Indonesia, dengan keberagaman budaya, agama, dan etnis yang kaya, memerlukan pendidikan yang menanamkan wawasan multikultural sejak dini untuk membangun masyarakat yang harmonis. Pendidikan multikultural bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang setara bagi seluruh siswa. Hambatan dalam pendidikan multikultural antara lain kurangnya media pembelajaran dan rasa etnosentrisme tinggi dari siswa maupun guru. SDN 18 Sungai Raya menjadi contoh institusi yang menerapkan nilai-nilai multikultural dalam kegiatan sehari-hari. Praktik-praktik seperti salaman antara siswa dan guru piket setiap pagi, serta rutinitas piket yang melibatkan tugas memungut sampah dan menyiram bunga, menanamkan rasa saling menghormati, tanggung jawab, dan kerjasama. Konsep wawasan multikultural mencakup penghargaan terhadap keberagaman, inklusivitas, keadilan, interaksi antarbudaya, dan integrasi kurikulum. Implementasi multikulturalisme di SDN 18 Sungai Raya juga melibatkan pelatihan guru, menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung, serta melibatkan orang tua dan komunitas lokal. Moderasi beragama diterapkan melalui kebiasaan sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai saling menghormati dan kepedulian terhadap lingkungan. Dampak positif dari kebiasaan ini meliputi pembentukan karakter siswa yang disiplin dan bertanggung jawab, serta penghargaan terhadap keberagaman. Namun, terdapat tantangan seperti potensi ketidakadilan dalam pembagian tugas dan tekanan pada siswa. Secara keseluruhan, pendekatan ini berhasil membentuk siswa-siswi yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan menghormati keberagaman, meskipun dihadapkan dengan beberapa tantangan.
Copyrights © 2024