LISANI : Jurnal Kelisanan Sastra dan Budaya
Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021

RITUAL PITON-PITON PADA ETNIK JAWA DI DESA LABUKOLO KECAMATAN TIWORO TENGAH KABUPATEN MUNA BARAT

retno gemilang (Jurusan Tradisi Lisa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo)
Syahrun Syahrun (Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo)
Nurtikawati Nurtikawati (Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo)



Article Info

Publish Date
23 Aug 2021

Abstract

Ritual Piton-piton merupakan ritual yang dilaksanakan oleh etnik Jawa khususnya di Desa Labukolo ketika ada anak bayi yang berusia tujuh bulan diadakan ritual menginjakan kaki ke tanah, ritual menginjakkan kaki ke tanah merupakan suatu ritual dimana manusia wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberikan kehidupan yang lebih baik . Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan ritual ritual Piton-Piton pada etnik Jawa di Desa Labukolo Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat (2) untuk menganalisis makna yang terkandung dalam ritual Piton-Piton pada etnik Jawa di Desa Labukolo Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik obsevasi (pengamatan), wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan teknik proposive sampling data yang dianalisis mengunakan teknik sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ritual Piton-Piton dilaksanakan atas beberapa tahap yakni: tahap persiapan bahan: jadah dua warna, kurungan, air dan bunga, pakaian. Tahap pelaksanaa yaitu: menginjakkan kaki bayi ke jadah, dikurungi bayi, memandikan bayi menggunakan air dan bunga, dan ganti baju. Makna dari setiap tahap pelaksaan yaitu: makna dari menginjkkan kaki di Jadah agari anak dapat mengatasi kesulitan dan orang tua berharap semoga anak tersebut kelak dapat mengatasi kesulitan hidup, makna dari dikurunggi yaitu: agar bayi dapat menyesuaikan diri ke dalam masyarakat luas, makna dimandikan yaitu: agar selalu dalam lindungan Allah sarta dapat mengharumkan busana bisa melihat derajat orang tersebut serta dengan pakaian manusia dapat diketahui berbudaya dan asal mereka darimana walaupun demikian seoerang manusia akan tetap saling kergantungan satu sama lain.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

lisani

Publisher

Subject

Arts Humanities Social Sciences

Description

Jurnal ini berisi tentang hasil penelitian, artikel ilmiah, makalah ilmiah dalam bidang kelisanan dalam bidang sastra dan budaya di Indonesia. Jurnal ini terbuka untuk para peneliti dan para penulis yang berminat dalam kajian tradisi lisan khususnya kelisanan dalam budaya dan sastra di ...