Kota Padang yang merupakan wilayah yang terletak di tepi pantai yang sangat rawan terhadap gempa bumi dan memungkinkan terjadi tsunami. . Dari beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa pada tahun tahun 1833 Residen Jamesde Puy melaporkan terjadi gempa bumi yang diperkirakan berkekuatan 8,6-8,9 skala richter di Padang yang menimbulkan tsunami. Berdasarkan kondisi tersebut rute evakuasi tsunami sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui pelayanan shelter dan rute evakuasi tsunami dari hasil QGIS serta membandingkan rute evakuasi yang telah ditentukan oleh pemerintah dengan rute yang didapat dari QGIS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi ring buffer dan network analysis. Data sekunder yang digunakan yaitu data peta jaringan jalan, peta administrasi, peta landaan tsunami, peta rute evakuasi yang diperoleh dari pemerintah dan primer diperoleh dari survey bangunan evakuasi, lebar jalan, dan kondisi jalan yang diperoleh dari pemerintah dan primer diperoleh dari survey bangunan evakuasi, lebar jalan, dan kondisi jalan. Hasil penelitian ini diperoleh sebanyak 28 bangunan yang dapat dijadikan sebagai tempat evakuasi sementara atau shelter. Bangunan shelter terkecil yaitu kantor Gubernur Sumatera Barat dengan luas 166 m2 dengan kapasitas 166 orang, bangunan dengan luas terbesar yaitu Plaza Andalas seluas 5983 m2 dengan kapasitas sebanyak 5983 orang. Area pelayanan shelter bangunan terbanyak terletak pada radius 200 meter dari titik shelter yaitu sebanyak 2854, dan jumlah bangunan paling sedikit terletak pada radius 50 meter dari titik shelter yaitu sebanyak 499 bangunan. Rute terpanjang yaitu dari titik Lokasi 22 menuju STMIK Indonesia Padang sepanjang 1926 meter, dan jalur terpendek yaitu dari titik Lokasi 38 menuju shelter Kantor Gubernur Sumatera Barat sepanjang 91 meter. Jadi, rata-rata panjang rute evakuasi sepanjang 440 meter
Copyrights © 2020