Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk menjamin pemerataan akses pendidikan, pemerintah Indonesia menerapkan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada jenjang SMP dan SMA. Namun, penerapan sistem ini di daerah terpencil menghadapi tantangan tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam penerapan sistem zonasi pada jenjang SMP dan SMA di daerah terpencil, serta memberikan rekomendasi untuk optimalisasi implementasinya. Metode penelitian meliputi studi kasus, analisis data sekunder, serta wawancara dengan pemangku kepentingan di daerah terpencil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi sistem zonasi di daerah terpencil menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, kualitas dan kuantitas tenaga pengajar yang belum memadai, serta dukungan pendanaan yang terbatas. Selain itu, terdapat kekhawatiran di kalangan masyarakat bahwa sistem zonasi akan membatasi akses mereka terhadap sekolah-sekolah yang dianggap lebih berkualitas di wilayah perkotaan. Kesimpulan penelitian menyarankan perlunya peningkatan infrastruktur pendidikan, program pelatihan guru, dan alokasi anggaran yang memadai untuk daerah terpencil. Selain itu, disarankan adanya sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat tentang manfaat sistem zonasi dalam menjamin pemerataan akses pendidikan. Dengan demikian, implementasi sistem zonasi di daerah terpencil dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan pemerataan akses pendidikan tanpa mengorbankan kualitas
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024