Nilai tambah merupakan penambahan nilai suatu produk sebelum dilakukan proses produksi dengan setelah dilakukan proses produksi. Pengolahan ubi kayu menjadi keripik dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah, dalam hal ini adalah meningkatkan keawetan ubi kayu sehingga layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan ubi kayu untuk memperoleh nilai jual yang tinggi dipasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang dihasilkan setelah pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu. Data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis metode Hayami. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka di peroleh kesimpulan pengolahan keripik ubi kayu memberikan keuntungan yang sebesar Rp. 2.942.313 per lima kali proses produksi selama satu bulan, efisiensi usaha pengolahan ubi kayu mentah menjadi keripik memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,31, pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu memberikan Nilai tambah bruto sebesar Rp.3.725.000, nilai tambah netto sebesar Rp.2.942.313, nilai tambah per bahan baku sebesar Rp.3.311,11 /Kg. Masa pengembalian modal (payback period) dari usaha ini adalah 19 bulan dengan BEP sebesar 10.44, IRR 24 %. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak dikembangkan.
Copyrights © 2024