World Health Organization menganjurkan penggunaan Pre-exposure prophylaxis (PrEP) pada pasien HIV negatif sejak tahun 2015. Terapi PrEP menggunakan obat antiretroviral (ARV) diberikan pada kelompok yang memiliki risiko tinggi dengan dosis tunggal harian atau dosis intermiten. Rekomendasi WHO penggunaan PrEP secara spesifik harus menggunakan Tenofovir tunggal atau dapat dikombinasikan dengan obat ARV lainnya. Pada beberapa penelitian efektivitas PrEP mampu menurunkan insiden kasus baru HIV hingga 92%. Terdapat potensi yang perlu diperhatikan mengenai pemberian PrEP, yaitu peningkatan perilaku seksual yang tidak aman, peningkatan insiden infeksi menular seksual (IMS), potensi resistensi virus, dan kecenderungan untuk melakukan hubungan aktifitas seksual berisiko lebih sering. Hal tersebut ditunjang oleh beberapa studi yang melaporkan peningkatan insiden IMS setelah era PrEP pada kelompok berisiko dan penurunan penggunaan kondom pada kelompok PrEP. Peningkatan kasus terjadi hampir di seluruh penyakit IMS yang disebabkan oleh bakteri sedangkan untuk penyakit IMS yang disebabkan oleh virus relatif menetap. Pemberian PrEP harus disertai dengan konseling dan pemeriksaan kesehatan berkala khususnya terkait infeksi menular seksual. Tinjauan pustaka ini disusun untuk memahami dampak pemberian PrEP terhadap angka kejadian IMS. Kata kunci: IMS, perilaku seksual, Preexposure prophylaxis (PrEP)
Copyrights © 2022