This Community Service Program (PKM) aims to utilize candlenut shell waste as additional aggregate in the manufacture of pressed bricks, providing an innovative solution for waste management while supporting sustainable development. Candlenut shell waste, which is abundant but often thrown away, is processed into environmentally friendly construction materials. Training was provided to brick craftsmen in Makassar to introduce new methods that can improve the quality and mechanical strength of bricks, including compressive strength and thermal insulation properties.The training activities lasted for six months, covering the preparation, implementation, and evaluation stages. Participants were trained on how to mix candlenut shell waste with other raw materials, molding techniques, and the curing process to ensure product quality. As a result, candlenut shell-based bricks have a lighter weight and competitive quality compared to conventional bricks, while providing ecological benefits by reducing the environmental footprint. The positive response from the community shows great potential for further development, including product variations and business opportunities based on this innovation. With continued support, this program not only improves community skills but also encourages collaboration to create real social and economic impacts, making waste management part of the green development solution. Abstrak Program Pengabdian Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah cangkang kemiri sebagai agregat tambahan dalam pembuatan batako press, memberikan solusi inovatif untuk pengelolaan limbah sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan. Limbah cangkang kemiri, yang melimpah namun sering terbuang, diolah menjadi bahan konstruksi ramah lingkungan. Pelatihan diberikan kepada pengrajin batako di Makassar untuk memperkenalkan metode baru yang mampu meningkatkan kualitas dan kekuatan mekanis batako, termasuk kekuatan tekan dan sifat insulasi termal. Kegiatan pelatihan berlangsung selama enam bulan, mencakup tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peserta dilatih tentang cara mencampur limbah cangkang kemiri dengan bahan baku lain, teknik pencetakan, hingga proses curing untuk memastikan kualitas produk. Hasilnya, batako berbasis cangkang kemiri memiliki bobot yang lebih ringan dan kualitas yang kompetitif dibandingkan batako konvensional, sambil memberikan manfaat ekologis dengan mengurangi jejak lingkungan. Respon positif dari masyarakat menunjukkan potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut, termasuk variasi produk dan peluang usaha berbasis inovasi ini. Dengan dukungan yang berkelanjutan, program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan masyarakat tetapi juga mendorong kolaborasi untuk menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang nyata, menjadikan pengelolaan limbah sebagai bagian dari solusi pembangunan hijau.