Perencanaan infrastruktur umumnya dihadapkan dengan kondisi tanah yang tidak menentu. Walaupun berada pada lokasi yang sama sering juga mendapatkan bagian permukaan yang elevasi atau konturnya berbeda. Untuk memperbaiki permukaan lahan tersebut, salah satu metode pelaksanaan yang bisa digunakan adalah dengan melakukan proses penggalian tanah (cut) dan penimbunan tanah (fill). Galian dan timbunan bertujuan membuat permukaan tanah pada lokasi perencanaan konstruksi mempunyai kontur atau elevasi yang sama. Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan gudang yang berlokasi di Jl. Danau Lamo, Maro Sebo, Muaro Jambi, Jambi dan memiliki luas tanah berkisar 12000 m2. Proyek pembangunan gudang ini terletak di lahan perkebunan sawit dan memiliki kontur tanah yang tidak terlalu rata serta vegetasi pohon sawit yang ada. Sebelum memulai proses pengerjaan perataan tanah harus dilakukan pengukuran dan perhitungan volume galian dan timbunan pada area rencana pembangunan. Volume galian dan timbunan didapat dari pengukuran topografi, pada penelitian ini pengukuran topografi dibantu dengan alat ukur Total Station dan Drone (UAV) serta Data DEMNAS sebagai acuan perbandingan perhitungan volume dari kedua alat yang digunakan. Sehingga didapat kelebihan dan kekurangan dari alat Total Station maupun Drone dengan melihat kondisi di lapangan.
Copyrights © 2024