmetode tongkat dengan menghitung penurunan tanah pada tongkat. Melakukan analisis statistik korelasi pearson.Lahan reklamasi dengan kemiringan lereng datar didapatkan nilai erosi sebesar 66,86 ton/ha/thn, kemiringanlereng miring sebesar 46,11 ton/ha/thn, dan kemiringan lereng curam sebesar 32,29 ton/ha/thn. Hasil tersebutmenunjukan erosi yang dihasilkan tidak signifikan berpengaruh oleh faktor hujan pada kemiringan lerengtertentu, melainkan adanya pengaruh dari faktor lain yaitu vegetasi. Pada kemiringan lereng curam dan miringmemiliki nilai coverage yang lebih tinggi sebesar 236,80 m2 dan 115,56 m2 dibandingkan nilai coverage padakemiringan lereng datar sebesar 41,02 m2, hal ini menyebabkan erosi pada kemiringan lereng datar lebih besar.Hasil analisis korelasi antara intensitas hujan dengan nilai erosi termasuk kedalam klasifikasi sangat kuat, nilai Rpada kemiringan lereng datar sebesar 0,9181, kemiringan lereng miring sebesar 0,9118 dan kemiringan lerengcuram sebesar 0,9106.Kata Kunci: Erosi; Tongkat; Kemiringan Lereng; Lahan Reklamasi; Vegetasi
Degradasi Lingkungan Akibat Aktivitas Penambangan Rakyat di Dusun Srumbung, Kalurahan Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, DIY Angger Yasmin Winahyu Siwi; Andi Renata Ade Yudono; Nandra Eko Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1592.299 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8834

Abstract

Penambangan rakyat yang telah dilakukan selama ±30 tahun di Dusun Srumbung, Desa Segoroyoso, KecamatanPleret, Kabupaten Bantul, DIY merupakan penambangan batuan dengan jenis material breksi piroklastik danbatupasir tufaan. Aktivitas penambangan tak berizin menimbulkan perubahan atas kondisi eksisting yangdiakibatkan oleh proses penambangan rakyat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak yangdihasilkan dari aktivitas penambangan rakyat di lokasi penelitian. Metode yang digunakan berupa deskriptifkuantitatif dengan parameter perubahan bentuklahan, perubahan kualitas air penambangan, perubahan kerapatanvegetasi, kondisi kesuburan tanah, dan perubahan sosial. Hasil penelitian menunjukan dampak yang dihasilkandari aktivitas penambangan rakyat berupa degradasi lingkungan pada komponen Abiotik, Biotik, dan Culture diLokasi Penelitian. Degradasi lingkungan tersebut yaitu: timbulnya bentuklahan baru, lereng antropogenik yangtak lepas dari FK kurang stabil di lokasi penambangan, terbentuknya cekungan kolam penambangan dengankondisi air berwarna keruh dan nilai TDS yang tinggi yaitu 790 mg/l, Penurunan kerapatan vegetasi sebesar 37,60% selama tahun 2006-2021, Hal tersebut juga didukung oleh kesuburan tanah yang kurang, di tunjukan olehuji lab nilai N-total sebesar 0,416 dan Kalium sebesar 31, 89 yang tergolong sedang di lokasi penambangan,kondisi sosial memunculkan dampak positif berupa peningkatan ekonomi dan kesejahteraan keluargapenambang dan dampak negatif berupa korban jiwa akibat kecelakaan dalam bekerja, dan konflik sosialmasyarakat.Kata Kunci : Penambangan Rakyat; Aktivitas; Degradasi Lingkungan; Lereng, Pembukaan Lahan
Rencana Pengelolaan Potensi Dampak Lingkungan pada Pertambangan Kerikil Berpasir Alami (Sirtu) di Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Wildan Rizky Isnaini; Nandra Eko Nugroho; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3544.723 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8884

Abstract

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknik Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta memperkirakan sedikitnya77 juta meter kubik dari hasil erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. Hasil erupsi yang berupa pasir dan batudimanfaatkan sebagai bahan tambang yang bermanfaat. Meskipun berdampak positif terhadap peningkatanekonomi, pertambangan juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Degradasi lingkungan yang terjadi perludilakukan pengelolaan oleh pemrakarsa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan dokumen lingkunganyang diperlukan oleh pemrakarsa, menganalisis potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan, danmerokemendasikan pengelolaan potensi dampak. Metode penelitian yang digunakan meliputi pengumpulan data,analisis, dan sampling. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder. Analisis matematis dandeskriptif dilakukan dalam penelitian untuk menunjang data yang telah diperoleh. Sedangkan sampling berupapurposive sampling untuk hasil TSS dan kadar TSP dan simple random sampling terkait respon masyarakatterkait kegiatan tambang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemrakarsa memerlukan dokumen lingkunganberupa UKL-UPL. Dampak lingkungan yang terjadi berupa peningkatan TSS, peningkatan kadar debu dankebisingan, penurunan stabilitas lereng, dan lain-lain. Pembatasan potensi dampak mulai dari tahap prakonstruksi hingga tahap operasi. Arahan pengelolaan dilakukan dengan pendekatan teknik seperti perubahanarah aliran sungai, perubahan geometri lereng, penanaman bambu pagar yang berfungsi sebagai buffer zone,sosialisasi, dan lain-lain.Kata Kunci: Pertambangan; Potensi; Dampak; Lingkungan; Degradasi
Tingkat Kerentanan Air Tanah Terhadap Potensi Pencemaran Limbah Cair Rumah Pemotongan Ayam Di Kalurahan Mulyodadi, Kabupaten Bantul, DIY Nada Nabila Rahmasari; Rr. Dina Asrifah; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho; Ayu Utami
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.231 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8878

Abstract

Industri Rumah Pemotongan Ayam (RPA) merupakan salah satu industri di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia umumnya mengkonsumsi olahan daging ayam dalam kehidupan sehari-hari. Industri RPA menghasilkan limbah padat (kotoran ayam dan bulu ayam) dan limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi. Salah satu lokasi Rumah Pemotongan Ayam yaitu berada di Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY. Limbah cair yang dihasilkan dari industri RPA tersebut langsung dibuang ke parit tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan potensi pencemaran air tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerentanan air tanah di daerah penelitian terhadap pencemaran yang ada. Penelitian ini menggunakan metode DRASTIC modifikasi. Parameter yang digunakan yaitu kedalaman muka air tanah, curah hujan, media akuifer, topografi, tekstur tanah, media zona tak jenuh, konduktivitas hidrolik dan penggunaan lahan. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa di daerah penelitian terbagi atas tiga kelas yaitu tingkat kerentanan rendah (skor 127), kerentanan sedang (skor 131) dan kerentanan tinggi (skor 155). Variasi nilai kerentanan dipengaruhi oleh penggunaan lahan di daerah penelitian. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi acuan untuk melakukan upaya pengendalian pencemaran air tanah di daerah penelitian.Kata Kunci: DRASTIC; Kerentanan Air Tanah; Pencemaran
Pengendalian Erosi pada Disposal Timur PT X Desa Lebak Budi Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat Shabrina Rizky Ananthia Ufairuz; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11659

Abstract

Kegiatan penambangan yang melibatkan aktivitas pemindahan material penutup (overburden) ke disposal sehingga menyebabkan adanya perubahan lereng yang curam. Hal tersebut berpotensi terjadi erosi serta hilangnya kestabilan lereng yang dapat menyebabkan pendangkalan di Kolam Pengendapan Lumpur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar laju erosi pada area Disposal Timur di PT X sehingga dapat memberikan arahan pengelolaan yang tepat berdasarkan nilai laju erosi pada area Disposal Timur. Pengambilan sampel dilakukan pada lereng dengan kemiringan 30o dan 18o yang memiliki panjang lereng beragam. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode petak kecil dengan total kejadian hujan sebanyak 22 kali hujan. Data yang diambil adalah konsentrasi sedimen dan volume aliran limpasan permukaan yang akan diolah dengan analisis matematis dan analisis laboratorium. Hasil dari perhitungan erosi menggunakan metode petak kecil pada lereng 30o memiliki rata-rata sebesar 5.82 ton/ha sedangkan pada lereng 18o adalah sebesar 3.90 ton/ha sehingga melebihi indikator peraturan yang berlaku. Rekomendasi pengelolaan pada kedua lereng berdasarkan perhitungan rata-rata hasil erosi yaitu pengelolaan secara mekanik berupa penataan geometri lereng disposal dengan menyeragamkan kemiringan lereng dan panjang lereng serta pembuatan saluran pembuangan air menuju kolam pengendapan lumpur.
Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Longsor di Dusun Ngembes, Kalurahan Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Eryna Perwita Sari; Nandra Eko Nugroho; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11670

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kabupaten Gunung Kidul memiliki potensi terjadinya bencana longsor yang tinggi dengan ditandai besarnya frekuensi terjadinya bencana longsor. Salah satu kejadian bencana longsor tipe Debris Slide berada Di Dusun Ngembes, Kelurahan Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang terjadi pada bulan November Tahun 2022. Kejadian longsor tersebut menimbulkan dampak seperti kerusakan kandang ternak warga dan kerusakan lahan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui karakteristik berdasarkan 14 parameter kerawanan longsor mengacu pada PerMen PU No. 22/PRT/M/2007 serta melakukan analisis kestabilan lereng yang akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan upaya pengelolaan ataupun mitigasi bencana. Penelitian ini menggunakan metode survey dan pemetaan terhadap rona lingkungan eksisting, skoring pada 14 parameter yang terbagi dalam 2 aspek yakni aspek fisik alami dan aspek aktivitas manusia yang di analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk menunjang hasil pembobotan dilakukan analisis kestabilan lereng yang dilakukan dengan metode Janbu yang Disederhanakan dengan teknik pengambilan sampel Purpossive Sampling pada 2 titik yakni pada zona kerawanan tinggi dan zona kerawanan sedang melalui software Rocscience Slide. Berdasarkan hasil skoring pada 14 parameter kerawanan longsor didapatkan hasil bahwa Dusun Ngembes diklasifikasikan kedalam 3 kelas kerawanan longsor yakni tinggi dengan hasil bobot nilai 2,49, sedang dengan hasil bobot nilai 2,34 dan rendah dengan hasil bobot nilai 2,14 kemudian dilakukan analisis kestabilan lereng dengan hasil FK LP 19 sebesar 0,374 (labil) dan LP 11 sebesar 1,881 (stabil). Arahan pengelolaan Dusun Ngembes pada zona tinggi dengan FK 0, 1,881 secara struktural dilakukan pemasangan bronjong dan revegetasi serta pemasangan Early Warning System untuk non struktural sedangkan zona kerawanan sedang dengan FK 0,374 secara struktural dilakukan revegetasi dengan vetiver dan pemasangan Early Warning System.
Penggunaan Zeolit Alam Teraktivasi dan Karbon Aktif dalam Menurunkan Kesadahan Air Di Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY Nurcahyani Azizah; Rr. Dina Asrifah; Herwin Lukito; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11665

Abstract

Mataair Tirta Manunggal dan Mataair Mbelik yang terletak di Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki memiliki kadar kesadahan 246,77 mg/l dan 206,97 mg/l yang tergolong air sadah (hard). Air sadah dapat menimbulkan kerak pada panci dan apabila dikonsumsi secara terus menerus tanpa adanya pengolahan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui teknik pengolahan air sadah yang tepat untuk diterapkan di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode ekperimen berupa pengolahan air sadah menggunakan metode adsorpsi. Pengolahan air sadah dilakukan menggunakan kolom filtrasi yang dioperasikan secara kontinyu dengan adsorben zeolit alam teraktivasi dan karbon aktif yang berukuran 0,3 cm dan Hydraulic Loading Rate (HLR) sebesar 1,2 m/jam. Hasil pengolahan air sadah dengan kedua adsorben tersebut akan dibandingkan efektivitasnya dalam menurunkan kadar dari tiap-tiap parameter kualitas air. Pengolahan air sadah dengan media zeolit alam memiliki efektivitas dalam menurunkan TDS 47,92%, DHL 49,22%, kesadahan 50,81%, Mg 89,12%, dan Ca 44,87%. Karbon aktif memiliki efektivitas dalam menurunkan TDS 8,33%, DHL 10,71%, kesadahan 45,16%, Mg 93,48%, dan Ca 55,13%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa zeolit alam lebih baik dalam menurunkan kesadahan air dibandingkan karbon aktif.