Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

SPRINGS CONSERVATION ENGINEERING IN SENGI VILLAGE, DUKUN DISTRICT, MAGELANG REGENCY Johan Danu Prasetya; Taufik Fatkur Rohman; Herwin Lukito
Techno LPPM Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogayakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Problems related to the sustainability of water resources often occur, both from the impact of the erratic change of seasons, the reduction in water catchment areas, to the many cases of water pollution in Indonesia. However, the main problem of all that lies in the community itself where awareness of the importance of conservation and management of water resources is still low. The selected study was located in Sengi Village, Dukun District, Magelang Regency, Central Java Province. The local community utilizes springs as the main water supply source, but the water management carried out by the community is still classified as less than optimal. Therefore, there is a need for conservation efforts so that the sustainability and function of these springs can be maintained properly. The results of the study showed that spring conservation was carried out by constructing a spring reservoir with a volume of 2 m3 for spring 1 and a spring reservoir with a volume of 5 m3 for spring 2. In addition, a social approach to the community in the local area regarding the preservation of the condition of the springs was also carried out. affixed area
PEMBANGUNAN DATA BASE JARINGAN JALAN BERBASIS GEOSPASIAL DI KABUPATEN BENGKALIS. Herwin Lukito
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 5 (2012): Geoinformatic And GIS
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pembangunan data base jalan berbasis data geospasial untuk mendukung pengembangan sistem transportasi lokal. Lokasi penelitian berada pada lima kecamatan yaitu Kecamatan Tebing Tinggi, Tebing Tinggi Barat, Merbau, Rangsang dan Rangsang Barat Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau Kepulauan. Metode yang digunakan adalah Survei inventarisasi prasarana jalan (geometri jalan, tipe dan kondisi permukaan jalan, Survei pencacahan arus lalulintas jalan perkotaan dan Survei penggunaan ruang jalan di sekitar jalan. Data pendukung lainnya adalah Jaringan jalan (peta, hierarki, dimensi dan komponen jalan) dan Demografi. Informasi Data Base jaringan jalan khususnya di Kecamatan Tebing Tinggi, Tebing Tinggi Barat, Rangsang dan Rangsang Barat, di harapkan mampu membantu dan mempermudah stockholder untuk merencanakan pembangunan dan pengembangan sistem transportasi yang efisien dan efektif.
PENGGUNAAN GIS PADA RANCANGAN PEMANFAATAN LAHAN DI DISTRIK AROBA KABUPATEN TELUK BINTUNI, PROVINSI PAPUA BARAT Herwin Lukito; M. Nurcholis
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 5 (2012): Geoinformatic And GIS
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah menyusun pengembangan lahan untuk kegiatan pertanian dengan kesesuaian lahannya berdasarkan analisis kondisi dan potensi bio-geo-fisik lingkungan. Lokasi penelitian adalah di Distrik Aroba Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Metode yang digunakan adalah survey, Overlay dan maching. Survey lapangan untuk mendapatkan data sekunder yaitu data iklim dan suhu udara, sedangkan data primer yang diambil di lapangan adalah pengamatan satuan batuan, pengeboran titik sampel tanah, pengamatan profil tanah, pengamatan sifat fisik dan kimia tanah di lapangan, pengamatan drainase, kemiringan lereng, pengambilan sampel air sumur dan sungai, pengamatan tanaman tahunan dan semusim. Disamping pengambilan data bio geo fisik juga dilakukan FGD(focus Group discussion) kepada tokoh masyarakat untuk menjaring keinginan masyarakat Aroba terhadap keinginan komoditas tanaman yang akan dikembangkan. Analisis laboratorium tanah yang dilakukan adalah: KPK, Basabasa tertukar: Ca, Mg, K, Na, pH (H2O) dan pH (KCl), daya hantar listrik tanah, kadar bahan organic, Kadar N total, Kadar P total, Kadar Al tertukar. Data analisis untuk air adalah pH dan DHL. Hasil dari penelitian merekomendasikan Tanaman Pangan (jagung,padi gogo dan Sagu),Tanaman Industri (Kakao dan cengkeh) , Tanaman Buah( Rambutan , Durian, Mangga, dan pisang dengan beberapa faktor kendala yaitu ketersediaan oksigen, bahaya sulfide, retensi hara, Sodisitas, dan media perakaran.
Indeks Kekritisan Mata Air di Dusun Peniron Kulon, Desa Plipiran, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah Noradia Salsabilla; Herwin Lukito; Ekha Yogafanny
Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan, FTM, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jilk.v3i2.4360

Abstract

Masyarakat di Dusun Peniron Kulon, Desa Plipiran, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah memanfaatkan mata air sebagai satu-satunya sumber air untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-harinya. Mata air tersebut mengalami penurunan debit ketika musim kemarau sehingga memaksa penggunanya untuk berhemat agar tidak kekurangan air. Penurunan debit mata air disebabkan oleh perubahan curah hujan yang juga mengalami penurunan selama musim kemarau sehingga berpengaruh terhadap suplai air di dalam akuifer secara keseluruhan. Disisi lain, daerah imbuhan mata air memiliki klasifikasi lereng terjal dan sangat terjal yang mengakibatkan banyak terbentuknya aliran permukaan pada lereng tersebut. Banyaknya aliran permukaan yang terbentuk menunjukkan bahwa kurang optimalnya lahan untuk menginfiltrasi air hujan sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan airtanah. Penurunan ketersediaan air dan peningkatan jumlah penduduk akan mempengaruhi indeks kekritisan air, khususnya kekritisan mata air. Indeks kekritisan mata air (IKA) ditentukan berdasarkan perbandingan antara kebutuhan air bersih pengguna mata air dengan ketersediaan air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan air bersih pengguna mata air, mengetahui ketersediaan air, dan menganalisis indeks kekritisan mata air. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif atau mixed method. Metode yang digunakan untuk perolehan data, baik data primer maupun sekunder dilakukan dengan metode survei dan pemetaan dan metode wawancara. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode geometri dan metode matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,5%, baik pada tahun 2020 maupun 2025 menunjukkan klasifikasi belum kritis dengan nilai IKA berturut-turut sebesar 21,424% dan 24,614%. Seiring berjalannya waktu, laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap kekritisan mata air sehingga pemanfaatan air harus dilakukan secara bijaksana. Kata Kunci: Mata air, Kebutuhan Air, Ketersediaan Air, Indeks Kekritisan Mata air
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Jati Pada Bekas Tambang di Dusun Girigondo, Kalurahan Kaligintung, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta Athifah Putristya; Herwin Lukito; Ika Wahyuning Widiarti
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1850.608 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8902

Abstract

Kegiatan Pertambangan di Dusun Girigondo, Kalurahan Kaligintung, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ditinggalkan tanpa melakukan pengelolaan sehingga memunculkan kerusakan lingkungan dan tidak produktifnya suatu lahan. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui dan mengevaluasi kesesuaian lahan peruntukan tanaman jati pada lahan bekas pertambangan. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (1) metode survei dan pemetaan, (2) metode purposive sampling berdasarkan satuan medan, (3) analisis laboratorium, (4) metode matching. Parameter yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan yaitu : Temperatur (t), Lama bulan kering (bk), Curah Hujan/Tahun (ch), Drainase/Permeabilitas (d), Tekstur (tt), Kedalaman Tanah (kt), pH Tanah (ph), Salinitas (s), Batuan di permukaan (bd), Singkapan Batuan (sb), Bahaya Erosi (be), Kemiringan Lereng (kl), Bahaya Banjir (bb). Hasil evaluasi kesesuaian lahan bekas tambang untuk tanaman jati menunjukkan bahwa semua satuan medan tergolong dalam kelas N2 (tidak sesuai selamanya) dengan faktor pembatas secara keseluruhan berupa d, kt, bd, sb, be, kl.Kata Kunci: Lahan Bekas Pertambangan; Kerusakan Lingkungan; Evaluasi Lahan; Kesesuaian Lahan; Tanaman Jati
Identifikasi Material Piroklastik Banjir Lahar dingin Hasil Erupsi Gunung Merapi yang Merusakkan Jaringan Pipa Air Bersih dengan Metode USCS di Kali Boyong Dinda Dekarina Pattyra; Herwin Lukito; Ayu Utami
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.437 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8903

Abstract

Kali Boyong berada di hulu Gunung Merapi yang menampung hasil erupsi yaitu material piroklastik. Bahaya sekunder dari erupsi adalah aliran lahar dingin. Aliran mengangkut batu, pasir, dan kerikil terendapkan di lereng bercampur air hujan, menjadi banjir apabila intensitas curah hujan yang terjadi cukup tinggi 40 mm/jam. Akibat peningkatan aktivitas sejak 5 November 2020 terjadi kenaikan jumlah material mengakibatkan kerusakan jaringan pipa air bersih. Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristik banjir lahar dingin yang merusakkan jaringan pipa air berdasarkan tipe material piroklastik yang terbawa aliran banjir lahar dingin. Metode yang digunakan kuantitatif, metode USCS dan metode kualitatif. Sampel diambil pada 3 tabung. Lokasi pengambilan disekitar titik kerusakan. Parameter uji analisis ukuran butir tanah menggunakan sampel sebanyak 100 gram. Hasil pengujian tabung 1, SM (Sand Silt) berbutir kasar, gradasi buruk, kategori pasir berlanau. Tabung 2, SW SM (Sand Well-Sand Silt) berbutir kasar, bergradasi buruk, dan campuran pasir berlanau. Tabung 3, GW GM (Gravel Well-Gravel Silt) berbutir kasar, bergradasi baik, kelompok kerikil sangat berpasir. Material pengujian didominasi ukuran butir pasir halus hingga sedang, menghanyutkan kerikil, kerakal, dan batu besar kerusakan jaringan pipa dimungkinkan material berukuran besar terbawa aliran ke sisi dalam dan menabrak alur sisi luar sungai saat melaluinya, lokasi pengambilan tidak sesuai.Kata Kunci: Banjir Lahar dingin; Material Piroklastik; USCS
Kemampuan Geologi Teknik Lahan untuk Pengembangan Permukiman pada Punggungan Gunung So dan Sekitarnya di Dusun Jering VIII, Kalurahan Sidorejo, Kapenewon Godean, Kabupaten Sleman Bandhar Aji Sukma Yudha; Herwin Lukito; Wisnu Aji Dwi Kristanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2098.567 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8914

Abstract

Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal tersebut berakibat pada meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman di Kabupaten Sleman. Punggungan Gunung So dan lahan persawahan di sekitarnya yang berada di Dusun Jering VIII, Kalurahan Sidorejo, Kapenewon Godean, Kabupaten Sleman berpotensi untuk dikembangkan menjadi permukiman karena kepadatan penduduk yang rendah dan harga tanah yang relatif terjangkau dibandingkan daerah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona kemampuan geologi teknik untuk permukiman pada lahan di daerah penelitian. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Analisis kemampuan lahan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan parameter daya dukung batuan dan tanah, kemudahan penggalian, kemiringan lereng terhadap kemudahan pengerjaan konstruksi, kedalaman muka air tanah, dan kerentanan bencana beraspek geologi. Hasil penelitian menunjukkan empat kelas kemampuan lahan yaitu kemampuan tinggi (15,11 Ha) yang sesuai untuk pemukiman, kemampuan menengah (46,12 Ha) yang dapat dikembangkan untuk pemukiman dengan rekayasa, kemampuan rendah (1,52 Ha) yang dapat dikembangkan untuk pemukiman dengan penyelidikan detail dan pekerjaan rekayasa, serta kemampuan sangat rendah (1,02 Ha) yang merupakan wilayah perlu dihindari untuk permukiman karena memiliki potensi bencana geologi tinggi dan kemiringan lereng yang tidak mendukung pengerjaan konstruksi. Berdasarkan hasil analisis maka Gunung So dan sekitarnya memiliki wilayah yang cukup luas untuk dikembangkan menjadi permukiman.Kata Kunci: Geologi Teknik; Kemampuan Lahan; Konstruksi; Pemukiman; Analytic Hierarchy Process
Pengaruh Kemiringan Lereng terhadap Nilai Laju Erosi di PT Darma Henwa Bengalon Coal Project Roseva Rahmawati Maha; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho; Herwin Lukito; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.558 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8832

Abstract

PT Darma Henwa melakukan kegiatan reklamasi pada lahan bekas tambang sebagai salah satupenanggulangannya, namun tidak menutup kemungkinan tetap terjadi erosi pada lahan reklamasi. Tujuan daripenelitian untuk mengetahui besar laju erosi berdasarkan kemiringan lereng datar, miring, dan curam,mengetahui faktor pengaruh dari curah hujan dan vegetasi terhadap erosi. Metode untuk penentuan titikpengukuran erosi dan pengambilan sampel tanah adalah purposive sampling. Pengukuran erosi menggunakanmetode tongkat dengan menghitung penurunan tanah pada tongkat. Melakukan analisis statistik korelasi pearson.Lahan reklamasi dengan kemiringan lereng datar didapatkan nilai erosi sebesar 66,86 ton/ha/thn, kemiringanlereng miring sebesar 46,11 ton/ha/thn, dan kemiringan lereng curam sebesar 32,29 ton/ha/thn. Hasil tersebutmenunjukan erosi yang dihasilkan tidak signifikan berpengaruh oleh faktor hujan pada kemiringan lerengtertentu, melainkan adanya pengaruh dari faktor lain yaitu vegetasi. Pada kemiringan lereng curam dan miringmemiliki nilai coverage yang lebih tinggi sebesar 236,80 m2 dan 115,56 m2 dibandingkan nilai coverage padakemiringan lereng datar sebesar 41,02 m2, hal ini menyebabkan erosi pada kemiringan lereng datar lebih besar.Hasil analisis korelasi antara intensitas hujan dengan nilai erosi termasuk kedalam klasifikasi sangat kuat, nilai Rpada kemiringan lereng datar sebesar 0,9181, kemiringan lereng miring sebesar 0,9118 dan kemiringan lerengcuram sebesar 0,9106.Kata Kunci: Erosi; Tongkat; Kemiringan Lereng; Lahan Reklamasi; Vegetasi
Tingkat Kerawanan Banjir di Sebagian Sub-DAS Kedungbener, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah Muhammad Rifqi Adiwangsa; Herwin Lukito; Agus Bambang Irawan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.722 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8905

Abstract

Bencana banjir terjadi pada akhir tahun 2020 dalam lingkup sub-DAS Kedungbener yang secara administrasi terletak di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Curah hujan yang tinggi sebesar 250 mm/hari menyebabkan sungai Kedungbener meluap dan mengakibatkan dampak kerugian pada masyarakat sekitar. Penelitian dimulai dengan pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Parameter yang digunakan diantaranya adalah kemiringan lereng, elevasi, kapasitas infiltrasi, curah hujan, penggunaan lahan, dan kerapatan sungai. Analisis data menggunakan metode skoring dan pembobotan serta overlay, dilakukan untuk menentukan zona serta tingkat kerawanan banjir. Hasil analisis yang diperoleh diantaranya terdapat 3 kelas kerawanan yang di daerah penelitian, diantaranya adalah tingkat kerawanan sedang dengan luasan 273 hektar (16,8310%), tingkat kerawanan tinggi dengan luasan 587 hektar (36,1899%), serta tingkat kerawanan sangat tinggi dengan luasan 762 hektar (46,9790%).Kata Kunci: Analisis Spasial; Sub-DAS Kedungbener; Kerawanan Banjir
Aplikasi Pemodelan Qual2kw Terhadap Kualitas Air Sungai Elo Dengan Parameter DO Dan TSS dari Hasil Kegiatan Pemandian Air Panas Candi Umbul Telomoyo Fatirahma Pratiwi; Ayu Utami; Herwin Lukito
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4009.844 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8829

Abstract

Pemandian air panas Candi Umbul Telomoyo digunakan sebagai tempat rekreasi dan terapi. Kegiatan tersebut menghasilkan zat buang berupa air sisa pemandian yang dibuang langsung ke dalam badan Sungai Elo yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan penurunan kualitas air sungai. Aplikasi pemodelan QUAL2Kw dilakukan untuk dapat mengetahui kandungan DO dan TSS di Sungai Elo sesuai dengan kondisi eksistingnya serta untuk mengetahui berapa banyak beban pencemaran yang dapat ditampung oleh badan sungai. Metode kuantitatif yang digunakan berupa pemodelan QUAL2Kw (segmentasi, kalibrasi model dan verifikasi model) dan perhitungan beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran. Metode kualitatif deskriptif untuk menganalisa hasil yang telah didapatkan. Nilai parameter DO dari hasil pemodelan berturut-turut 8,3 mg/L; 7,95 mg/L; 7,9 mg/L; dan 7,62 mg/L dan parameter TSS berturut-turut 4 mg/L; 5,8 mg/l; 5,1 mg/L; dan 4,6 mg/L. Daya tampung badan sungai dalam menerima beban pencemaran untuk nilai DO berturut-turut 497,664 kg/hari; 556,416 kg/hari; 604,8 kg/hari; 642,816 kg/hari dan untuk daya tampung TSS berturut-turut adalah 5.723,136 kg/hari; 0 kg/hari; 0 kg/hari; dan 0 kg/hari. Badan sungai masih dapat menerima beban pencemaran yang masuk untuk parameter DO, sedangkan badan sungai perlu pengelolaan lebih lanjut untuk parameter TSS karena daya tampung yang dapat diterima sungai terbatas.Kata Kunci: Beban Pencemaran; Daya Tampung; Pemandian Air Panas; Pemodelan; QUAL2Kw