Artikel ini membahas tentang ragam neologisme yang tercipta pada masa pandemi COVID-19 yang dikumpulkan dari laman berita Asahi Shinbun dan Liputan6. Artikel ini mengupas tentang apa saja dan bagaimana perbedaan pembentukan neologisme pada bahasa Jepang dengan pembentukan neologisme pada bahasa Indonesia melalui teori morfologi bahasa dan model neologisme Krishnamurthy. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi. Ditemukan 18 neologisme bahasa Jepang yang mempunyai makna yang sama dengan neologisme pada bahasa Indonesia. Dari 18 jenis data yang telah dianalisis, dapat diketahui bahwa selain memiliki kesamaan makna dan konteks neologisme pada bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, terdapat perbedaan pada pembentukannya. Model pembentukan neologisme bahasa Jepang didominasi oleh pembentukan kata majemuk dari kanji atau kango, sedangkan pada bahasa Indonesia selain membentuk kata majemuk, banyak pula mengadopsi dan mengadaptasi dari bahasa Inggris serta menggunakan model akronim sebelum mendapat istilah baku yang dianggap lebih tepat penggunaannya. Perbedaan model neologisme antar kedua bahasa dalam membentuk istilah membuktikan bahwa setiap bahasa dengan ragam budaya dan bahasa pasti memiliki ragam neologismenya menyesuaikan dengan budaya serta kebutuhan masing-masing negaranya.
Copyrights © 2024