engolahan tanah merupakan komponen utama usahatani agar dapat berproduksi maksimal. Sekitar 45% wilayah Indonesia dan sekitar 70% wilayah Kabupaten Ngada berupa dataran tinggi perbukitan dan pegunungan yang dicirikan oleh topofisiografi yang sangat beragam, sehingga membutuhkan manajemen budidaya pertanian di lahan dataran tinggi atau perbukitan. Artikel ini bertujuan untuk meyajikan pemahaman akan manajemen lahan perbukitan dengan pendeakatan teknik konservasi untuk usaha pertanian, yang dikaji dan disajikan menggunakan metode dan data dari pendekatan riset kepustakaan (library research). Hasilnya bahwa masalah utama dalam usahatani pada lahan kering berlereng atau perbukitan bila tanpa disertai tindakan konservasi tanah akan menimbulkan erosi tanah. Erosi tanah menyebabkan terjadinya kerusakan lahan pertanian berupa kemunduran sifat-sifat (fisik, kimia, dan biologi) tanah serta menurunkan produktivitas lahannya. Erosi tanah sangat merugikan, produktivitas tanahnya semakin rendah. Peranan teknik konservasi tanah sangat penting dalam menanggulangi erosi dan memperbaiki tanah yang telah rusak. Praktek penerapan teknik konservasi di lahan perbukitan kebanyakan menggunakan dua metode konservasi yaitu metode konservasi mekanik dan metode konservasi vegetatif. Hal ini karena daya dukung lahan (spesifik tapak, sifat dan watak tanah serta iklim) yang berlainan. Kesungguhan pengguna teknologi dan manajemen dalam menjalankan teknik konservasi tanah ikut menentukan keberhasilan peningkatan produksi usaha pertanian.
Copyrights © 2023