Claim Missing Document
Check
Articles

MENINGKATKAN PEMANFAATAN SEJARAH LOKAL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 KENDARI Prasetyo, Ryan R ezky; Basri, La Ode Ali; Syahrun, Syahrun
Jurnal Wahana Kajian Pendidikan IPS Vol 2, No 2 (2018): Terbit 2 kali dalam setahun
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.999 KB) | DOI: 10.33772/jwkp-ips.v2i2.7493

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui penerapan metode SQ3R (survey, question, read, recite, review). Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 bertempat di Kelas VI SDN Lemo Bajo Kabupaten Konawe Utara. Jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru siklus I pertemuan pertama adalah 68,00% dan pertemuan kedua 74,67%, meningkat menjadi 81,33% pada siklus II pertemuan pertama dan 94,67% pertemuan kedua, (2) persentase keberhasilan aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan pertama adalah 68,00% dan pertemuan kedua 73,33%, meningkat menjadi 81,33% pada siklus II pertemuan pertama dan 94,67% pertemuan kedua, (3) rata-rata nilai siswa siklus I adalah 69,81 meningkat menjadi 81,15 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 61,54% meningkat menjadi 92,31% pada siklus II.Kata kunci: kemampuan membaca, SQ3R
PERENCANAAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO Syahrun, Syahrun; Ornam, Kurniati
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gedung merupakan salah satu fasilitas penting dalam dunia pendidikan, Seperti halnya sebuah fakultas dalam perguruan tinggi. Untuk menjaga stabilitas pendidikan maka fasilitas didesain dengan memperhatikan standard dan aturanyang ada agar tercipta suasana yang nyaman, aman, dan memiliki nilai estetika. Dalam Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat sebegai fasilitas pendidikan memperhatikan standard-standar gedung pendidikan tinggi seperti kebutuhanruang, besaran ruang, kelengkapan bangunan, dan sirkulasi gedung. Selain untuk menaati norma atau aturan dalam sebuah institusi pemerintah dalam dunia pendidikan, hal ini dilakukan untuk menghasilkan suatu desain yang mampu menciptakan rasa nyaman, aman, dan memiliki nilai estetika secara arsitektural dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Fasiltas pendidikan yang memenuhi standard kenyaman dapat menciptakan stabilitas pendidikan yang baik dalam upaya mewujudkan cita-cita Bangsa dan Negara. Terciptanya insan-insan terdidik sebagai ikon yang memiliki integritas dan daya saing yang tinggi untuk bersaing dalam dunia internasional serta mampu mengelola daerah sendiri khususnya ilmu terapan dalam bidang Kesehatan Masyarakat.
IDENTIFIKASI TINGGALAN ARKEOLOGI PADA SITUS BENTENG WA SIDAKARI DI DESA KASAKA KECAMATAN KABAWO KABUPATEN MUNA Rida Rida; Syahrun Syahrun; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 5 No. 1: June 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v5i1.1159

Abstract

Benteng Wa Sidakari merupakan peninggalan warisan leluhur yang menjadi saksi sejarah dan cerminan kehidupan masa lampau Karena memiliki riwayat yang bersejarah dalam melawan serangan pasukan Tobelo. Penelitian ini bertujuan (1) menjelskan mengetahui dan mendeskripsikan benteng Wa Sidakari Benteng Wa Sidakari (2) mengetahui dan mendeskripsikan benteng Wa sidakari berdasarkan tinggalannya. Penelitian ini menggunakan konsep Arkeologi Keruangan dan menggunakan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa, observasi lapangan, serta tahap pengolahan data analisis kontekstual dalam menjawab permasalah penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa tinggalan arkeologi yang terdapat pada situs Benteng yaitu Benteng Wa Sidakari mempunyai 9 bastion,lubang pengintaian dan 2 makam. Sedangkan untuk fungsi Benteng Wa Sidakari yakni Sebagai tempat pemukiman, dan sebagai tempat pertahanan dan keamanan.
Changes in Tolaki People Burial in Southeast Sulawesi: From Boat-Shaped Grave Coffin (Soronga) to Boat-Shaped Islamic Tomb (Koburu Bangga) Syahrun Syahrun; Basrin Melamba
Jurnal Sejarah Citra Lekha Vol 7, No 1 (2022): Politik Ekonomi dan Identitas Budaya
Publisher : Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jscl.v7i1.45319

Abstract

The first burial system of Tolaki people in prehistoric times and ancient times adopted boat-shaped grave coffin known as soronga or oduni. There were large and small soronga and there were also decorated and undecorated or plain soronga. When Islam was introduced in the Mekongga Kingdom during the leadership of King/Bokeo Laduma in 17th century and in Konawe in 18th century, the burial system was adopted. However, the tradition of using boats experienced a change. During the Islamic era, there were two shapes of grave in the Islamic grave called as ninggeo-nggeo where the grave was placed in a hole made on the side of the excavation and tinandapa where the grave was placed in a hole made in the middle of the excavation and it was intended for elite and influential ruler. There were also four models of tomb types, namely circle (buboto/loelole), rectangular (konahuu), rectangular step pyramid, elongated (menda’a), and boat-shaped (obangga). koburu bangga tomb. The distribution pattern of the tombs varied, there were converging (metobu), circular, and spreading patterns. The shape of tombstone also varied, it resembled pappilus genital, round stone, wide wood and stone, human head, knights grinding stone (oliro). It was made of stone, river stone, mountain stone, wood, and even tree was also used as a tomb marker. The boat-typed tomb still maintained because a faith that the deceased need vehicles to go to their destination. It is also affected by maritime world at the past as well as technology that lived in the past used by a collective memory.
Historic Sites during the World War II in South Konawe, Southeast Sulawesi as a Source of Historiography Syahrun Syahrun; Rahmat Sewa Suraya; Sandy Suseno
IHiS (Indonesian Historical Studies) Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ihis.v6i1.13589

Abstract

The World War II in Indonesian territory at that time involved the Imperial Japanese Army against the military from the allies and was known later as “Theater of Pacific”. The massive military activities that took place in Indonesian territory during the World War II definitely left a lot of and varied material evidences. However, in fact, many of the material evidences from the World War II have been forgotten due to its dilapidated condition. One of the military operational areas where many evidences of the World War II can be found is South Konawe, precisely at Kendari II Airfield Site, which is now known as HLO Airfield (Halu Oleo Airfield). This research utilized archives and aerial photographs during the World War II combined with direct observation at the site and reconstruction efforts using excavated data. Based on the findings, it reveals the existence of the World War II remains at Kendari II Airfield area. It is also known that the condition of the most massive findings is located in the Japanese military administration and maintenance area during the World War II at Kendari II Airfield area. These remains can certainly be a source of historical writing of the Japanese Government Era in South Konawe.
PERANAN SULTAN MARDAN ALI DI KESULTANAN BUTON : 1647 -1654 Asniati Asniati; Syahrun Syahrun; La Ode Marhini
Journal Idea of History Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 Nomor 1, Januari - Juni 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i1.995

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil Sultan Mardan Ali, mengetahui peranan Sultan Mardan Ali terhadap Kesultanan Buton pada tahun 1647-1654, serta untuk mengetahui penyebab Sultan Mardan Ali bekerja sama dengan Kompeni Belanda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Kuntowijoyo dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) pemilihan topik; (2) pengumpulan sumber; (3) verifikasi sumber; (4) interpretasi sumber; (5) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sultan Mardan Ali atau La Cila lahir pada 5 hari bulan Maulid 980 Hijriah tahun 1573 M. Sebelum menjadi sultan, Mardan Ali menjabat sebagai Kapitalau atau panglima wilayah Timur Kesultanan Buton. Mardan Ali dilantik menjadi Sultan Buton ke-8 oleh Bhonto Siolimbona pada tahun 1647 dengan gelar Sultan Mardan Ali. Peranan Sultan Mardan Ali dalam Kesultanan Buton meliputi bidang politik, ekonomi, dan pemerintahan. Sultan Mardan Ali juga melakukan hubungan kerja sama dengan Belanda. Sultan Mardan Ali bekerja sama dengan bangsa Belanda sebab Sultan ingin melakukan pemulihan hubungan antara Buton dengan VOC yang sebelumnya kurang baik melalui perantara Sultan Ternate.
PERBUDAKAN DI KERAJAAN BONE PADA MASA PEMERINTAHAN RAJA LA MADDAREMMENG: 1631-1644 Fatma Fatma; Fitriana Fitriana; Syahrun Syahrun
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1123

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menjelaskan faktor penyebab perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. (2) Untuk mendeskripsikan wujud perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. (3) Untuk menjelaskan dampak perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. (4) Untuk menjelaskan penghapusan perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan 5 (lima) tahap dengan menggunakan pendekatan strukturis yaitu (1) Pemilihan topik. (2) Heuristik sumber. (3) Verifikasi sumber. (4) Interpretasi sumber. (5) Historiogr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perbudakan di Kerajaan Bone disebabkan oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor perang, faktor ekonomi dan faktor keturunan. (2) Wujud perbudakan yang terjadi di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644 ada 3 (tiga) yaitu budak sebagai barang dagangan, budak sebagai hamba sahaya dan budak sebagai buruh tani. (3) Dampak perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644 ada 3 (tiga) yaitu dampak bagi bangsawan, dampak bagi masyarakat dan dampak bagi budak. (4) Penghapusan perbudakan di Kerajaaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644 disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu pengaruh agama Islam dan Keputusan Raja La Maddaremmeng tentang penghapusan budak. La Maddaremmeng seorang Raja yang menganut agama Islam dan ingin menerapkan syariat Islam secara menyeluruh di Kerajaan Bone pada masa pemerintahannya, termasuk kedudukan manusia di muka bumi semua sama tanpa ada stratifikasi sosial. Raja La Maddaremmeng menetapkan keputusan untuk memerdekakan (membebaskan) semua budak yang dimiliki oleh tuan budak, kecuali budak turun temurun, namun juga harus diperlakukan sesuai dengan perikemanusiaaan.
PERANAN ZENDING BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TOLAKI DI POLI-POLIA KOLAKA BAGIAN TIMUR: 1918-1942 Ferdinand Sandu; Syahrun Syahrun; Hisna Hisna
Journal Idea of History Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i1.1299

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Peranan Zending bagi kehidupan Masyarakat Tolaki di Poli-Polia Kolaka bagian Timur: 1918-1942. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Kuntowijoyo dengan melalui lima tahapan kerja, yaitu (1) Pemilihan Topik, (2) Pengumpulan Sumber, (3) Kritik Sumber, (4) Interpretasi Sumber, dan (5) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Proses masuknya Zending di Poli-Polia terjadi pada tahun 1915. Kedatangan zending tersebut dilatarbelakangi oleh badan Pekabaran Injil atau badan penyebaran agama Kristen Protestan yang dalam Bahasa Belanda disebut Nenderlandsch Zending Vereninging (NZV). Selain itu latar belakang yang mendorong zending mengutus Ds. Hendrik van der Klift untuk masuk ke jazirah Sulawesi Tenggara adalah untuk memberitakan Injil dan melakukan pembaptisan kepada penduduk-penduduk pribumi yang ingin mengikuti ajaran agama Kristen Protestan. Selain menyebarkan agama Kristen Protestan, Ds. Hendrik van der Klift juga berperan dan memiliki misi di antaranya: (a) mendirikan Sekolah Rakyat dan Sekolah Guru guna mendidik para penduduk pribumi yang ada di pelosok-pelosok kampung, (b) mengajarkan masyarakat tentang kesenian bernyanyi dan melakukan perlombaan musik bambu, (c) mendirikan poliklinik guna memberikan pertolongan kepada masyarakat yang sakit dan mengajarkan kepada ibu-ibu tentang merawat bayi, (d) membaptis dan mengajarkan anak-anak dan para orang tua tentang kasih kristus serta mengajak para masyarakat untuk masuk agama Kristen Protestan, (e) memberikan pemahaman tentang cara bertani dan bercocok tanam menggunakan padi di areal persawahan dengan bantuan hewan ternak berupa kerbau dan sapi untuk membajak sawah, (f) memberikan bantuan kepada masyarakat berupa pakaian, makanan, tembakau, dan lain sebagainya.
SENJATA TRADISIONAL KINIA (PERISAI): BENTUK, STRUKTUR DAN FUNGSI BAGI SUKU TOLAKI DI SULAWESI TENGGARA Basrin Melamba; Marwati Marwati; Muhammad Sabaruddin Sinapoy; Syahrun Syahrun
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1456

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan identitas senjata tradisional kinia (perisai atau tameng) dari segi bentuk, struktur, bahan atau kelengkapan, model, dan fungsi kinia bagi suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Senjata kinia khususnya dipakai oleh kaum pria, terutama dari kalangan Raja (Mokole/Bokeo), bangsawan (anakia), dan para kesatria (Tamalaki dan Tadu). Kinia merupakan salah satu peralatan perang (momuho) yang berfungsi sebagai alat pelindung atau pertahanan pada suku Tolaki. Kinia terbuat dari kayu ringan (taliawa) yang berukuran kecil. Kinia sejenis perisai tongkat berbentuk memanjang (lonjor) dan pegangannya dihiasi dengan rambut serta cara penggunaannya yakni digenggam dengan tangan. Kinai memiliki panjang 60-75 cm dan lebar 20-30 cm. Pada bagian dalam kinia terdapat gagang tempat pegangan para Tamalaki dan Tadu. Sedangkan pada bagian pinggir dan luar diukir dengan motif pinetobo atau pinengisi olipa. Pada masa lalu kinia memiliki fungsi pertahanan, sosial, dan religi bagi para Tamalaki dan Otadu. Di masa kini, fungsi kinia telah pengalami perubahan yakni lebih kepada fungsi kesenian berupa tarian umoara.
MAKAM KUNO BELANDA DI KELURAHAN KANDAI KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Kiki Rukmana; Syahrun Syahrun; Sandy Suseno
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 1: June 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i1.1685

Abstract

Penelitian ini mengidentifikasi dan menjelaskan bentuk serta variasi nisan dan jirat (kijing) makam Belanda di Kelurahan Kandai Kota Kendari. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penalaran induktif yang bersifat deskriptif analitis. Untuk pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi dan wawancara. Sedangkan pengolahan data dilakukan analisis temuan survei dan interpretasi. Berdasarkan hasil temuan makam yang teridentifikasi sebanyak 35 makam dan diklasifikasikan berdasarkan arah hadap dan bentuk nisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arah hadap makam terbagi menjadi 4 arah yaitu selatan-utara, utara-selatan, barat-timur, dan timur-barat. 1) Orientasi arah selatan utara terdapat 9 makam dengan bentuk nisan nisan berbentuk segi tiga, kubus, terdapat lobang lonjong, limas, segi panjang, persegi dan berundak menyerupai bunga, menyerupai kubus, dan melengkung. 2) Orientasi utara selatan terdapat 6 makam dengan nisan berbentuk segi tiga, balok, persegi panjang, segitiga, dan kubus. 3) Orientasi barat timur terdapat 17 makam dengan nisan berbentuk segi panjang, segitiga, limas, kubus, melengkung menyerupai bentuk keranda, segi panjang dan pipih, serta menyerupai monument dan berbentuk lingkaran, dan 4) Berorientasi timur barat terdapat 3 makam dengan nisan berbentuk segi panjang berbentuk keranda, berbentuk segitiga, persegi panjang kondisi punggungan berbaring, dan berbentuk kubus.