Pendidikan kejuruan memiliki peran krusial dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap menghadapi dinamika industri. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia diharapkan mampu menyediakan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya dalam bidang teknologi konstruksi dan arsitektur. Penguasaan aplikasi desain 3D seperti Revit dan SketchUp menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan. Namun, penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kemampuan dalam menggunakan aplikasi ini masih terbatas di kalangan guru dan siswa SMK, terutama karena minimnya pelatihan dan akses sumber daya yang memadai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa SMK dalam penggunaan Revit dan SketchUp. Metode ini melibatkan siklus perencanaan, pelaksanaan, dan observasi. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan pada guru, namun siswa masih memerlukan tambahan pengetahuan lapangan untuk lebih efektif. Untuk mengoptimalkan hasil pelatihan, diperlukan modul tambahan tentang pengetahuan lapangan, proyek nyata, dan pembelajaran berbasis proyek (PBL). PBL terbukti meningkatkan keterampilan teknis dan soft skills seperti komunikasi dan manajemen waktu. Selain itu, keterlibatan industri dalam proyek memberikan wawasan praktis yang berharga. Integrasi pembelajaran berbasis proyek dan kemitraan dengan industri merupakan strategi penting dalam pendidikan kejuruan untuk memastikan lulusan SMK siap menghadapi tuntutan industri yang dinamis.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024