Salah satu masalah gizi yang banyak dialami remaja adalah status gizi lebih, baik kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Status gizi lebih dapat diakibatkan oleh faktor jenis kelamin, pengetahuan gizi, aktivitas fisik yang rendah, kebiasaan dan pola makan yang tidak baik, dan stres psikososial. Masalah gizi lebih pada remaja dapat mempengaruhi body image remaja atau puas tidaknya remaja terhadap bentuk tubuhnya. Body image sendiri juga dapat mengubah kebiasaan makan remaja, baik itu membatasi atau meningkatkan asupan makannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara body image dan kebiasaan makan dengan status gizi lebih pada remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah remaja putri usia 16-17 tahun yang duduk di kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 82 responden dengan teknik purposive sampling. Data body image diambil dengan kuesioner Body Shape Questionnarie (BSQ), data kebiasaan makan diambil dengan kuesioner Adolescent Food Habits Checklist (AFHC), dan data status gizi remaja diambil dengan menggunakan indeks massa tubuh menurut usia (IMT/U). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang digunakan untuk mengetahui karakteristik variabel. Hasil uji hubungan pada variabel body image dan status gizi lebih dengan Fisher’s Exact Test menunjukkan adanya hubungan dengan nilai p = 0,002 (<α = 0,05). Sedangkan, hasil uji hubungan pada variabel kebiasaan makan dan status gizi lebih dengan Spearman’s Correlation Rank menunjukkan adanya hubungan yang searah dengan nilai p = 0,0062. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin baik kebiasaan makan seseorang, maka akan mengarah pada status gizi yang normal.
Copyrights © 2024